Lompat ke konten
Daftar Isi

Cut Loss Saham: Apa Itu dan Mengapa Harus Dilakukan?

cut loss

Dalam investasi saham, ada beberapa istilah yang wajib untuk diketahui. Salah satu istilah yang penting dipahami adalah cut loss. Sederhananya, istilah ini adalah memotong atau menghentikan investasi untuk menghindari kerugian. Pada pembahasan kali ini, akan dijelaskan secara lengkap tentang cut loss dalam saham, kapan dan bagaimana caranya. Untuk itu simak ulasan berikut ini.

Pengertian Cut Loss dalam Saham

Cut loss adalah keadaan ketika menjual saham di harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga belinya. Secara harfiah, inti dari strategi ini adalah cut (memotong) loss (kerugian), dilakukan untuk mencegah supaya tidak mengalami kerugian yang lebih banyak lagi.

Sebagaimana yang kita pahami, saham adalah instrumen investasi yang berisiko tinggi. Dalam dunia investasi saham, ada metode yang umumnya digunakan untuk meminimalisir dan mencegah kerugian signifikan. Metode tersebut adalah menetapkan batasan berdasarkan profil risiko kerugian yang dapat kita tanggung.

Misalnya, Anda telah menetapkan batas kerugian sebesar 10%. Jika kerugian telah mencapai batas tersebut, Anda dapat segera melakukan cut loss. Dengan demikian, Anda telah mencegah kerugian lebih lanjut dan menghindari potensi rugi yang lebih besar.

Saham TLKM
Contoh membeli saham TLKM di Rp. 3550/lembar dan cut loss saat harga menyentuh Rp. 3175/lembar.
Sumber: Yahoo Finance.

Sebagian investor memang sangat membenci cut loss dan memutuskan untuk tidak melakukannya. Dampaknya tentu saja saham yang dibeli harganya semakin menurun. Mindset ini harus segera ditinggalkan jika tidak ingin mengalami kerugian yang besar dalam investasi saham.

Strategi Cut Loss

Cut loss mesti ada dalam strategi seorang investor serta wajib dilakukan untuk bisa menjaga modal. Tanpa adanya cut loss, seorang trader atau investor tidak akan memiliki pengaman untuk menjaga modal ketika terjadi krisis finansial atau sesuatu di luar dugaan yang berdampak pada penurunan nilai saham. Karena itulah banyak yang menyebutnya dengan istilah protective stop.

Itu alasannya kami di Investbro menyarankan setelah investor memahami bagaimana cara membeli saham, langkah selanjutnya adalah memahami cara untuk membatasi kerugian. Strategi ini perlu dipelajari karena hanya membeli tanpa pernah menjual bukanlah prinsip yang akan membawa keuntungan dalam jangka panjang.

Risiko Jika Tidak Melakukan Cut Loss

Risiko paling signifikan yang mungkin muncul adalah terkuncinya modal di saham yang tidak lagi berkinerja baik.

Kita tidak pernah bisa memprediksi dengan pasti apa yang akan terjadi di masa depan, termasuk keadaan finansial sebuah perusahaan. Kemungkinan perusahaan tersebut tiba-tiba mengalami penurunan produktivitas dan kinerjanya menurun.

Jika Anda tidak menerapkan cut loss, modal yang telah Anda investasikan hanya akan terperangkap di saham tersebut. Sebaliknya mendapatkan keuntungan, Anda justru bisa menghadapi kerugian yang lebih besar.

Selain itu, risiko lain dari tidak melakukan cut loss adalah terancam oleh suspensi dan delisting. Jika perusahaan memiliki kondisi fundamental yang sangat buruk dan gagal menyampaikan laporan keuangan sesuai dengan standar Bursa Efek Indonesia, saham perusahaan tersebut bisa mendapat suspensi. Akibatnya, saham tersebut tidak bisa dijual secara bebas di pasar reguler.

Cara Menentukan Kapan Cut Loss Saham

Pertanyaan yang paling sering muncul ketika berbicara tentang hal ini adalah kapan waktu terbaik untuk melakukan cut loss. Bisa dikatakan bahwa waktu untuk melakukannya berbeda-beda, tergantung dari posisi mana Anda dalam investasi saham. Anda yang berperan sebagai trader aktif tentu berbeda dengan sebagai seorang investor untuk investasi jangka panjang.

1. Untuk seorang trader aktif

Apabila Anda adalah trader aktif, ketika saham yang Anda pegang berpotensi akan turun jauh lebih dalam lagi, artinya Anda harus segera menjual dan melakukan cut loss. Akan tetapi, apabila kemungkinan saham tersebut justru akan bangkit dan naik, maka sebaiknya tetap tahan saja saham tersebut.

Kunci untuk menentukan keputusan di sini adalah sebisa mungkin mengetahui bagaimana arah pergerakan dari saham tersebut selanjutnya, apakah akan naik dalam waktu singkat, stagnan, atau malah akan turun lebih dalam lagi.

Maksud dari waktu singkat di atas adalah dalam waktu kurang lebih satu tahun atau beberapa bulan. Ketika Anda memegang saham dalam posisi loss dan dalam waktu satu tahun naik ke harga semula, bisa dikatakan Anda tidak rugi dana, melainkan rugi waktu. Hal ini karena bagi seorang trader, satu tahun adalah waktu yang sangat berharga.

2. Untuk seorang investor

Berbeda lagi jika Anda berperan sebagai seorang investor. Langkah ini dapat Anda lakukan ketika sudah terjadi perubahan yang bersifat fundamental. Seorang investor yang membeli saham berdasarkan rasio fundamental harus selalu mengamati bagaimana kinerja fundamental perusahaan tersebut. Apabila kinerjanya semakin buruk dan kurang memungkinkan untuk kembali naik, saat itulah cut loss harus dilakukan.

Selain itu, bagi beberapa investor ada alasan-alasan lain untuk segera menjual saham, yakni ketika terdapat kabar buruk yang menyangkut perusahaan terkait. Tak hanya itu, ketika ada kemungkinan terjadi penurunan IHSG, investor memang harus menjual seluruh pegangan saham, khususnya saham yang pergerakannya dipengaruhi oleh indeks.

Apakah Cut Loss Adalah Bentuk Kegagalan?

Mungkin ada pertanyaan mengenai hal ini mengingat kerugian tetap akan didapat walaupun melakukan hal ini atau tidak. Namun, sebenarnya ketika melakukan ini bukan berarti Anda gagal dalam berinvestasi. Cut loss dalam investasi adalah salah satu bentuk dalam mengakui kekalahan. Dengan melakukan cara ini, dana yang ada tidak terkunci sehingga dapat digunakan untuk transaksi berikutnya.

Cara Menghindari Cut Loss

Apakah ada cara yang bisa dilakukan untuk menghindari cara ini? Tentu saja ada. Pertama, Anda wajib memiliki pengetahuan analisis teknikal yang baik. Jangan sekali-kali terjun ke investasi saham jika belum mengetahui betul tentang membaca grafik, melihat potensi saham di masa mendatang, dan menilai apakah saham layak dibeli atau tidak.

Kedua, saring seluruh saham yang berpotensi untuk trading. Hal ini karena saat ini jumlah saham sudah sangat banyak. Kondisi ini mungkin akan membingungkan pemula dalam memilih satu dari ratusan pilihan yang ada. Jangan terlalu nekat untuk melakukan trading pada saham-saham berisiko tinggi.

terakhir, Anda bisa mempelajari bagaimana trader lain melakukan analisis tentang saham. Akan tetapi, jangan pernah percaya sepenuhnya pada trader lain. Tetap gunakan pengetahuan untuk menentukan pilihan terbaik.

Cara Melakukan Cut Loss

Lalu, bagaimana cara untuk melakukan cut loss? Sebagai contoh, Anda telah memasang batas cut loss ketika mengalami kerugian di angka 10% dari harga modal. Jadi, ketika kerugian telah sampai batas, Anda bisa langsung menjual saham tersebut. Setelah menetapkan batas, Anda bisa menerapkan beberapa cara yang umum digunakan untuk melakukannya.

Cara pertama adalah secara manual. Artinya Anda menutup sendiri semua transaksi yang sudah dibuka dengan melakukan pertimbangan bahwa saham tersebut telah mengalami kerugian yang berlarut-larut.

Cara kedua adalah dengan menggunakan fitur stop loss otomatis yang tersedia di platform trading. Fitur ini akan membantu dalam melakukan persiapan. Hal ini karena fitur tersebut sudah otomatis terpasang di level tertentu sehingga ketika mencapai level tersebut transaksi akan otomatis dihentikan.

Itulah sedikit pembahasan mengenai cut loss dalam saham, kapan dan bagaimana caranya untuk melakukan. Bisa disimpulkan bahwa investasi saham memang sangat dekat dengan risiko besar. Cara terbaik untuk mengantisipasinya adalah menghentikan sesegera mungkin ketika terus terjadi kerugian.

Melvern Pradana

Melvern Pradana

Melvern Pradana adalah seorang investor yang aktif menanam modal di pasar saham, cryptocurrency, P2P lending, dan reksa dana. Idolanya adalah Warren Buffett dan Peter Thiel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *