Lompat ke konten
Daftar Isi

Daftar Saham Asuransi Terbaik di BEI (2023)

Daftar Saham Asuransi Terbaik di BEI

Ada banyak perusahaan keuangan yang bergerak di Indonesia. Tidak hanya perbankan, sektor keuangan ini juga termasuk perusahaan investasi, multifinance dan juga asuransi. Beberapa diantara perusahaan tersebut bahkan sudah listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Perusahaan asuransi adalah perusahaan keuangan yang menyediakan jasa perlindungan terhadap risiko yang bisa terjadi di masa depan. Produk yang ditawarkan oleh perusahaan ini ada berbagai macam, mulai dari untuk keperluan pribadi seperti asuransi pendidikan dan kesehatan, hingga produk untuk sesama perusahaan (B2B), seperti bancassurance. Dari sekian banyak perusahaan asuransi yang beroperasi di Indonesia, berikut ini daftar saham asuransi terbaik:

1. Paninvest Tbk (PNIN)

Rekomendasi saham asuransi yang pertama datang dari anggota Panin Group, Paninvest Tbk (PNIN). Perusahaan ini didirikan pada tanggal 24 Oktober 1973 sebagai PT Pan Union Insurance Ltd. Nama ini tidak berubah hingga PNIN melantai di bursa pada tahun 1983. Perusahaan ini bergerak di bidang asuransi umum dan memiliki anak (PT Panin Dai-chi Life) yang bergerak di bidang asuransi jiwa dan merupakan hasil joint venture dengan Dai-chi Life Holding Inc. 

Sempat dijual dengan harga Rp1.235 per lembar pada awal tahun 2023 lalu, kini saham dengan kode PNIN ini hanya dijual dengan harga sebesar Rp860 per lembar saja. Penurunan yang cukup tajam ini senada dengan perkembangan kondisi keuangan terbaru perseroan yang mengalami penurunan laba dari 2 triliun rupiah menjadi 1,4 triliun rupiah pada periode September 2022- September 2023. 

Namun demikian apabila dilihat dari laba komprehensifnya, laba perusahaan ini justru membaik pada periode tersebut karena nilai keuntungan yang belum direalisasi atas aset keuangan, yang mengecil dari 2,2 triliun menjadi 52 juta. 

2. Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk (MREI)

Rekomendasi saham selanjutnya adalah Maskapai Reasuransi Indonesia Tbk atau MREI. Sesuai dengan namanya, perusahaan ini bergerak di bidang reasuransi atau perusahaan yang bertugas untuk melindungi perusahaan asuransi lainnya dari berbagai risiko yang bisa timbul dari bisnis yang mereka jalani. Perusahaan ini diperlukan sebagai salah satu cara distribusi dan mitigasi risiko. 

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1953 dan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias right issue pada tahun 2021 lalu. Saat ini perusahaan ini mengcover berbagai jenis produk, mulai dari asuransi jiwa, kecelakaan baik itu korporasi maupun ritel dan syariah.

Saat ini saham MREI dijual dengan harga Rp1.540 per lembar atau turun sekitar 63,7% dibandingkan dengan Maret tahun 2023 lalu yang mana saham ini sempat dijual dengan harga di atas Rp4.000 per lembar.  Namun demikian, dari sisi keuangan, saham MREI justru menunjukkan performa yang cukup apik sepanjang Januari- September 2023 lalu. 

Baik pendapatan maupun laba bersih perusahaan ini tercatat mengalami peningkatan secara YoY. Pendapatan perusahaan kurang lebih naik sebesar 12% dari 1,9 triliun rupiah menjadi 2,1 triliun rupiah. Di sisi lain, laba bersih perusahaan ini naik 37,2 miliar menjadi 38,8 miliar rupiah. Mengingat pada September 2022 perusahaan ini mencatatkan kerugian atas perubahan nilai wajar aset keuangan sebesar 65 miliar, sementara pada tahun 2023 nilai akun ini hanya “9 miliar”, maka dapat disimpulkan kalau pada tahun 2023 MREI berhasil mengubah kerugian menjadi keuntungan. 

3. Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU)

PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) adalah anak usaha PT Pertamina (BUMN) yang bergerak di bidang layanan produk keuangan ini. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 25 November 1981, tapi baru IPO pada tahun 2018 lalu. 

Layanan yang disediakan oleh perusahaan ini setidaknya ada 3 macam, yaitu asuransi korporasi, retail dan syariah. Untuk korporasi, TUGU melayani perusahaan di berbagai bidang, mulai dari sektor energi, kelautan, kesehatan dan lain sebagainya. Semua produk asuransi korporasi TUGU telah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing nasabah. Hal ini mengingat bahwasanya setiap perusahaan memiliki risiko yang berbeda-beda. 

Di sisi lain, fokus utama produk TUGU untuk nasabah retail adalah asuransi kecelakaan dengan premi yang cukup terjangkau. Adapun untuk produk syariah, perusahaan ini menawarkan produk untuk kecelakaan (termasuk jika terjadi saat haji) dan untuk properti. 

Per 14 Maret 2024, Tugu dijual dengan harga Rp1.110 per lembar atau naik 16,84% per lembar dibandingkan Maret tahun 2023 lalu. Hal ini senada dengan kinerja keuangan perusahaan ini yang menunjukkan performa positif hingga triwulan 3 tahun 2023. Tercatat laba tahun berjalan perusahaan ini naik dari 262 miliar rupiah pada September 2022 menjadi 1,13 triliun pada September 2023. 

Namun demikian apabila diteliti lebih lanjut, peningkatan laba ini cenderung karena adanya peningkatan sumber pendapatan lain di luar usaha. Tercatat perusahaan ini membukukan keuntungan investasi hingga 768 miliar rupiah pada September 2023. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya yang hanya sekitar 530 miliar rupiah.

4. Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI) 

Di posisi ke-4 ada Malacca Trust Wuwungan Insurance Tbk (MTWI). Perusahaan yang berafiliasi dengan salah satu perusahaan sekuritas ternama di Indonesia ini didirikan pada tahun 1952 dan baru listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2017 lalu. 

Saat ini bisnis MTWI meliputi asuransi kendaraan bermotor, properti, pengangkutan, perjalanan, kesehatan dan kecelakaan diri. Untuk memudahkan nasabah, kini premi asuransi MTWI bisa dibayarkan dengan 4 cara, yaitu autodebet/ autokredit, transfer melalui internet banking BCA, melalui ATM atau menggunakan dompet digital Doku.

Saham MTWI tercatat mengalami bearish trend yang cukup kuat sepanjang Maret 2023 – Maret 2024. Sempat dijual dengan harga di atas Rp100 per lembar, kini saham perusahaan asuransi ini dijual dengan harga Rp76 saja per lembarnya.

Akan tetapi, penurunan harga saham tersebut nyatanya berkebalikan dengan kinerja bisnis perusahaan ini sepanjang September 2022 – September 2023. Pada triwulan 3 tahun 2023, MTWI berhasil membukukan laba komprehensif sebesar 12,2 miliar rupiah. Padahal pada triwulan 3 tahun 2022, perusahaan ini justru membukukan kerugian di atas 8 miliar rupiah. 

Hal ini karena adanya peningkatan jumlah pendapatan MTWI yang naik dari 16,8 miliar rupiah menjadi 42,8 miliar rupiah. Dengan pergerakan jumlah beban usaha yang relatif lebih kecil, maka tidak heran jika laba perusahaan ini meningkat cukup tajam.  

5. Victoria Insurance Tbk (VINS)

VINS atau Victoria Insurance Tbk adalah perusahaan yang menyediakan berbagai layanan di bidang ini, seperti asuransi harta benda, kecelakaan bermotor, kecelakaan diri hingga berbagai jenis layanan yang telah disesuaikan dengan kebutuhan industri. 

Perusahaan ini berdiri pada tahun 1978 dengan nama PT Asuransi Agung Asia. Setelah diakuisisi oleh Victoria Group pada tahun 2010, perusahaan melakukan berbagai perubahan, seperti mengganti nama, menghuni gedung baru, hingga IPO di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015. 

Per 14 Maret 2024, saham VINS dijual dengan harga Rp166 per lembar. Meskipun tampak murah, namun nyatanya harga saham perusahaan asuransi ini sudah mengalami kenaikan hingga 64,36% dalam satu tahun terakhir. 

Hal ini tidak mengherankan, sebab secara keuangan memang pada tahun 2023, VINS menunjukkan performa yang apik. Pendapatan perusahaan ini naik sebesar 67,8% secara YoY dari September 2022 ke September 2023. Pada periode yang sama, laba bersih naik dari 669 juta menjadi 5,98 miliar rupiah. 

Hanya saja apabila dilihat dari laba komprehensif perusahaan ini, sepanjang tahun 2023, VINS masih mencatatkan kerugian komprehensif. Kerugian komprehensif perusahaan ini turun dari 58 miliar pada September 2022 menjadi 21 miliar rupiah pada September 2023. 

6. Asuransi Bintang Tbk (ASBI)

Asuransi Bintang Tbk adalah perusahaan yang didirikan oleh beberapa mantan pejuang kemerdekaan negeri ini, seperti Soedarpo Sastrosatomo, Idham, Wibowo, Pang Lay Kim dan lain sebagainya pada tahun tanggal 17 Maret 1955. Sebagai salah satu perusahaan asuransi tertua di Indonesia, perusahaan ini mulai menjadi perusahaan publik pada tahun 1989. 

Saat ini produk dari perusahaan ini terdiri dari asuransi untuk:

  • Kebakaran dan harta benda
  • Pengangkutan
  • Kecelakaan diri
  • Rekayasa
  • Kendaraan Bermotor
  • Terorisme dan Sabotase
  • Uang
  • tanggung gugat pihak ketiga
  • untuk UMKM

Selain itu, perusahaan ini juga mengembangkan aplikasi e-cargo untuk penerbitan sertifikat asuransi marine cargo dan dalam waktu dekat ini ASBI juga berencana untuk menerbitkan aplikasi untuk layanan lainnya.

Harga saham ASBI tercatat melonjak hingga 58,6% dalam 1 tahun terakhir. Dijual dengan harga sebesar Rp450 per lembar pada Maret 2023, kini saham asuransi ini dijual dengan harga Rp720 per lembar. Ini artinya, jika Anda memiliki 10 lot saham ini pada Maret 2022 lalu dengan harga sebesar Rp45.000, maka saat ini nilai aset Anda sudah naik menjadi Rp72.000. 

Namun demikian, apakah pergerakan harga saham ini sesuai dengan kinerja keuangan nya? Ternyata selama September 2022- September 2023, ASBI mencatatkan kinerja yang cukup apik.  Perusahaan ini tercatat memiliki laba bersih sebesar 11,6 miliar rupiah pada September 2023 lalu atau naik 2 kali lipat dibandingkan laba bersih pada bulan yang sama di tahun 2022. 

Jumlah laba bersih ini berbeda dengan jumlah laba komprehensif-nya. Laba komprehensif ASBI tercatat mencapai 22,5 triliun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laba komprehensif-nya pada September 2022. Akan tetapi peningkatan laba komprehensif ini lebih disebabkan oleh adanya keuntungan atas revaluasi aset tetap. 

7. Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT)

Rekomendasi saham asuransi ke-8 adalah PT.Asuransi Jasa Tania Tbk (ASJT). Perusahaan yang juga sering disebut dengan JASTAN ini menyediakan berbagai layanan jasa asuransi standar, seperti asuransi kebakaran, kendaraan bermotor, kesehatan dan lain sebagainya. 

Didirikan pada tanggal 25 Juni 1979 sebagai Maskapai Asuransi Jasa Tania, perusahaan ini mulai listing di bursa pada tahun 2003 atau 24 tahun setelah didirikan. Perkembangan bisnis ASJT tidak hanya berhenti di situ. Pada tahun 2015, perusahaan ini juga menambah kantornya dan memiliki 13 kantor cabang dan 10 kantor pemasaran dan pada tahun 2020 mengembangkan aplikasi JASTAN Apps. 

Apabila dilihat dari perubahan harga sahamnya, harga saham asuransi ini terbilang stabil di angka Rp117-Rp130 per lembar dalam 1 tahun terakhir. Namun apabila dilihat dari kinerja keuangannya, Asuransi Jasa Tania tercatat memiliki kinerja yang lebih apik apabila dibandingkan dengan kinerja perusahaan ini pada tahun 2022. 

Hingga Desember 2022, JASTAN memang mencatatkan laba komprehensif yang lebih besar dibandingkan Desember 2023. Namun laba yang besar tersebut lebih disebabkan oleh adanya pendapatan dari kegiatan non operasional. Hal ini berkebalikan dengan laba perusahaan ini pada tahun 2023 yang meskipun tidak lebih besar, namun didapatkan dari kegiatan operasional. 

8. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE)

PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk (LIFE) adalah perusahaan yang kini berada di bawah naungan Mitsui Sumitomo Insurance. Meskipun namanya Sinarmas, namun sejak tahun 2020, lembaga keuangan asal Jepang tersebut menguasai lebih dari 80% saham perusahaan, sementara Sinarmas Group sendiri hanya memiliki 12%. 

PT. Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk didirikan pada tahun 1985 sebagai PT Asuransi Jiwa Purnamala Internasional Indonesia (PII). Setelah sempat berganti nama beberapa kali, perusahaan ini lantas go public dengan mencatatkan sahamnya di bursa pada tahun 2019. 

Pada tahun 2022 lalu perusahaan ini bekerjasama dengan Bank BTN untuk mengembangkan bisnis bancassurance di perusahaan tersebut. Bancassurance adalah hasil kerja sama perusahaan perbankan dengan perusahaan asuransi untuk memberikan layanan asuransi kepada nasabah bank tersebut.

Nah, itu tadi rekomendasi saham asuransi yang ada di Bursa Efek Indonesia. Bagaimana, sudah siap investasi saham asuransi hari ini?

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *