Lompat ke konten
Daftar Isi

Daftar Saham Bank Syariah Terbaik di Indonesia (2023)

Islamic banking

Dalam beberapa tahun kebelakang ini, industri perbankan di Indonesia semakin berkembang dengan adanya perusahaan keuangan baru termasuk perusahaan keuangan berbasis digital. Namun sayangnya, tidak semua bank, termasuk yang berbentuk digital, cocok untuk investasi berbasis syariah entah karena mengandung bunga atau ada simpanan yang dialokasikan untuk investasi yang haram secara hukum Islam.

Perlu diingat bahwasanya saat ini terdapat dua jenis perbankan syariah di Indonesia. Jenis yang pertama adalah sebagai Unit Usaha Syariah (UUS) dari bank konvensional contohnya seperti Unit Usaha Syariah CIMB Niaga. 

Adapun jenis yang kedua adalah Bank Umum Syariah (BUS) atau perusahaan yang sudah berdiri sendiri sebagai perusahaan di luar entitas induknya. Berbeda dengan jenis yang pertama, BUS bisa listing di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan tersendiri (tidak bergabung dengan induknya).

Daftar Saham Bank Syariah Terbaik

Nah, salah satu cara untuk memilih bank umum syariah (BUS) yang cocok untuk menjadi tempat investasi Anda adalah dengan melihat daftar saham bank syariah terbaik di Indonesia berikut ini:

1. Bank Syariah Indonesia (BRIS)

Bank Syariah Indonesia (BSI) adalah perusahaan yang lahir dari hasil merger Bank Syariah Mandiri (BSM), BNI Syariah, dan BRI Syariah pada Februari tahun 2021 lalu. Bank ini memiliki kode saham BRIS karena “numpang” kode saham syariah BRI Syariah yang sudah lebih dahulu IPO pada tahun 2018. Dengan penggabungan ini, maka tidak heran jika BSI kini menjadi salah satu bank dengan nilai aset terbesar di Indonesia.

Per Januari 2023, BRIS berhasil mengumpulkan kapitalisasi pasar senilai 52,73 triliun rupiah. Hal ini menjadikan perusahaan ini sebagai bank syariah dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. 

Dari 9 miliar saham BRIS yang beredar, 51% diantaranya dikuasai oleh Bank Mandiri. Dalam hal ini publik hanya memiliki 6,15% porsi saham BRIS. Kira-kira 43% sisanya dibagi antara BNI, BRI dan beberapa institusi lainnya.

BRIS juga merupakan salah satu saham syariah terbaik yang patut dipertimbangkan investor.

2. Bank Aladin Syariah (BANK)

Bank Aladin Syariah adalah salah satu perusahaan keuangan yang baru-baru ini meluncurkan bank digital. Awalnya, perusahaan ini dimiliki oleh Maybank dengan beberapa partner yang berganti-ganti. 

Saat ini 58%% saham perusahaan ini dimiliki oleh PT. Aladin Global Ventures dan sisanya 42% sisanya dimiliki oleh publik. Perusahaan ini kini memiliki 13 miliar lembar saham yang beredar di bursa dengan total kapitalisasi pasar 19,5 triliun. Hal ini menjadikannya sebagai perusahaan keuangan syariah dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar kedua di Indonesia.

3. Bank BTPN Syariah (BTPS)

Bank BTPN syariah adalah unit usaha syariah (UUS) milik Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) sebelum akhirnya memisahkan diri menjadi perusahaan baru pada tahun 2014 dan menjadi perusahaan publik pada tahun 2018. 

Saat ini, perusahaan berkode saham BTPS ini  memiliki 7,6 miliar saham terdaftar dan menjadi bank syariah dengan nilai kapitalisasi pasar ketiga terbesar dengan nilai  19 triliun rupiah. Dari jumlah saham tersebut, 70% diantaranya kini dimiliki oleh BTPN sementara 30% lainnya menjadi milik publik, treasury stock dan Arief Ismail.

Karena memiliki fundamental yang solid serta unit usaha yang stabil, BTPS merupakan salah satu saham sektor perbankan terbaik di Indonesia.

4. Bank Panin Dubai Syariah (PNBS)

Bank Panin Dubai Syariah (PNBS) adalah Bank Umum Syariah (BUS) yang dimiliki oleh Panin Group. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2009 sebagai hasil kerjasama antara PT Bank Panin Tbk dan Dubai Islamic Bank. 

Pada tahun 2014, perusahaan ini secara resmi melantai di bursa efek dengan kode saham PNBS. Kini perusahaan ini telah menjadi saham bank syariah dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar keempat senilai 2 triliun rupiah. 

Prospek Perbankan Syariah Di Indonesia

Bank syariah adalah lembaga keuangan yang melayani simpan pinjam menggunakan mekanisme syariah. Berbeda dengan perbankan biasa, bank syariah tidak boleh membiayai kreditur yang bergerak di bidang yang di larang oleh agama Islam, seperti jual beli minuman keras atau rokok (masih dianggap makruh). Selain itu, bank syariah juga diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS) dan Dewan Syariah Nasional (DSN) dari MUI untuk memastikan kualitas kinerjanya.

Dengan lebih dari 200 juta penduduk Indonesia beragama Islam, maka tidak mengherankan kalau secara umum dan natural prospek industri perbankan syariah di negeri ini cukup bagus. Apalagi juga fakta bahwa kondisi demografi penduduk Indonesia didominasi oleh generasi muda yang relatif lebih melek keuangan. 

Data dari OJK pada 22 September 2022 menyebutkan bahwa hingga periode tersebut, jumlah aset bank syariah di Indonesia telah naik 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah di Indonesia sudah mulai meningkat. Namun apabila dilihat dari pangsa pasarnya, pangsa pasar bank syariah di Indonesia masih kecil, yaitu 7% saja. Ini artinya, masih ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh bank-bank syariah di negeri ini untuk memecah dominasi bank umum konvensional.

Dilihat dari segi bisnisnya, potensi bisnis perbankan syariah di negeri ini juga masih sangat luas. Pertama, bank syariah bisa bekerjasama dengan instansi lain yang menyelenggarakan program donasi, seperti masjid atau lembaga amal. Pasalnya, Indonesia adalah salah satu negara yang paling dermawan di seluruh dunia. Kedua, bank syariah juga bisa bekerjasama dengan BEI dalam hal penyelenggaraan pasar modal syariah, misalnya dengan program zakat saham. Sebab, saat ini pasar modal syariah di Indonesia juga sedang berkembang.

Ketiga, tentunya bank syariah juga bisa mengembangkan wholesale banking untuk melayani nasabah dari kalangan bisnis maupun perusahaan besar. Keempat, seiring dengan maraknya perbankan digital saat ini, bank syariah juga bisa mengembangkan bank digital mereka sendiri. Hanya saja, memang masalah teknis seperti keamanan data nasabah tetap harus dikelola dengan baik.

Namun untuk memaksimalkan potensi tersebut, tentunya ada tantangan-tantangan yang harus dihadapi. Selain masalah keamanan data yang telah disebutkan sebelumnya, bank syariah juga harus mengahadapi perbankan konvensional yang notabene sudah berdiri jauh lebih lama di negeri ini dan memiliki aset yang lebih besar. Kedua, bank syariah juga harus meningkatkan penetrasi perbankan syariah dengan terus mengedukasi masyarakat mengenai perbedaan bank jenis ini dan bank konvensional.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *