Lompat ke konten
Daftar Isi

10 Contoh Investasi Jangka Panjang Terbaik dan Menguntungkan

Aset Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi yang dipegang dalam jangka waktu yang panjang, biasanya di atas 3 tahun. 

Tujuan investasi jangka panjang umumnya merupakan tujuan yang membutuhkan dana besar, seperti rumah, dana pensiun, uang sekolah anak, uang masuk universitas dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, uang untuk ini dipersiapkan sejak dini. Lantas instrumen investasi apa yang cocok untuk mendapatkan tujuan jangka panjang tersebut?

Berikut ini contoh investasi jangka panjang terbaik yang memberikan keuntungan tinggi:

1. Saham

Saham adalah sertifikat atau surat berharga bukti kepemilikan investor terhadap sebagian modal sebuah perusahaan. Dengan membeli surat berharga ini di pasar modal, investor bisa secara tidak langsung sudah memiliki sebagian dari perusahaan tersebut dan berhak atas sebagian keuntungan yang mereka peroleh. 

Keuntungan investasi saham terwujud dalam dua bentuk, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain adalah selisih antara harga yang harus dibayarkan investor saat membeli saham ini, dan harga yang akan mereka dapatkan jika menjualnya kembali. Adapun dividen adalah sebagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada investor.

Saham adalah instrumen investasi yang bagus untuk jangka panjang karena harganya yang cenderung naik dalam waktu lebih dari tiga tahun. Harga saham-saham yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) misalnya, dalam 5 tahun terakhir cenderung naik 20%. Ini artinya, jika pada September 2017 Anda membeli saham senilai Rp1.000.000, saham Anda saat ini akan bernilai Rp1.200.000. Tentu lumayan bukan?

Karenanya, berinvestasi di saham yang cocok untuk jangka panjang merupakan salah satu cara paling umum untuk meningkatkan nilai aset.

2. Reksa Dana Saham

Rekomendasi investasi jangka panjang berikutnya adalah reksa dana saham.

Salah satu masalah dengan investasi saham adalah modal awalnya yang cukup besar. Pasalnya, untuk satu kali membeli saham, Anda harus membeli 100 lembar (1 lot). Jadi apabila harga 1 lembar sama dengan 1.000, maka setidaknya Anda harus mengeluarkan uang Rp100.000 dalam satu kali transaksi. 

Masalah lainnya adalah, untuk memilih saham berkualitas terbaik, investor dituntut untuk mampu memeriksa dan menganalisis kondisi keuangan penerbit dan riwayat harga saham tersebut, yang mana tidak semua orang bisa melakukannya. Solusi dari dua permasalahan ini adalah dengan membeli reksa dana saham. 

Reksa dana adalah kontrak investasi kolektif yang diterbitkan dan dikelola oleh manajer investasi. Adapun yang dimaksud dengan reksa dana saham adalah kontrak investasi kolektif yang terdiri dari berbagai saham dalam satu unitnya.

Berbeda dengan saham, investor bisa membeli instrumen ini hanya dengan Rp10.000 per unit. Tidak hanya itu, uang investor juga akan dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian dialokasikan ke saham-saham yang menguntungkan. 

Meskipun instrumennya berbeda, namun investor reksa dana saham juga berhak untuk mendapatkan dividen dan capital gain, serta tetap akan terpapar dengan fluktuasi harga saham terkait. Oleh sebab itu, instrumen investasi yang satu ini juga merupakan contoh investasi jangka panjang yang cocok untuk investor pemula.

3. Exchange Traded Fund (ETF)

Exchange traded fund (ETF) adalah instrumen yang mirip dengan reksa dana (berupa kontrak investasi kolektif). Hanya saja dalam ETF, manajer investasi hanya bertugas menerbitkan instrumen ini saja dan investor harus mengelola portofolio investasinya secara langsung selayaknya saham. 

Sejauh ini, produk-produk ETF yang ada di Indonesia masih merupakan ETF yang berisi saham-saham yang tergabung dalam indeks tertentu. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa pemilik ETF juga berhak atas capital gain, dividen dan akan terpapar fluktuasi harga saham. Akibatnya, investasi pada instrumen ini juga lebih cocok untuk jangka panjang.

4. Emas

Contoh investasi jangka panjang yang cocok untuk pemula selanjutnya adalah emas. Emas disebut sebagai instrumen investasi karena harganya yang cenderung naik setiap tahun. Pasalnya, jumlah penawarannya terbatas (emas termasuk sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui), sementara permintaannya relatif konstan. 

Dalam artikel keuntungan investasi emas dalam satu tahun terbukti bahwa rata-rata  tingkat kenaikan harga emas dari tahun 1971-2019 adalah 10,6% per tahun atau tingkat kenaikan harga logam mulia ini pada tahun 1971-2020 sekitar 5.600%. 

Tingkat kenaikan harga ini cenderung lebih tinggi apabila kondisi ekonomi nasional dan internasional sedang krisis. Emas termasuk investasi aman jangka panjang karena dianggap sebagai instrumen safe haven yang akan tetap stabil menghadapi inflasi. Akibatnya, ketika krisis harga emas cenderung naik karena banyak investor dan trader yang membeli instrumen ini.

Berbeda dengan ketiga instrumen contoh investasi jangka panjang sebelumnya, investasi emas dapat dilakukan dengan beberapa cara mulai dari yang paling tradisional seperti membeli perhiasan emas dan emas batangan hingga yang paling modern melalui trading emas. Setiap model investasi emas memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, sehingga Anda juga perlu memilihnya dengan hati-hati. 

Selain itu, investasi emas juga tidak akan mendapatkan dividen dan keuntungannya hanya bergantung pada capital gain saja. Jadi, pastikan Anda membeli emas dan menjualnya kembali pada waktu yang tepat. 

5. Deposito Berjangka

Salah satu alternatif investasi jangka panjang yang menguntungkan dan paling tradisional adalah deposito berjangka. Produk investasi ini disediakan oleh berbagai bank di Indonesia. Konsepnya sederhana, yaitu investor hanya menyetorkan sejumlah dana kepada bank dan dia akan mendapatkan bunga bulanan dari dana yang diinvestasikan tersebut. 

Ini artinya, investor pemula atau nasabah tidak perlu pusing memikirkan alokasi investasi yang mereka berikan. Dana tersebut akan disalurkan bank dalam bentuk pinjaman kepada masyarakat. Sebagai lembaga keuangan yang diatur ketat di Indonesia, bank juga tidak akan menyalurkan dana nasabah kepada sembarang orang. 

Selain karena praktis, deposito berjangka cocok untuk investasi jangka panjang karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), khususnya jika nilai deposito Anda tidak lebih dari 2 miliar rupiah. Ini artinya, Anda berhak mendapatkan ganti rugi apabila deposito yang Anda miliki hilang atau bank penyedia jasa tersebut bangkrut. 

Hanya saja kekurangan deposito berjangka adalah tingkat bunga yang bisa lebih rendah dibandingkan inflasi, tidak bisa dicairkan sewaktu-waktu dan ada setoran minimal. Banyak bank-bank besar yang mempersyaratkan setoran deposito minimal Rp5.000.000-Rp10.000.000. 

6. P2P Lending

Nyaris seperti deposito, investasi di P2P Lending juga praktis. Investor hanya diminta untuk menyetorkan sejumlah dana kepada perusahaan P2P Lending dan dana tersebut nantinya akan disalurkan kepada mitra sementara investor akan mendapat bunga pada periode tertentu. Mitra ini bervariasi, mulai dari bisnis UMKM sampai dengan perusahaan besar. 

Bedanya P2P lending dengan deposito adalah, produk ini tidak diterbitkan oleh bank, melainkan oleh perusahaan P2P Lending. Selain itu, batas minimum investasi di P2P Lending ini juga bervariasi tergantung dengan kebijakan masing-masing perusahaan. Ada perusahaan yang menyediakan P2P Lending senilai Rp100.000, tapi ada juga yang minimum Rp1.000.000 atau Rp2.000.000. 

Perbedaan lain antara P2P Lending dengan deposito adalah dalam mekanisme P2P, di mana investor dapat memilih sendiri perusahaan yang akan dia jadikan emiten. Biasanya, untuk keperluan ini informasi investasi pada P2P Lending tersebut juga dilengkapi dengan dokumen semacam prospektus dan laporan keuangan. 

Meskipun mirip, nyatanya investasi melalui P2P Lending relatif lebih berisiko dibandingkan dengan deposito. Hal ini karena:

  • Investor bisa memilih sendiri perusahaan yang akan diberi dana. 
  • Minimal investasi bervariasi, ada yang bisa dimulai dengan Rp100.000 saja, tetapi juga ada yang minimal jutaan rupiah. 
  • Umumnya, mekanisme pengajuan pinjaman di P2P Lending lebih mudah dibandingkan bank. Hal ini berarti tidak menutup kemungkinan mitra P2P tersebut mengalami gagal bayar. 
  • Untuk menyeimbangkan risiko tersebut, umumnya P2P Lending menawarkan imbal hasil (bunga) yang lebih besar dibandingkan dengan deposito. 
  • Tidak ada pasar sekunder sebagaimana saham. Ini berarti, investor tidak bisa mengamati pergerakan harga instrumen P2P miliknya dan tidak bisa menjualnya ketika dibutuhkan. 
  • Rawan penipuan P2P Lending bodong atau perusahaan P2P Lending legal yang bangkrut akibat kredit macet. 

Oleh sebab itu, sebelum berinvestasi pada instrumen yang satu ini, investor diminta untuk lebih berhati-hati.

7. Properti

Investasi properti adalah salah satu instrumen investasi jangka panjang yang paling menguntungkan. Pasalnya, luas tanah untuk pemukiman semakin terbatas, sementara jumlah perkembangan manusia tidak terbatas. Padahal, setiap manusia membutuhkan hunian dan berbagai fasilitas pendukungnya. Maka dari itu, tidak heran jika harga tanah dan bangunan terus naik, apalagi di daerah perkotaan. 

Kelebihan dari investasi ini adalah potensi passive income yang besar. Namun, kekurangannya adalah instrumen investasi relatif kurang likuid (tidak mudah dijual atau disewakan), dan membutuhkan modal besar. Selain itu, investasi properti juga membutuhkan usaha perawatan yang intensif. Tentu calon pelanggan tidak ingin mampir ke properti yang memiliki kondisi fisik buruk bukan? 

Untungnya saat ini sudah banyak aplikasi dan situs properti yang bisa Anda manfaatkan untuk memasarkan properti yang Anda miliki. Dengan aplikasi tersebut, properti Anda bisa menjangkau calon konsumen yang lebih luas. 

Jika Anda tertarik untuk berinvestasi properti, berikut ini beberapa tipe properti yang bisa Anda bangun, beli dan atau sewakan:

  • Apartemen sewa maupun jual. 
  • Rumah kontrakan. 
  • Rumah yang dijual.
  • Homestay atau penginapan.
  • Kost-kostan yang disewakan untuk harian, bulanan dan tahunan.
  • Ruko dan perkantoran. 
  • Lahan parkir (jika tanah saja). 
  • Lahan olah (jika disewakan untuk dikelola orang lain). 

Silahkan dipilih sesuai dengan anggaran yang Anda miliki dan lokasi properti incaran Anda. 

8. Obligasi Jangka Panjang

Obligasi adalah surat utang yang diterbitkan oleh emiten (bisa perusahaan, pemerintah atau lembaga) dengan tujuan untuk mendapatkan pinjaman dari investor. Emiten penerbit instrumen ini nantinya wajib membayarkan kupon (mirip dengan bunga deposito) yang dibayarkan secara rutin pada periode tertentu. 

Berbeda dengan saham, obligasi memiliki jangka waktu. Pada akhir jangka waktu ini, emiten wajib mengembalikan uang investasi investor. Tenor obligasi ini bervariasi mulai dari bulanan, 1 tahun, 3 tahun dan bahkan sampai 10 tahun. Namun, saat ini banyak obligasi yang diterbitkan untuk jangka menengah. Oleh sebab itu, umumnya instrumen ini dikenal sebagai instrumen investasi jangka menengah. 

Untuk investasi jangka panjang, Anda bisa memilih obligasi dengan tenor di atas 5 tahun, entah itu 10 atau bahkan 20 tahun. Kelebihan dari obligasi jangka panjang adalah tingkat kupon-nya yang lebih tinggi dibandingkan instrumen lainnya. Kekurangannya adalah, risikonya juga lebih besar. Pasalnya, dalam jangka panjang akan ada banyak hal yang bisa mempengaruhi nilai obligasi, mulai dari kenaikan suku bunga, resesi, inflasi dan lain sebagainya. 

9. Forex

Forex trading adalah transaksi jual beli mata asing. Umumnya, forex diperdagangkan secara trading jangka pendek, akan tetapi tidak menutup kemungkinan juga instrumen yang satu ini diperdagangkan untuk jangka panjang. 

Keuntungan forex diukur utamanya diukur dari selisih harga beli mata uang dengan harga jualnya. Misalnya, Anda membeli USD dan menjual rupiah pada tahun 2020 ketika USD/IDR setara dengan 14.000. Jika Anda menjual USD dan membeli rupiah pada tahun 2022 ketika nilai USD/IDR 15.000, maka Anda akan mendapatkan keuntungan senilai 1.000 per unit mata uang. Artinya, jika Anda punya 1.000 dolar, maka keuntungan Anda adalah sebesar Rp1.000.000. 

Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwasanya keuntungan investasi jangka panjang dengan forex terjadi apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar menurun (kecuali jika Anda memperjualbelikan pasangan mata uang yang lain).

Meskipun tampak menguntungkan, namun investasi jangka panjang di forex juga memiliki tantangan besar. Hal ini karena forex adalah pasar aset yang paling likuid di dunia, sehingga harganya mudah sekali berubah. 

Selain itu, trading forex juga membutuhkan kemampuan ekstensif di bidang investasi, ekonomi makro dan seluk beluk trading. Pasalnya, kondisi ekonomi makro dan pergerakan trader lainnya akan cukup berpengaruh dalam pasar ini, khususnya apabila kebijakan ekonomi makro tersebut datang dari negara-negara maju dan trader yang bergerak merupakan trader institusi. Jika Anda tertarik mempelajari instrumen ini, Anda bisa mengunduh aplikasi belajar trading forex untuk mempertajam kemampuan.

10. Skill

Banyak orang yang mengira kalau investasi hanya berupa memperjualbelikan aset keuangan saja, dengan tanpa menyadari bahwa investasi di bidang skill itu juga penting dan menguntungkan untuk jangka panjang. Seperti yang telah disebutkan di atas, investasi adalah kegiatan mengorbankan sumber daya yang dimiliki saat ini untuk keuntungan di masa depan. 

Investasi skill atau keahlian dan pengetahuan baru menuntut Anda untuk mengorbankan waktu dan uang yang Anda miliki saat ini dengan harapan bahwa skill tersebut akan berguna nantinya. Lalu, apa sih keuntungan investasi pada skill baru? Dalam jangka panjang, memiliki kemampuan dan pengalaman baru akan menjadikan Anda seseorang yang tahan banting karena memiliki banyak opsi. 

Misalnya, Anda saat ini merelakan waktu dan sebagian pendapatan Anda untuk belajar Bahasa Inggris, tulisan maupun lisan. Setelah mendapatkan sertifikasi kemampuan berbahasa Inggris, Anda tidak hanya bisa membaca dan menulis dalam bahasa tersebut, tetapi juga peluang karir Anda meningkat dari yang awalnya pekerja kantoran saja, bisa menjadi interpreter, translator atau guide untuk turis. 

Jika sertifikasi ini dibutuhkan dalam pekerjaan Anda, Anda bahkan bisa meminta kenaikan gaji. Menarik bukan? Untungnya, saat ini investasi skill juga bisa dilakukan secara online dengan mengikuti berbagai kursus yang Anda minati. 

Nah, itu tadi 10 investasi jangka panjang yang paling menguntungkan. Jangan lupa, Anda harus memilih instrumen investasi tersebut sesuai dengan kebutuhan, budget dan alokasi waktu Anda. Jangan lupa, konsisten dan disiplin adalah kunci kesuksesan dalam investasi apapun.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *