2024 sudah memasuki pertengahan tahun. Dalam 6 bulan kebelakang ini, ada banyak perubahan kondisi ekonomi dan sosial politik yang bisa mempengaruhi harga saham di sebuah negara, mulai dari pemilu Indonesia tahun 2024, hingga konflik timur tengah antara Israel, Palestina dan Iran.
Perubahan kondisi sosial ekonomi ini tidak dipungkiri dapat membuat pergerakan harga saham yang tidak pasti. IHSG misalnya, diperkirakan akan tembus nilai 7.700 pasca pemilu, namun setelah pemilihan umum ini berlangsung, nilai IDX Composite ini justru turun hingga sempat menyentuh angka 7.036.
Namun demikian, hal ini bukan berarti outlook pasar modal Indonesia sepenuhnya negatif. Sebagai investor, Anda harus bisa menentukan saham yang akan naik di tengah ketidakpastian ekonomi sekalipun. Berikut ini prediksi saham yang akan naik tahun 2024:
Apa yang Mempengaruhi Naiknya Harga Saham?
Sebelum membahas prediksi saham yang akan naik pada tahun 2024, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu faktor-faktor yang bisa mempengaruhi harga saham secara umum, sehingga Anda bisa melakukan analisis secara mandiri mengenai saham yang Anda pilih. Berikut ini beberapa faktor yang bisa mempengaruhi naik turunnya harga saham:
1. Kondisi keuangan dan bisnis perusahaan
Sebagai investor, khususnya investor jangka panjang, tentunya Anda harus memilih saham dengan kondisi fundamental baik dan bahkan kalau bisa merupakan saham undervalue. Untuk mendapatkan saham seperti ini, tentunya Anda harus mengetahui kondisi keuangan bisnis perusahaan penerbit saham tersebut. Oleh karena itu, tidak heran jika apabila kinerja bisnis perusahaan membaik, saham perusahaan tersebut akan diburu, begitu pula sebaliknya.
2. Pemberitaan positif dan negatif
Arus informasi yang sampai ke telinga investor dapat mempengaruhi keputusan investor tersebut untuk investasi. Beberapa informasi penting tersebut, seperti berita penerbitan dividen, berita penerbitan saham baru baik itu menggunakan skema right issue maupun private placement dan kebijakan perusahaan lainnya. Misalnya, perusahaan memutuskan untuk menambah modal dengan private placement maka ada kecenderungan pasar akan bearish karena nilai saham investor lama akan mengalami dilusi.
Pemberitaan positif dan negatif ini termasuk kondisi musim dan kebudayaan masyarakat Indonesia, seperti pemilu, lebaran dan lain sebagainya. Sebab dengan variabel budaya seperti ini akan ada beberapa sektor saham yang diuntungkan.
3. Pergerakan investor bandar
Pergerakan investor dengan modal besar atau investor bandar, seperti Lo Kheng Hong juga dapat mempengaruhi harga saham. Selain karena modalnya besar, sehingga bisa membeli lebih banyak saham dibandingkan orang biasa, investor bandar baik individu maupun institusi juga dinilai memiliki kemampuan analisis yang lebih baik, sehingga analisis yang mereka lakukan bisa dianggap lebih valid.
4. Pergerakan investor asing
Selain investor bandar, sebagai investor, Anda juga harus mengamati pergerakan investor asing, baik itu individu maupun institusi. Sebab dengan nilai tukar mata uang rupiah ke dolar yang rendah, satu dolar investasi asing bisa digunakan untuk membeli banyak saham sekaligus, sehingga sedikit banyaknya investasi asing dapat mendorong perubahan arah trend pasar.
Apalagi investasi asing secara tidak langsung juga menggambarkan kondisi perekonomian dunia secara umum. Sederhananya, apabila The Fed memotong FFR, maka investor asing bisa jadi tidak segan untuk berinvestasi di pasar negara berkembang, seperti Indonesia, sehingga bisa mendorong harga saham di negeri ini.
5. Kondisi ekonomi makro
Kondisi ekonomi makro sebuah negara maupun dunia internasional juga dapat mempengaruhi harga saham di Indonesia. Misalnya, perang Rusia-Ukraina yang membuat harga bahan tambang di pasar internasional mahal, sehingga emiten tambang di negeri ini mengalami bullish trend dan lain sebagainya.
Terdapat beberapa variabel ekonomi makro yang perlu Anda pertimbangkan, yaitu:
- Inflasi Indonesia maupun Amerika Serikat.
- Suku bunga acuan baik itu BI Rate maupun Federal Funds Rate (FFR).
- Harga komoditas di dunia, seperti batubara, minyak, dan gandum.
- Konflik antar negara.
- Kebijakan fiskal pemerintah, seperti pemotongan subsidi, pajak dan lain sebagainya.
Dari berbagai faktor ekonomi dunia di atas, terdapat dua faktor yang diperkirakan akan dominan dalam menentukan kinerja saham Indonesia sepanjang sisa tahun 2024 ini, yaitu konflik antar negara dan suku bunga acuan FFR. Dengan meletusnya konflik antara Iran dan Israel, diperkirakan pasokan minyak mentah dunia akan terganggu, sehingga harga minyak mentah dunia akan terkerek naik. Hal ini kemudian bisa merembet pada harga BBM dan bahan pokok lainnya di dalam negeri.
Adapun suku bunga FFR, The Fed memberitakan tidak akan memotong atau meningkatkan suku bunga acuan Amerika Serikat tersebut dengan segera, mengingat gelombang inflasi AS belum mencapai target yang diinginkan oleh lembaga keuangan tersebut. Hal ini bisa berakibat banyaknya investor asing yang beralih ke investasi di AS dan peningkatan suku bunga acuan BI. Peningkatan suku bunga acuan BI pada akhirnya akan membuat investasi saham dipandang kurang menguntungkan dibandingkan dengan obligasi atau produk pasar uang lainnya.
Sektor Saham yang Akan Naik Tahun 2024
Harga saham pasti akan naik turun sesuai dengan supply dan demand dari pasar dan sentimen pasar saham tersebut. Saham sektor keuangan misalnya. Saham sektor ini umumnya merupakan saham yang naik saat pemilu karena tingginya potensi penyaluran uang baik dari maupun ke dalam negeri. Akan tetapi, apabila The Fed menolak untuk menurunkan FFR (ini artinya BI Rate akan tetap tinggi), potensi pendapatan dan keuntungan sektor keuangan juga bisa terganggu.
Sama seperti saham sektor keuangan, saham sektor konsumen juga merupakan saham yang naik saat lebaran dan pemilu. Akan tetapi jika harga minyak dunia dan komoditas bahan baku dunia naik, maka saham sektor ini berpotensi kontraksi karena penurunan daya beli masyarakat.
Hanya saja, kenaikan harga minyak dunia juga berpotensi mendongkrak kinerja saham sektor energi, seperti Medco, Elnusa dan Perusahaan Gas Negara. Tidak menutup kemungkinan juga, kenaikan harga minyak dunia akan menjadi sentimen yang baik untuk saham pertambangan nikel, mengingat nikel adalah bahan tambang yang dibutuhkan untuk membuat baterai kendaraan energi terbarukan.
Harga saham akan terus berfluktuasi sesuai dengan kondisi pasar. Saham yang berpotensi menjadi trend pada awal tahun 2024 belum tentu akan menjadi trend lagi pada paruh kedua tahun ini karena banyaknya sentimen negatif. Oleh karena itu, sebagai investor Anda sebaiknya tidak hanya bergantung pada perubahan trend, tetapi juga mencari saham kualitas terbaik untuk jangka panjang.