Lompat ke konten
Daftar Isi

Reksa Dana Pasar Uang: Pengertian, Jenis, Keuntungan

RDPU - Reksa dana pasar uang

Ada banyak jenis instrumen investasi yang bisa Anda pilih, mulai dari yang berisiko tinggi, seperti saham sampai yang berisiko rendah, seperti reksa dana. Di antara sekian banyak instrumen investasi di pasar modal tersebut, reksa dana pasar uang adalah yang paling aman.

Mengapa demikian? Simak ulasannya berikut ini.

Pengertian Reksa Dana Pasar Uang

Reksa Dana Pasar Uang (RDPU) adalah jenis reksa dana yang sebagian besar nilai aktiva bersihnya dialokasikan untuk disimpan di instrumen pasar uang, seperti uang kas, deposito berjangka, dan Surat Berharga Bank Indonesia.

Sementara sebagian yang lain umumnya dialokasikan untuk obligasi jangka pendek, yaitu obligasi dengan tanggal jatuh tempo kurang dari 1 tahun. Untuk lebih mudahnya, mari kita ambil contoh dari rincian salah satu produk Reksa Dana Pasar Uang berikut ini:

Contoh alokasi RDPU, di mana dana ditempatkan di pasar uang dan obligasi.
Gambar 1: Contoh alokasi reksa dana pasar uang (RDPU)

Dari gambar 1 di atas terlihat bahwasanya seluruh dana nasabah dialokasikan untuk investasi di instrumen pasar uang, dengan rincian 44,5% pasar uang, seperti deposito berjangka dan kas, 41,37% untuk obligasi korporasi yang kemudian dirinci lagi menjadi beberapa perusahaan di atas, dan 14,13% untuk obligasi pemerintah.

Karena adanya diversifikasi ke obligasi ini, return instrumen ini umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan deposito berjangka biasa. Namun, risikonya juga lebih tinggi dibandingkan deposito biasa. Pasalnya, perusahaan yang menerbitkan obligasi masih ada risiko kebangkrutan, sementara investasi obligasi tidak dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana deposito berjangka.

Tingkat Risiko Reksa Dana Pasar Uang

Meskipun masih lebih tinggi dibandingkan deposito berjangka, namun apabila dibandingkan dengan instrumen pasar modal yang lain, seperti saham atau obligasi (secara langsung), risiko investasi di Reksa Dana Pasar Uang relatif lebih rendah. Sebab:

  1. Diversifikasi. Dari gambar 1 di atas, Anda bisa mendapati kalau pembelian 1 unit Reksa Dana Pasar Uang saja akan dialokasikan untuk beberapa instrumen sekaligus, seperti obligasi pemerintah, deposito dan beberapa obligasi korporasi. Ini artinya, kalau ada 1 perusahaan penerbit obligasi di atas pailit, Anda masih memiliki penghasilan dari obligasi di perusahaan lain, obligasi pemerintah dan deposito berjangka.
  2. Hak klaim obligasi. Sudah banyak diketahui bahwasanya investor obligasi berhak untuk mengklaim aset sebuah perusahaan terlebih dahulu dibandingkan investor saham apabila perusahaan tersebut pailit. Hal ini berarti, kalau sebuah emiten obligasi RDPU Anda pailit, paling tidak manajer investasi berhak mendapatkan bagian aset perusahaan tersebut.
  3. Ada bagian dari diversifikasi yang dilindungi LPS. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan di perbankan (termasuk deposito) dengan jumlah maksimal 2 miliar rupiah. Ini artinya, Anda masih berpeluang mendapatkan penghasilan pasif dari deposito meskipun obligasi dan komponen lainnya mengalami kerugian dalam waktu yang bersamaan.

Berapa Keuntungan Reksa Dana Pasar Uang?

Karena relatif aman, keuntungan yang diperoleh dari investasi pada instrumen ini umumnya juga lebih rendah dibandingkan dengan instrumen investasi pasar modal lainnya. Setiap Reksa Dana Pasar Uang pasti memiliki tingkat keuntungan yang berbeda. Untuk penggambaran penuhnya, berikut ini contoh keuntungan di beberapa produk instrumen ini.

Daftar reksa dana pasar uang beserta detail keuntungannya.
Gambar 2: Contoh keuntungan reksa dana pasar uang (RDPU)

Dalam gambar 2 di atas, terlihat bahwasanya tingkat imbal hasil beberapa produk Reksa Dana Pasar Uang dalam 1 tahun ini berkisar antara 3,62%-4,76%. Berbeda dengan instrumen investasi lainnya, reksa dana bukan merupakan objek wajib pajak, sehingga persentase keuntungan di atas merupakan persentase keuntungan bersih.

Sebagai perbandingan, mari kita lihat dari data suku bunga deposito bulanan dari Kontan, berikut ini:

Rincian suku bunga perbankan
Gambar 3: Contoh keuntungan suku bunga deposito perbankan

Dari gambar 3 di atas terlihat bahwasanya suku bunga deposito tahunan di beberapa bank di Indonesia rata-rata berkisar antara 1%-3,98%. Bahkan suku bunga deposito tahunan di Bank Mandiri pun rata-rata hanya 2,5%. Perlu diingat bahwasanya pendapatan suku bunga deposito ini bukan pendapatan bersih. Nasabah masih harus menanggung pajak sebesar 20% dari keuntungan.

Namun apabila dibandingkan dengan reksa dana saham, keuntungan Reksa Dana Pasar Uang masih lebih kecil. Berikut ini contoh kenaikan harga beberapa produk RDS dalam 1 tahun terakhir:

Reksa dana saham di Bibit beserta keuntungannya.
Gambar 4: Contoh keuntungan reksa dana saham

Dari gambar di atas jelas bahwasanya keuntungan reksa dana saham bisa berkisar antara 16%-36% dalam setahun. Tingkat keuntungan ini, walau bagaimanapun setara dengan tingkat risiko investasinya.

Siapa Yang Cocok Berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang?

Reksa Dana Pasar Uang cocok untuk investor pemula dengan profil risiko konservatif dan investor dengan tujuan investasi jangka pendek.

Alasannya adalah:

  • Relatif lebih aman risiko, sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
  • Bisa dimulai hanya dengan Rp10.000. Saat ini banyak produk RDPU yang bisa dibeli hanya dengan uang Rp10.000 saja dan bisa diisi ulang kapan pun Anda mau. Tentu hal ini cocok untuk investor pemula yang masih perlu banyak belajar investasi. Apabila dibandingkan dengan deposito, jumlah minimum pembelian ini tentu tidak seberapa, mengingat beberapa bank mematok setoran deposito minimal Rp5.000.000-Rp10.000.000 dan tidak bisa di top-up.
  • Tidak perlu mengelola sendiri. Berbeda dengan saham dan obligasi, investasi reksa dana akan dikelola oleh manajer investasi, sehingga investor pemula tidak perlu pusing menentukan saham atau obligasi mana yang cocok dibeli.
  • Relatif lebih mudah dicairkan. Mencairkan Reksa Dana Pasar Uang biasanya hanya membutuhkan waktu 2 hari kerja. Durasi ini memang lebih lama dibandingkan mencairkan dana deposito, akan tetapi durasi ini lebih cepat kalau dibandingkan dengan proses pencairan RDS atau RDO.

Selain itu, proses pencairan reksa dana juga bisa dilakukan kapan pun selama hari kerja dan tidak dikenakan biaya penalti jika mencairkan dana lebih cepat daripada yang seharusnya. Hal ini berbeda dengan deposito berjangka yang harus dicairkan tepat waktu atau kalau tidak nasabah akan kena dana penalti.

Cara Memilih RDPU Dengan Baik

  1. Tentukan profil risiko terlebih dahulu. Profil risiko ini penting untuk menentukan instrumen investasi yang cocok untuk Anda.
  2. Lihat fund fact sheet reksa dana. Tentu tidak semua investor Reksa Dana Pasar Uang akan nyaman kalau manajer investasi menginvestasikan porsi besar dari NAB-nya ke obligasi korporasi yang relatif berisiko lebih tinggi dibandingkan obligasi negara, seperti contoh di atas. Dokumen ini biasanya tercantum pada setiap profil produk reksa dana.
  3. Manfaatkan fitur screening reksa dana untuk memilih instrumen dengan karakteristik tertentu, seperti nilai NAB tertinggi, expense ratio terendah atau nilai drawdown terendah. Expense ratio adalah biaya yang dibutuhkan pihak manajer investasi untuk mengelola reksa dana tersebut, sedangkan nilai drawdown adalah selisih antara harga terendah dan tertinggi instrumen investasi ini pada periode waktu tertentu.
Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *