Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa Itu Saham Gorengan? Berikut Ciri dan Contohnya

Hati-hati Saham Gorengan!

Istilah gorengan ternyata tidak hanya dipakai dalam dunia kuliner saja. Dalam dunia investasi pun ada yang namanya berspekulasi dalam saham gorengan yang sangat berisiko. Namun, sebenarnya apa itu saham gorengan dan mengapa patut diwaspadai oleh investor dan trader, terutama investor pemula? Berikut penjelasan lengkapnya.

Pengertian Saham Gorengan

Saham gorengan adalah saham dari perusahaan dengan fundamental buruk yang mengalami kenaikan tidak wajar. Kenaikan harga tersebit terjadi akibat adanya rekayasa oleh pelaku pasar yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Pelaku tersebut dalam dunia investasi kerap disebut dengan bandar saham.

Istilah gorengan sendiri sebenarnya merujuk pada sifat gorengan yang renyah dan enak saat masih hangat namun melempem ketika sudah dingin. Hal ini mirip dengan perilaku beberapa pihak spekulan di pasar modal yang cenderung mengambil keuntungan dengan trading ketika harga saham naik secara signifikan dan akan ditinggalkan ketika harganya jatuh.

Saham seperti ini biasanya merupakan saham dari perusahaan yang memiliki kinerja buruk sehingga sangat berisiko bagi para investor. Sayangnya, para bandar ini justru memanfaatkan keadaan dengan cara memanipulasi pergerakan harga sehingga terlihat memiliki kinerja yang baik.

Grafik saham gorengan FIRE, terlihat naik turun tidak wajar.
Contoh fluktuasi salah satu saham gorengan. Via: idnfinancials.

Saham gorengan jarang terjadi pada emiten blue chip dengan market cap besar.

Risiko yang Perlu Diperhatikan

Karena ada rekayasa yang dilakukan oleh oknum tertentu, sudah jelas jika saham gorengan akan sangat merugikan investornya. Jika Anda sampai membeli saham semacam ini setidaknya ada dua risiko dalam investasi yang perlu diwaspadai yaitu sebagai berikut:

1. Kerugian mencapai puluhan persen

Hal ini disebabkan fluktuasi harga saham sangat besar sehingga memungkinkan Anda untuk mengalami kerugian dalam jumlah besar jika harga saham tersebut turun drastis. Bahkan, harganya bisa turun sangat drastis bahkan bisa menyentuh harga Rp 50 per lembar.

Harga saham POSA turun ke Rp. 50 karena terindikasi gorengan.
Investor pada saham POSA akan mengalami kerugian besar, harganya turun drastis ke Rp. 50.

2. Saham tidak bisa dijual kembali

Saham buruk seperti gorengan ini biasanya rawan terkena Auto Rejection Bawah (ARB). Hal ini membuat harganya berada dalam harga ARB. Sayangnya, ARB ini tidak hanya bisa terjadi sekali saja tapi bisa berkali-kali. Bahkan, bisa saja saham tersebut menjadi tidak bernilai karena perusahaan bangkrut dan akhirnya delisting.

Jika hal ini terus berlanjut maka saham bisa saja akan dibekukan dari trading sehingga Anda hanya bisa membeli saham tersebut tapi tidak bisa menjualnya kembali sampai batas waktu yang belum ditentukan. Hal ini akan merugikan investor karena akan ada opportunity cost yang disebabkan oleh uang yang tertahan.

3. Merupakan Spekulasi

Meskipun spekulasi ini berpotensi sangat merugikan tapi bagi beberapa kalangan justru bisa memberikan keuntungan yang besar sebab modalnya cukup saham dengan harga murah. Bahkan, keuntungannya bisa mencapai ratusan persen dalam waktu singkat jika bisa melihat peluang yang ada. Jika Anda tertarik memilikinya maka pintar-pintarlah memilih saham yang tepat.

Meskipun mampu memberikan keuntungan besar, risiko yang harus ditanggung juga sangat besar. Perlu kemampuan tinggi untuk mengelola saham semacam ini. Oleh sebab itu, kehati-hatian merupakan hal yang perlu Anda utamakan.

Siapa yang Cocok Dengan Investasi Seperti Ini?

Karena risikonya yang sangat tinggi maka jelas saham gorengan sangat tidak disarankan untuk para investor atau trader pemula. Karena perlu pengalaman serta pengetahuan yang dalam soal pasar saham maka emiten-emiten seperti ini lebih cocok bagi Anda yang memang sudah senior dalam bidang trading serta ingin untung cepat.

Karena merupakan spekulasi, berinvestasi di saham yang penuh risiko seperti ini perlu langkah yang matang sehingga tidak bisa asal apalagi bersikap emosional. Selain itu, investasi berisiko seperti ini juga tidak bisa dijadikan investasi dalam jangka panjang. Oleh sebab itu, Anda harus paham menganalisa sentimen pasar serta tahu benar kesalahan yang terjadi saat berinvestasi.

Ciri-Ciri Saham Gorengan

Agar tidak tertipu membeli saham semacam gorengan ini, Anda sebaiknya perlu belajar cara mengetahui saham gorengan seperti apa. Sebab menurut beberapa kabar, cirinya semakin lama semakin sulit untuk dikenali. Berikut beberapa ciri saham gorengan yang perlu kalian ketahui:

1. Berada dalam daftar Unusual Market Activity (UMA)

Harga saham yang naik secara signifikan dalam 2 hari berturut-turut merupakan salah satu indikasi saham gorengan. Biasanya, saham seperti ini mengalami kenaikan hingga batas terbesar harian atau Auto Reject Atas (ARA) sehingga terindikasi UMA. Oleh sebab itu, pihak Bursa Efek Indonesia (BEI) biasanya akan langsung turun tangan untuk memperingatkan para investor.

Perlu diketahui, saham perusahaan-perusahaan kelas atas dengan harga di atas Rp 5 ribu per lembar saja memiliki ARA sekitar 20%. Sementara itu, saham sedang yang rata-rata memiliki harga Rp 200 sampai Rp 5 ribu per lembar memiliki ARA sebesar 25%. Sisanya memiliki ARA sebesar 35% per hari.

2. Nilai dan jumlah transaksi tidak normal

Kebanyakan emiten-emiten yang bisa digoreng adalah saham lapis kedua atau ketiga. Kedua kategori saham tersebut biasanya memiliki volume serta nilai transaksi yang tidak terlalu besar. Namun, ketika bandar mulai ikut campur menggoreng harga saham maka transaksinya akan bergerak naik secara tidak wajar. Bahkan ada yang bisa mengungguli perusahaan unggulan. Karenanya Anda sebaiknya memantau pergerakan bandar saham agar dapat mengetahui pergerakan pasar.

3. Kinerja keuangannya tidak sesuai dengan kenaikan harga saham

Karena kenaikan harga yang terjadi merupakan hasil rekayasa maka jangan heran jika kinerja keuangannya tidak terlalu menggembirakan. Meskipun ada juga perusahaan yang kinerjanya tumbuh mencapai 50% tapi ada juga yang justru turun drastis ketika harga sahamnya naik signifikan. Bahkan, kadang tidak dilengkapi dengan laporan dari internal perusahaan.

4. Sangat sulit untuk dianalisis

Karena kinerja keuangannya yang tidak sesuai harga saham maka saham seperti ini akan sangat sulit atau bahkan tidak bisa dianalisis sama sekali. Hal ini disebabkan oleh rasio keuangan serta valuasinya yang sangat besar melebihi kompetitornya.

5. Bid dan offer yang tidak wajar

Bid merupakan istilah yang dipakai untuk antrean membeli saham ketika berada di harga terendah. Sedangkan offer adalah istilah untuk antrean penjualan ketika berada di harga tertinggi. Saham gorengan biasanya memiliki volume serta jumlah transaksi yang sangat besar. Namun, posisi baik bid maupun offer sahamnya tidak merata.

Cara Main Saham Gorengan

Jika Anda sudah terlanjur membeli saham gorengan maka sebaiknya Anda perlu menyiapkan strategi khusus agar tidak terjebak dan mengalami kerugian. Berikut beberapa cara menyiasati investasi saham gorengan.

1. Jangan disimpan terlalu lama

Karena fluktuasi harganya sangat tinggi maka disarankan untuk tidak menyimpan saham seperti ini lebih dari 2 hari. Oleh sebab itu, Anda juga harus terus memantau pergerakan harga di pasar saham. Jika harganya mulai turun maka sebaiknya Anda mulai bertindak dengan melakukan pembatasan kerugian (cut loss).

Cut loss sebaiknya dilakukan jika harga saham yang Anda miliki mulai jatuh melewati batas toleransi yang Anda terapkan. Besaran batas tersebut bervariasi untuk tiap orang sebab setiap orang mempunyai profil investasi yang berbeda-beda.

2. Pantau harga saham setiap saat

Transaksi berisiko tinggi seperti saham gorengan ini bisa terjadi sangat cepat. Saking singkatnya, harga saham tersebut bisa berubah dalam hitungan detik. Oleh sebab itu, jika harga sahamnya sudah semakin turun dan membuat Anda frustasi maka sebaiknya dijual saja dengan harga berapapun.

3. Batasi jumlahnya

Memiliki portofolio berisiko tinggi tentu akan banyak menyita waktu sebab semua itu akan membutuhkan ketelitian yang tinggi. Oleh sebab itu, ada baiknya jika Anda membatasi jumlah saham berisiko menjadi sekitar 10% atau kurang dari jumlah portofolio yang dimiliki tergantung dari profil investasi masing-masing.

Contoh Saham Gorengan

Berikut list saham gorengan yang harus Anda hindari (atau beli!):

  1. FIRE – PT Alfa Energi Investama Tbk
  2. HOME – Hotel Mandarine Regency Tbk
  3. TRAM – Trada Alam Minera Tbk
  4. NATO – PT Surya Permata Andalan Tbk
  5. ABBA – PT Mahaka Media Tbk
  6. POSA – Bliss Properti Indonesia Tbk
  7. KIOS – PT Kioson Komersial Indonesia Tbk
  8. LUCK – PT Sentral Mitra Informatika Tbk
  9. NUSA – PT Sinergi Megah Internusa Tbk
  10. ALDO – Alkindo Naratama Tbk

Kesimpulan

Setelah mengetahui apa itu saham gorengan secara rinci maka diharapkan Anda bisa mengambil keuntungan atau bahkan menghindari jebakan saham gorengan. Jangan sampai karena Anda tergiur harga saham yang sangat murah serta iming-iming keuntungan yang besar dalam waktu yang singkat, Anda justru menderita kerugian yang tidak sedikit.

Melvern Pradana

Melvern Pradana

Melvern Pradana adalah seorang investor yang aktif menanam modal di pasar saham, cryptocurrency, P2P lending, dan reksa dana. Idolanya adalah Warren Buffett dan Peter Thiel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *