Sekarang ini menempuh kuliah di universitas negeri maupun swasta memerlukan anggaran yang cukup tinggi. Lalu berapa total biaya yang dibutuhkan untuk kuliah S1? Secara umum biaya kuliah S1 untuk setiap semester rata-rata dari Rp. 8.000.000 sampai Rp. 20.000.000. Apabila mampu menyelesaikan studi selama 4 tahun saja, artinya Anda perlu anggaran Rp. 384.000.000 sampai Rp. 960.000.000.
Cermat Menghitung Biaya Kuliah S1
Oleh karena itu, agar dana sebesar itu dapat terwujud ketika sang anak tamat dari SMA/SMK kemudian akan meneruskan studi S1 di perguruan tinggi, maka para orangtua mesti cermat dan jeli mulai hari ini ketika menghitung biaya dan juga saat menanamkan uang untuk investasi sebagai dana kuliah anak. Lalu hal-hal apa yang harus dikerjakan sebelum mulai menabung untuk pendidikan anak?
Anda harus tahu jangka waktu yang masih tersisa hingga anak mulai berkuliah. Apabila anak Anda kini sedang ada di kelas 6 SD, artinya Anda punya jangka waktu 6 tahun dalam menabung atau berinvestasi untuk anggaran kuliah. Berarti, terhitung masih cukup panjang untuk melakukan investasi.
Beda halnya, apabila anak Anda saat ini berada di kelas 3 SMP, itu artinya Anda hanya memiliki jangka waktu 3 tahun. Itu dikategorikan jangka pendek untuk menjalankan investasi sebagai cara mengumpulkan dana kuliah.
Selanjutnya, Anda pun harus mensurvei universitas yang disukai anak. Terdapat pilihan universitas negeri dan universitas swasta. Pastikan kampus yang dipilih mempunyai program studi atau jurusan yang disukai anak. Hal tersebut akan cukup menentukan dari nominal dana yang diperlukan.
Data yang harus Anda cek yaitu beberapa komponen biaya yang diberlakukan untuk mahasiswa baru serta berbagai biaya yang dibutuhkan ketika semester baru atau tahun akademik baru. Langkah tersebut bermanfaat untuk mengetahui jumlah biaya dengan lebih detil.
Besaran Uang Pangkal dan Uang Semester Sarjana
Komponen biaya untuk mahasiswa baru S1 yang besar biasanya berupa uang pangkal. Sekarang ini hanya universitas negeri yang tak memberlakukan uang pangkal, termasuk UGM Yogyakarta. Sementara banyak universitas swasta masih meminta uang pangkal, yang berkisar antara Rp10 juta sampai lebih dari Rp100 juta. Uang pangkal yang tinggi biasanya berlaku untuk jurusan kedokteran.
Bilamana anak Anda dapat diterima dari jalur undangan yang dikirimkan melalui sekolah maka biasanya akan dibebaskan dari uang pangkal dan cukup melunasi uang kuliah setiap semesternya.
Jumlah uang pangkal S1 untuk universitas swasta di wilayah Jabodetabek rata-rata mulai Rp. 20.000.000 hingga Rp. 100.000.000, tergantung jurusan yang dipilih. Lazimnya program studi favorit di universitas unggulan akan memasang jumlah uang pangkal lumayan mahal.
Uang kuliah setiap semester biasanya dikelompokkan dalam dua macam yaitu uang kuliah tunggal dan uang kuliah yang dihitung dari banyaknya SKS yang diambil. Sekarang, universitas negeri semisal UGM, UI, dan UPN memberlakukan uang kuliah tunggal. Hasilnya, berapa saja banyak SKS yang diambil setiap semester akan tetap sama biayanya. Berarti, kalau memiliki mata kuliah dengan nilai rendah dan mesti mengulang, maka tak begitu memberatkan dalam hal biaya.
Sementara untuk universitas swasta mayoritas memberlakukan uang kuliah per semester yang mempunyai dua jenis komponen yaitu uang SPP tetap ditambah biaya untuk setiap SKS yang diambil. Misalnya, sejumlah universitas swasta di Jabodetabek mewajibkan biaya SPP tetap sebesar Rp. 5.000.000 ditambah biaya setiap SKS yaitu Rp 400.000. Sehingga jumlah uang kuliah per semester yaitu Rp. 14.600.000 juta bila mengambil 24 SKS.
Investasi untuk Mengumpulkan Biaya Kuliah
Langkah pertama dalam mengumpulkan biaya kuliah S1 dari sekarang adalah menentukan produk investasi disesuaikan target dana yang dibutuhkan. Pastinya saat akan mengambil produk investasi tersebut Anda harus mengumpulkan data dari lembaga keuangan yang kompeten.
Langkah paling mudah, Anda dapat mengumpulkan data dari internet lebih dulu. Kemudian Anda coba hubungi customer service untuk mendapatkan informasi lebih terperinci mengenai produk investasi yang akan Anda ambil. Tidak boleh lupa, Anda pun harus meminta brosur atau semacamnya sehingga di rumah dapat mempelajari lebih lanjut kemudian membuat perbandingan produk investasi yang satu dengan yang lain.
Langkah berikutnya yaitu menghitung biaya kuliah yang dibutuhkan dibagi jangka waktu yang Anda punyai. Sehingga Anda dapat mengangsur dana investasi per bulannya. Kemudian anda pun harus mengevaluasi performa produk investasi yang sudah Anda tentukan untuk menjamin imbal hasil pengembangan investasi memang dapat mengikuti naiknya biaya kuliah tiap tahunnya.
Kemudian perhitungkan apakah anak akan kuliah sambil kerja atau hanya berfokus pada studinya.
Cara Menabung Untuk Biaya Kuliah S1
Rahasia menabung dana kuliah S1 untuk anak yaitu produk investasi yang sesuai. Jadi merancang rencana dana pendidikan, tiap tingkatan sekolah dikalkulasi dahulu berapa kebutuhan yang diperlukan.
Setelah diketahui lalu diwujudkan melalui aksi menabung rutin atau investasi. Anda dapat memilih produk yang dapat dibeli dengan mudah yang dibayar dengan uang gaji tiap bulan. Produk investasi itu misalnya reksa dana dan juga emas.
Bilamana uang kuliah misalnya butuh Rp. 100.000.000 hari ini, untuk itu Anda harus memilih produk investasi yang hasilnya mencukupi untuk membiayai kuliah anak Anda beberapa tahun kemudian. Jika anak Anda melek keuangan, dia juga dapat memilih berbagai aset investasi untuk mahasiswa sehingga dapat meringankan beban Anda.
Jika Anda cuma punya jangka waktu 3 tahun dalam mempersiapkan biaya kuliah untuk itu produk investasi yang pas adalah obligasi atau emas. Jangka 3 tahun artinya cuma ada 36 bulan untuk Anda mengangsur investasi. Sehingga nilai Rp. 100.000.000 dibagi dengan 36 bulan, artinya Anda harus menyediakan uang sebanyak Rp. 2.800.000/bulan. Paling mudah, anggaran sebanyak itu ditanamkan dalam bentuk investasi emas. Mahfum saja obligasi acapkali segera ludes ketika dilakukan penawaran perdana.
Apabila Anda punya jangka waktu 6 tahun dalam mempersiapkan dana kuliah anak, yang termasuk dalam jangka panjang, produk investasi boleh reksa dana saham, reksa dana campuran, atau bisa juga membeli saham langsung.
Anda dapat memesan reksa dana dari bank yang merupakan agen penjual reksa dana yang caranya yaitu membelinya tiap bulan. Bila menggunakan contoh dana Rp. 100 juta lalu membaginya dengan 72 bulan (6 tahun) artinya Anda dapat mengangsur dana investasi sejumlah Rp 1.400.000/bulan sebagai dana pembelian produk reksa dana.
Untuk menjaga disiplin membeli teratur tiap bulan, hendaknya gunakan bank yang juga melayani rekening gaji Anda. Mekanismenya umum menggunakan auto debet. Dengan begitu, Anda tak bakal lalai dari menyetorkan dana bulanan.
Untuk diketahui, imbal hasil investasi semacam reksa dana saham ataupun reksa dana campuran di tahun 2019 lalu rata-rata 15%-20%. Kemampuan memberikan imbal hasil investasi reksa dana tersebut yang ditargetkan dapat mengimbangi laju peningkatan biaya kuliah setiap tahun yang rata-rata 10%.
Nah, Anda harus menanyakan tentang performa reksa dana yang akan Anda ambil. Biasanya di rentang 3 tahun terakhir untuk mengecek berapa perolehan dari produk itu. Anda pun hendaknya tak menunda dalam melakukan investasi demi mempersiapkan biaya yang dibutuhkan untuk kuliah S1 anak Anda. Selamat berinvestasi!
Menabung salah satu cara yang bagus, namun kuliah sambil bekerja juga bisa menjadi solusi.
insyallah Ada rezeki dari tuhan yang maha esa
Kalau kuliah sambil kerja dan menabung juga bisa kok. Sekarang kan reksa dana dan beberapa program tabungan bisa diisi hanya dengan 100.000 per bulan.