Lompat ke konten
Daftar Isi

Cara Mengidentifikasi Target Market untuk Usaha Kecil

Ilustrasi sekelompok simbol orang berkumpul pada tulisan "TARGET MARKET".

Agar pendapatan perusahaan tercapai maksimal, sebagai pebisnis, Anda harus mengidentifikasi target market (target pasar) terlebih dahulu. Apa itu target market? Sederhananya, target pasar adalah sekelompok konsumen/pelanggan yang dijadikan objek sasaran perusahaan sebagai calon pembeli.

Identifikasi target market ini penting untuk dilakukan terutama bagi pengusaha kecil agar pemasaran dan penjualan produk atau jasa perusahaan pun bisa lebih terfokus dan efektif. Dengan kata lain, perusahaan tidak perlu repot menjangkau pelanggan lain di luar tujuan bisnis. Secara tidak langsung, identifikasi ini dapat membantu penghematan biaya operasional dan pemasaran karena target pasar sudah jelas. 

Lalu, bagaimana cara mengidentifikasi target market tersebut? Daripada penasaran, mari simak pembahasan di bawah ini untuk informasi lebih lengkap!

1. Tentukan Jenis Konsumen yang Sesuai dengan Tujuan Bisnis

Setiap perusahaan pastinya memiliki target konsumen berbeda sesuai jenis produk atau jasa yang ditawarkan. Misalnya, Anda adalah pemilik perusahaan kosmetik. Tentunya target konsumen Anda tidak jauh dari individu yang menggunakan kosmetik sebagai kebutuhan sehari-hari, bukan?

Nah, untuk memperjelasnya lagi, Anda harus menentukan lebih dalam jenis pelanggan seperti apa yang akan membeli produk perusahaan. Apakah anak muda di rentang usia 18–28 tahun? Apakah fokus pada konsumen wanita? Dan lain sebagainya.

Dalam penentuan jenis ini, Anda dapat memulainya dengan asumsi. Asumsi ini bertujuan untuk memposisikan diri sebagai konsumen yang akan membeli produk perusahaan. 

Masih sama dengan contoh sebelumnya, sebagai pebisnis kosmetik, Anda dapat berasumsi siapa saja pelanggan yang berpotensi untuk membeli produk. Produk Anda fokus pada penjualan manfaat dengan harga terjangkau. Nah, kemungkinan besar target market perusahaan adalah anak muda yang tetap ingin tampil memesona tanpa mengeluarkan biaya terlalu banyak. 

2. Identifikasi dan Kelompokkan Konsumen 

Setelah menentukan jenisnya, kini saatnya bagi Anda untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan konsumen ke dalam segmen-segmen tertentu. Untuk menerapkan langkah ini, Anda bisa mengelompokkannya ke dalam beberapa bagian seperti:

  • Tempat tinggal;
  • Pekerjaan;
  • Usia;
  • Jenis kelamin;
  • Perilaku konsumen.

Pengelompokkan ke dalam segmen di atas akan sangat membantu perusahaan dalam menentukan target pasar. Bagaimana cara mendapatkan informasinya? Anda bisa mengadakan survei terkait kebutuhan pelanggan, wawancara, hingga media sosial sebagai media penghimpun data.

Proses identifikasi ini juga akan membuat hubungan perusahaan dengan pelanggan menjadi lebih dekat. Hal ini dapat terjadi karena pelanggan merasa dibutuhkan dan didengar mengenai saran atau kebutuhan mereka. Nah, peran perusahaan adalah bagaimana untuk mewujudkannya secara efektif dan menyeluruh. 

3. Ketahui Kebutuhan Konsumen

Dalam membeli produk atau menggunakan jasa perusahaan, tentu tujuan utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri atau kelompok. Namun, kebutuhan ini sendiri pun bisa terbagi lagi ke dalam beberapa bagian. 

Ada kebutuhan mendesak, kebutuhan harian, kebutuhan tersier, dan sebagainya. Sebagai pebisnis, Anda pun harus mengetahui kebutuhan apa yang dicari konsumen. 

Misalnya, perusahaan Anda bergerak di bidang bisnis makanan. Lalu, Anda menjual produk nasi kotak dengan beraneka ragam menu. Sebagai bisnis yang bergerak di bidang makanan, kemungkinan utama konsumen membeli produk adalah untuk memenuhi kebutuhan harian. 

Nah, tidak berhenti di situ saja, Anda pun harus menganalisisnya. Analisis ini bisa dilakukan dengan melihat jenis menu apa yang sering dipesan hingga seberapa sering konsumen tersebut membeli produk Anda. Dari hasil analisis ini, perusahaan berpeluang untuk memiliki konsumen loyal sehingga penting untuk dipertahankan. 

4. Analisis Kompetitor atau Pesaing

Banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang yang sama dengan konsumen spesifik tentu akan melahirkan kompetitor. Tantangannya adalah bagaimana perusahaan Anda bisa membuat hal berbeda dan unik dari kompetitor lainnya. 

Hal ini penting dilakukan agar Anda mengetahui kekurangan kompetitor. Dari kekurangan ini, Anda dapat mempertimbangkan untuk mengembangkannya demi memenuhi ekspektasi dan kebutuhan pelanggan. 

Contohnya, perusahaan A unggul dalam segi kemasan produk, tetapi harga pasaran relatif mahal. Nah, Anda dapat memanfaatkan kekurangan perusahaan A tersebut dengan fokus pada penetapan harga produk. 

Dengan kemasan dan kualitas yang hampir setara, Anda dapat menawarkan harga yang lebih terjangkau kepada pelanggan. Dengan begitu, pelanggan pun berpeluang besar untuk beralih pada produk perusahaan Anda. 

5. Riset Pola Perilaku Konsumen

Terakhir, jangan lewatkan untuk melakukan riset terkait pola perilaku konsumen. Pola perilaku ini berkaitan dengan kebiasaan konsumen dalam membeli produk atau menggunakan jasa perusahaan.

Anda bisa memperhatikan pola perilaku konsumen dengan menganalisis kebiasaan berbelanja mereka apakah online atau offline, jenis produk yang disukai, merek dagang, frekuensi pembelian produk, dan faktor-faktor lainnya.

Faktor lainnya dapat berupa hal yang tidak berwujud seperti jenis layanan yang diinginkan, pengalaman pribadi, dan sebagainya. 

Itulah beberapa cara mengidentifikasi target market untuk usaha kecil yang bisa diterapkan. Penting untuk melakukan identifikasi ini guna mengefisiensikan operasional dan strategi pemasaran perusahaan. Dengan begitu, perusahaan pun dapat lebih fokus dalam pemenuhan kebutuhan konsumen.

Lusita Amelia

Lusita Amelia

Lusita Amelia adalah seorang content writer dengan pengalaman menulis berbagai macam jenis artikel. Dia menekuni kepenulisan di bidang investasi, bisnis, ekonomi, dan isu-isu terkini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *