Lompat ke konten
Daftar Isi

Daftar Saham Perusahaan Kesehatan Terbaik di Indonesia 2023, Beserta Kinerja

Saham Sektor Kesehatan Terbaik

Saham kesehatan adalah saham dari perusahaan yang bergerak di bidang medis. Perusahaan kesehatan biasanya menawarkan produk dan jasa berupa laboratorium, farmasi (obat-obatan), dan rumah sakit.

Sejak awal pandemi, beberapa emiten dari kelompok saham kesehatan malah mendapatkan berkah. Performa indeks IDX healthcare yang meliputi 21 emiten sempat mengalami penguatan. Dalam satu tahun terakhir, nilai indeks ini naik sebesar 6,7%, sementara dalam 5 tahun terakhir nilainya naik lebih dari 23%.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan, tidak menutup kemungkinan juga kalau kenaikan yang dialami oleh saham-saham kesehatan ini akan berlangsung dalam waktu yang lebih lama. Namun demikian, Anda tetap harus hati-hati dalam memilih saham kesehatan yang ingin Anda beli.

Berikut daftar saham perusahaan kesehatan terbaik di 2023 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan ulasan singkat kinerjanya:

1. Kalbe Farma (KLBF)

Kalbe Farma (KLBF)

Sebagai salah satu perusahaan farmasi terbesar di Indonesia, PT Kalbe Farma mampu memberikan performa yang relatif stabil hingga pertengahan tahun 2023. Laba perusahaan ini mengalami penurunan dari 1,67 triliun rupiah per Juni 2022 menjadi 1,516 triliun rupiah pada Juni 2023.

Alih-alih karena penurunan kinerja dan pendapatan, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan beban penjualan, beban penelitian dan pengembangan dan beban operasional. Beban penjualan perusahaan ini naik dari 8 triliun rupiah menjadi 9 triliun rupiah secara YoY, sementara beban penelitian dan operasional masing-masing naik menjadi 207 miliar dan 136 miliar rupiah.

2. Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA)

Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA)

PT Mitra Keluarga Karyasehat merupakan jaringan rumah sakit kelas A yang berdiri pada tahun 1989 di Jatinegara, Jakarta Timur. Saat ini perusahaan ini mengelola 26 unit rumah sakit yang tersebar di Pulau Jawa. Pada tahun 2015, perusahaan jaringan rumah sakit ini secara resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak saat itu harga saham perusahaan ini terus berfluktuasi hingga saat ini dijual dengan harga Rp2.750 per lembar.

Januari hingga Juni 2023 tampaknya bukan periode yang baik untuk saham ini. MIKA tercatat membukukan penurunan pendapatan dan laba masing-masing sebesar 1,15% dan 13,95%. Pendapatan turun dari 2,07 triliun menjadi 2,048 triliun rupiah per Juni 2023 dan laba turun dari 545 miliar rupiah menjadi 469 miliar rupiah.

3. Medikaloka Hermina (HEAL)

Medikaloka Hermina (HEAL)

Di posisi ke-4 ada PT Medikaloka Hermina Tbk, sebuah perusahaan yang mengelola 45 rumah sakit di 31 kota seluruh Indonesia. 8 dari unit rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit tipe B, sementara sisanya merupakan rumah sakit tipe C.

Dari segi harga saham, harga saham perusahaan pengelola rumah sakit ini dengan cukup konsisten menunjukkan kenaikan harga sejak IPO pada tahun 2018. Puncaknya, saham perusahaan ini sempat menembus angka Rp1.600 per lembar saham pada September tahun 2022 lalu sebelum akhirnya menurun lagi dan kini dijual dengan harga Rp1.415 per lembar.

Pada triwulan pertama tahun 2023 ini kinerja bisnis perusahaan ini terbilang stabil. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan pendapatan sekitar 141 miliar rupiah secara YoY sementara labanya turun relatif sedikit dari 149 miliar rupiah menjadi 139 miliar rupiah.

4. Sido Muncul (SIDO)

Sido Muncul (SIDO)

Nama Sido Muncul tentunya sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Produsen obat-obatan herbal khas Indonesia ini pertama kali didirikan pada tahun 1940 di Semarang dan menjadi perusahaan jamu pertama yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013.

Sepanjang paruh awal tahun 2022, harga saham SIDO bergerak stabil pada rentang harga Rp900-Rp1.050 per lembar. Namun demikian sejak Juli 2022, harga saham perusahaan produsen Tolak Angin ini terus mengalami penurunan. Hingga saat tulisan ini dibuat, saham SIDO dijual dengan harga 650 rupiah per lembar.

Sempat mengalami kinerja selama paruh akhir tahun 2022, Sido Muncul menunjukkan perbaikan hasil kinerja pada triwulan pertama tahun 2023 ini. Pendapatan perusahaan ini secara YoY tercatat naik sekitar 27 miliar rupiah dari 880 miliar menjadi 907 miliar, sementara labanya naik sedikit dari 295 miliar menjadi 301 miliar rupiah.

5. Meditama Metropolitan (SAME)

Meditama Metropolitan (SAME)

Meditama Metropolitan adalah salah satu saham perusahaan kesehatan terbaik yang bergerak di bidang pengelolaan rumah sakit. Perusahaan ini pada tahun 2021 lalu menambah modal dengan rights issue sebanyak 5,71 miliar saham baru yang harga nominalnya Rp20/saham. Dana yang dikumpulkan dari rights issue itu akan dimanfaatkan menjalankan ekspansi serta investasi usaha termasuk pengambilalihan PT Elang Medika Corpora (EMC) dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) senilai Rp 1,35 triliun.

Meditama Metropolitan bisa memperkuat mutu layanan serta efisiensi operasional. Rumah sakit mulai pulih kunjungan pasiennya namun investor perlu memperhitungkan likuiditas cash yang banyak memengaruhi kinerja emiten.

6. PT Siloam International Hospitals Tbk  (SILO)

PT Siloam International Hospitals Tbk
PT Siloam International Hospitals Tbk 

Saham kesehatan terbaik ke-6 adalah PT Siloam International Hospitals Tbk. Perusahaan ini menaungi 40 unit rumah sakit dan 30 unit klinik di seluruh Indonesia, termasuk di Papua. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1996 ini juga merupakan bagian dari Lippo Group.

Dalam periode Agustus 2022-Agustus 2023, saham berkode SILO ini menunjukkan bullish trend yang cukup kuat. Harga saham perusahaan ini naik dari sekitar Rp1.000 per lembar pada awal Bulan Agustus tahun lalu dan kini telah dijual dengan harga Rp2.040 per lembar.

Hal ini bukan hal yang mengherankan sebab dalam semester pertama tahun 2023 ini, SILO menunjukkan kinerja yang stabil. Pendapatan perusahaan ini secara YoY naik 22,27% dari 977 miliar rupiah menjadi 1,195 triliun rupiah. Di sisi lain, laba perusahaan ini juga mengalami kenaikan dari 212 miliar menjadi 516 miliar meskipun ada pembengkakan pada beban operasional.

7. PT. Prodia Widyahusada Tbk (PRDA)

Prodia Widyahusada Tbk
PT. Prodia Widyahusada Tbk

Prodia merupakan jaringan laboratorium klinik terbesar di Indonesia. Menurut Wikipedia, perusahaan ini kini mengelola sekitar 110 cabang yang tersebar di 96 kota di seluruh Indonesia. Didirikan pada tahun 1973, perusahaan ini baru mulai listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016 lalu.

Sempat dijual dengan harga 9.000 rupiah per lembar pada akhir tahun 2021 lalu, saat ini harga saham Prodia dijual dengan harga Rp6.325 per lembar. Namun terlepas dari perubahan harga saham tersebut, Prodia menunjukkan kinerja yang cukup stabil selama paruh pertama tahun 2023 ini.

Menurut laporan keuangannya, baik pendapatan maupun laba perusahaan ini sedikit mengalami kenaikan secara YoY. Pendapatan naik dari 1,037 triliun menjadi 1,063 triliun, sementara laba komprehensif meningkat dari 163 miliar menjadi 166 miliar rupiah pada periode yang sama.

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *