Lompat ke konten
Daftar Isi

9 Dampak Pengangguran Terhadap Masyarakat dan Individu

Dua orang sedang memegang kardus bertuliskan "LOOKING FO A JOB" dan "HIRE ME".

Salah satu faktor yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan suatu negara adalah banyaknya angka pengangguran masyarakatnya. Tidak hanya berpengaruh terhadap negara, fenomena ini juga ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap kehidupan masyarakat dan individu itu sendiri.

Fenomena pengangguran ini bisa menjadi masalah pelik yang harus diupayakan solusinya. Pasalnya, tingkat pengangguran tinggi bisa memengaruhi stabilitas segala bidang kehidupan negara, mulai dari politik, ekonomi, hingga keamanan masyarakat.

Artikel berikut ini akan menyajikan 9 dampak pengangguran terhadap masyarakat dan individu guna mencari upaya untuk mengatasinya. Mari simak informasi lebih lengkapnya pada penjelasan di bawah ini!

Jenis-jenis Pengangguran

Dalam dunia ekonomi sumber daya manusia, ada beberapa jenis pengangguran yang muncul di tengah-tengah masyarakat, antara lain: 

1. Pengangguran Siklis (Konjungtur)

Jenis yang pertama ini adalah tipe pengangguran yang sudah memiliki pekerjaan, tetapi belum dimanfaatkan secara penuh potensinya. Seseorang yang mengalami tipe ini biasanya disebabkan oleh kondisi ekonomi negara atau dunia.

Perubahan dalam dunia perekonomian, seperti turunnya permintaan barang, naiknya harga minyak dunia, resesi, depresi, dan masih banyak lagi. Mereka yang sebelumnya bekerja atau memiliki perusahaan harus berupaya mempertahankan pekerjaannya agar tetap stabil.

Namun, kondisi yang tidak mendukung justru membuat pendapatan mereka berkurang, tetapi tetap harus mengeluarkan biaya operasional perusahaan.  

2. Pengangguran Friksional

Jika Anda adalah fresh graduate atau sedang menunggu pekerjaan baru, berarti Anda termasuk ke dalam pengangguran friksional. Jenis yang satu ini paling banyak dialami oleh negara-negara di seluruh belahan dunia.

Mengapa demikian? Pasalnya, lulusan sekolah tidak berbanding lurus dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Alhasil, banyak orang yang menunggu kesempatan tersebut untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.  

3. Pengangguran Struktural

Perubahan struktur ekonomi atau pemerintahan suatu negara ternyata memengaruhi terciptanya pengangguran struktural. Jenis ini bisa dilihat contohnya ketika masa revolusi industri di Inggris.

Pada saat itu, tenaga kerja manusia digantikan dengan tenaga mesin yang mengakibatkan banyak lahan menjadi tidak terpakai dan tidak produktif. Alhasil, seseorang yang tidak memiliki keahlian tertentu akan menganggur. 

Selain itu, perusahaan-perusahaan besar pun akan saling berkompetisi melalui produksi massal, pengurangan gaji karyawan, dan masih banyak lagi. 

4. Pengangguran Terbuka

Jenis yang berikutnya ini merupakan seseorang yang benar-benar tidak sedang bekerja atau sedang berupaya mencari pekerjaan. Jenis ini bisa disebabkan oleh banyak faktor baik itu dari internal seseorang tersebut atau dari pemerintah suatu negara.

5. Pengangguran Musiman

Sesuai dengan namanya, jenis pengangguran musiman hanya terjadi ketika musim-musim tertentu. Hal ini lumrah terjadi bagi seseorang yang bekerja di bidang pertanian, perkebunan, dan perikanan. 

Masa panen atau masa subur bidang pekerjaan tersebut biasanya terjadi dalam beberapa bulan sekali. Misalnya, petani buah mangga yang gencar bekerja hingga masa panen dari kurun waktu bulan Oktober hingga Desember. 

Setelah bulan-bulan tersebut, petani buah tersebut bisa saja tidak bekerja atau memanen buah lain sesuai musim buah yang sedang terjadi. 

6. Pengangguran Terselubung

Pengangguran terselubung (disguised unemployment) pada dasarnya merupakan seseorang yang bekerja di suatu tempat, tetapi produktivitasnya perlu dipertanyakan. Contohnya adalah profesi tukang parkir liar.

Pada dasarnya, pekerjaan tersebut tidak terlalu dibutuhkan di suatu tempat karena tidak sesuai keahliannya. Namun, banyak orang yang menjadi tukang parkir liar sehingga terjadi kelebihan jumlah pekerja tidak produktif. 

7. Pengangguran Teknologi

Teknologi modern yang terus berkembang menimbulkan pengangguran teknologi hampir di setiap belahan negara di dunia. Hal ini terjadi karena tenaga kerja manusia digantikan oleh mesin atau robot. 

8. Pengangguran Sukarela

Terakhir, jenis yang satu ini merupakan seseorang yang memang sengaja tidak mau bekerja atau sengaja tidak ingin mencari pekerjaan. 

Dampak Pengangguran Terhadap Masyarakat dan Individu

1. Kehilangan Sumber Pendapatan

Sumber pendapatan seorang individu ada banyak mulai dari gaji, upah dan keuntungan penjualan, hingga keuntungan yang diperoleh dari investasi di pasar uang maupun pasar modal. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwasanya gaji dan upah adalah salah satu sumber pendapatan utama seseorang. 

Ini artinya, individu akan kehilangan sumber pendapatan utama tersebut apabila dia diberhentikan dari pekerjaan utamanya. Padahal, pendapatan utama ini bisa jadi digunakan untuk keperluan penting, seperti memenuhi kebutuhan sehari-hari dan berobat.

2. Daya Beli Masyarakat Berkurang

Kehilangan pendapatan utama (penurunan disposable income) nantinya akan berujung pada pengurangan pengeluaran untuk konsumsi karena kemampuan atau daya beli masyarakat yang menurun. Misalnya, A yang pada awalnya mendapatkan gaji sebesar Rp5.000.000 per bulan dan bisa pergi ke salon setiap bulannya harus memberhentikan pengeluaran tersebut karena dia dipecat dari perusahaan. 

Apabila hal ini tidak hanya terjadi pada A saja, tetapi juga pada jutaan orang lainnya, hal ini akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi. Apabila masalah ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan semakin banyak orang yang masuk ke dalam jurang kemiskinan dan ekonomi sebuah negara akan berhenti. 

3. Penurunan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi atau yang sering juga dihitung dengan GDP (Gross Domestic Product) adalah salah satu indikator yang menunjukkan bahwa perekonomian sebuah negara sedang bergerak. Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk menghitung GDP. Salah satunya adalah pendekatan pengeluaran. 

Dalam penghitungan GDP via pendekatan pengeluaran, ada beberapa faktor ekonomi yang harus diperhatikan, yaitu pengeluaran pemerintah (sederhananya, pajak-subsidi), konsumsi rumah tangga, investasi, dan net ekspor. 

Ketika daya beli masyarakat menurun, otomatis pengeluaran konsumsi rumah tangga juga akan menurun. Selain itu, pendapatan pajak yang digunakan oleh pemerintah juga akan menurun, sebab pajak salah satunya dibebankan pada penghasilan (gaji) dan pertambahan nilai (PPn). Jadi jika masyarakat tidak mendapatkan gaji, tidak akan ada objek pajak pendapatan dan karena daya beli masyarakat menurun, pendapatan pajak pertambahan nilai juga akan menurun. 

Dari segi investasi, penurunan daya beli pertama akan menyurutkan investor asing untuk menanamkan modalnya ke Indonesia. Kedua, penurunan daya beli akibat berkurangnya pendapatan akan mendorong investor domestik untuk mencairkan dana investasinya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akibatnya, sektor investasi juga akan menurun.

4. Peningkatan Masalah Kesehatan

Menjadi pengangguran juga berdampak kepada masalah kesehatan. Tidak sedikit orang yang mengalami depresi karena dipecat. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor termasuk kaget karena mendadak tidak memiliki pekerjaan, atau merasa tidak berharga karena mengira dia dipecat karena tidak mampu memenuhi kualitas yang dibutuhkan perusahaan. 

Cara orang untuk mengatasi rasa khawatir akibat pemecatan ini ada berbagai macam. Termasuk diantaranya adalah melarikan diri dengan mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang. Pada akhirnya, hal ini juga akan memperburuk kesehatannya. Alasan lain yang bisa menyebabkan pengangguran berdampak pada kesehatan adalah berkurangnya kemampuan individu untuk pergi ke dokter, membeli obat atau konsultasi ke psikolog dan psikiater. 

5. Meningkatnya Jumlah Kriminalitas

Dampak peningkatan tingkat pengangguran terhadap jumlah kriminalitas adalah objek yang banyak diteliti oleh para ahli ekonomi. Asumsi dari penelitian tersebut adalah kehilangan pekerjaan utama akan mendorong orang untuk melakukan hal apapun, termasuk tindakan kriminal, untuk bertahan hidup. Asumsi ini berkesimpulan kalau tingkat pengangguran naik, maka tingkat kriminalitas di sebuah daerah juga akan meningkat. 

Beberapa hasil penelitian mengkonfirmasi adanya relasi ini. Akan tetapi, beberapa penelitian lain membuktikan sebaliknya. Artinya, tingkat kriminalitas tidak memiliki korelasi apapun dengan tingkat pengangguran. Namun demikian, hasil penelitian tersebut sangat bergantung pada data dan metode penelitian yang digunakan, serta daerah yang diteliti. 

6. Ketimpangan Sosial

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa dalam suatu negara terdapat daerah-daerah tertentu yang memiliki pertumbuhan lebih baik dan maju dibandingkan lainnya. Tingkat penerimaan pekerjanya pun lebih tinggi dibanding daerah lainnya.

Alhasil, terciptalah ketimpangan sosial antarmasyarakat yang bisa berdampak ke segala aspek kehidupan. Ketidakmerataan sumber daya manusia berkualitas dan fasilitas daerah menjadi bagian dari penyebab timbulnya ketimpangan sosial. Selain itu, terbatasnya akses untuk mendapatkan informasi lebih luas pun menjadi penyebab timbulnya ketimpangan yang berujung pengangguran meningkat. 

7. Tingkat Kesejahteraan Hidup Rendah 

Munculnya perasaan tidak berguna atau bergantung pada orang lain bisa mengakibatkan tingkat kesejahteraan hidup individu dan masyarakat rendah. Tingkat kesejahteraan ini tentunya berkorelasi dengan produktivitas masyarakat yang akan memengaruhi perekonomian negara. 

8. Kualitas Hidup Individu dan Masyarakat Menurun

Tingkat pengangguran tinggi akan berpengaruh terhadap akses kepada pangan, tempat tinggal yang layak, dan kesempatan untuk mengenyam pendidikan atau pelatihan. 

9. Kualifikasi Sumber Daya Manusia Tidak Mumpuni

Dampak lainnya dari tingkat pengangguran tinggi adalah individu bisa kehilangan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki. Jika hal tersebut terjadi, tidak terpenuhinya kualifikasi untuk suatu bidang pekerjaan dapat berdampak pada risiko pengangguran jangka panjang. 

Upaya Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran

Pemerintah ternyata memiliki upaya tertentu dalam mengatasi pengangguran agar lebih terstruktur dan bisa diawasi lebih maksimal. Berikut adalah beberapa upaya yang dilakukan: 

1. Menyiapkan Masyarakat yang Siap Kerja

Masyarakat yang siap kerja artinya adalah seseorang yang berkualitas dan produktif di bidang keahliannya masing-masing. Hal ini berkaitan dengan sistem pendidikan dan kurikulum yang perlu dibenahi. 

Permasalahan utama yang kerap terjadi adalah lulusan perguruan tinggi tidak atau belum siap menghadapi dunia kerja. Maka dari itu, pemerintah menyiapkan program seperti wajib magang, MSIB (Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat). Tujuannya adalah untuk bekal persiapan karier di dunia kerja bagi para calon lulusan perguruan tinggi.  

2. Memaksimalkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)

Beberapa tahun belakangan ini mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan UMKM lokal yang mulai banyak ditemukan di mana-mana. Langkah ini merupakan upaya pemerintah dalam memberikan wawasan dan kemampuan berwirausaha bagi para pelaku UKM. 

Selain itu, pemerintah juga bekerja sama dengan bank-bank konvensional untuk menyediakan fasilitas pinjaman modal jangka pendek atau jangka panjang. 

3. Penanaman Modal Asing dan Dalam Negeri 

Pemerintah juga berupaya meningkatkan penanaman modal asing dan dalam negeri guna meningkatkan pertumbuhan iklim investasi. Dengan tingginya investasi yang ditanamkan, harapannya lapangan kerja bisa tercipta lebih banyak dan berpotensi untuk mengurangi tingkat pengangguran. 

Langkah yang dilakukan pemerintah adalah dengan melonggarkan peraturan, tetapi tetap mengutamakan kepentingan masyarakat. 

Itulah beberapa dampak pengangguran terhadap masyarakat dan individu yang bisa terjadi di sebuah negara. Penting untuk mengetahui sumber penyebab agar dapat mencari solusi untuk mengatasinya.

Lusita Amelia

Lusita Amelia

Lusita Amelia adalah seorang content writer dengan pengalaman menulis berbagai macam jenis artikel. Dia menekuni kepenulisan di bidang investasi, bisnis, ekonomi, dan isu-isu terkini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *