Lompat ke konten
Daftar Isi

Mengenal Desentralisasi Pada Blockchain Crypto

Desentralisasi Blockchain Crypto

Salah satu keunikan cryptocurrency adalah sistemnya yang menganut sistem desentralisasi. Hal ini berbeda dengan mata uang fiat yang memiliki otoritas pengatur pusat seperti bank sentral.

Mengenal konsep sistem yang diterapkan pada mata uang kripto memungkinkan Anda untuk menilai seperti apa kualitas maupun keamanan dari mata uang yang akan jadi sasaran penanaman modal. Tentu Anda sebagai investor tidak ingin mengalokasikan uang untuk sesuatu yang sama sekali tak dikenal cara kerjanya bukan? Maka dari itu, mari kita bahas tentang konsep tersebut, yaitu desentralisasi.

Pengertian Desentralisasi Pada Crypto

Desentralisasi pada crypto adalah proses menyebarkan kekuasaan yang awalnya terpusat kemudian menjadi tersebar. Pada sistem blockchain yang terdesentralisasi, tidak ada otoritas pusat yang memiliki kekuatan berlebih.

Desentralisasi merupakan konsep sistem yang digunakan untuk menunjang kripto, dipakai oleh cryptocurrency terkenal seperti Bitcoin, Ethereum, Dogecoin, dll. Namun pada dasarnya, istilah desentralisasi sendiri memiliki artian yang bisa berbeda-beda sesuai fokus terkait.

Contohnya dalam bahasan organisasi, maka desentralisasi dianggap sebagai struktur organisasi di mana terdapat pendelegasian tanggung jawab dari manajemen ke bawahannya.  

Sementara itu, blockchain sejatinya dikembangkan untuk sistem penyimpanan digital sendiri merupakan rantai blok urut yang kemudian dirangkai lalu didistribusikan bersama-sama. Masing-masing blok terdiri atas buku besar (ledger) dan 3 elemen yaitu data, hash serta hash dari blok sebelumnya. Sementara jenis data yang ada pada teknologi blockchain disesuaikan dengan tujuannya, misalnya detail transaksi yang meliputi jumlah koin, pengirim, dan penerimanya.

Teknologi blockchain menggunakan kriptografi yang kemudian penggunaannya berkaitan dengan cryptocurrency. Blockchain memanfaatkan konsep desentralisasi yang membuat setiap server bisa saling terhubung serta memegang peranan yang sama. Dengan adanya jaringan peer-to-peer, maka opsi pelacakan tetap dapat dilakukan meskipun server mengalami gangguan sistem.

Semua orang bisa berpartisipasi pada blockchain menggunakan mekanisme seperti proof of work maupun proof of stake. Karenanya, tidak ada entitas yang memiliki kekuasaan berlebih sehingga terjadi desentralisasi.

Sistem desentralisasi yang diterapkan pada blockchain mengadopsi suatu sistem yang tak memiliki otoritas pusat, namun tetap memiliki kinerja yang sama baiknya seakan ada otoritas sentral di belakangnya. Desentralisasi blockchain memungkinkan para pengguna sistem mengambil keputusan secara menyeluruh.

Mengapa Desentralisasi Blockchain Dinilai Menjanjikan

Jika dilihat, nyaris semua industri mainstream saat ini, bergerak berdasar regulasi atau ketentuan pemerintah. Mayoritas transaksi keuangan di industri keuangan, retail, kesehatan dan sebagainya selalu melibatkan minimal 1 pihak ketiga.

Sebut saja seperti bank sebagai pihak ketiga yang mengaudit serta menyimpan segala detail terkait transaksi. Karenanya, sistem fiat bekerja dengan adanya otoritas yang memiliki kekuasaan terpusat atau sentralisasi.

Begitu pula dengan praktik monopoli data pengguna yang dilakukan oleh aplikasi yang digunakan sehari-hari. Anda bisa melihat apa yang dilakukan oleh nama-nama besar seperti Twitter, Instagram atau Facebook. Perusahaan-perusahaan itu mengumpulkan data pengguna di dalam platformnya. Semua itu merupakan contoh dari sentralisasi di mana segala sesuatu dipercayakan pada 1 otoritas.

Blockchain hadir dengan konsep yang berbeda melalui desentralisasi di dalamnya. Sistem ini tak memiliki otoritas sentral namun memiliki kinerja yang tetap optimal seperti halnya sistem terpusat. Ini karena desentralisasi menawarkan hak penuh kepada pengguna sistem untuk memutuskan segala sesuatu tanpa harus tunduk pada syarat dan ketentuan dari pihak tertentu. 

Hal yang dapat mempengaruhi sebuah putusan adalah persetujuan mayoritas pengguna sistem itu sendiri. Ini pulalah alasannya mengapa teknologi cryptocurrency dan blockchain mampu menawarkan solusi untuk internet yang dikendalikan korporasi, kebebasan yang dikekang pemerintah, kemiskinan, dan nyaris segalanya yang terbukti telah merugikan masyarakat.

Mengapa Desentralisasi Dipandang Perlu?

Desentralisasi menawarkan banyak hal bagi masyarakat. Konsep ini bisa menghadirkan akses layanan keuangan dari mana pun. Konsep ini juga memberikan otonomi yang lebih atas uang mereka.

Berkaca dari masa lalu, tak sedikit masalah yang terjadi karena penerapan sistem terpusat. Sebut saja seperti saat pihak bank menggunakan pengaruh mereka untuk mengendalikan bagaimana cara orang menggunakan uangnya, bahkan menahan uang dari pemiliknya jika bank menginginkannya. Menurut David O. Porter, sentralisasi bisa menimbulkan banyak masalah yang berasal dari pemerintahan. 

Fungsi Desentralisasi pada Blockchain Crypto

Setelah membaca uraian di atas, mungkin Anda sudah bisa memperkirakan fungsi dari desentralisasi yang diterapkan pada blockchain mata uang kripto. Sesuai dengan konsep awal pengembangannya, fungsi utama dari desentralisasi yaitu menekan dan menetralkan gangguan pada sistem. Di satu sisi, konsep ini menawarkan peningkatan keamanan terhadap aset yang disimpan di blockchain.

Hal ini karena tidak adanya satu pihak yang bertanggungjawab penuh sehingga menyulitkan siapa pun untuk mengganggu atau menyerang aturan yang diterapkan pada mata uang kripto. Bahkan jika pemerintahan bisa mencegah setiap komputer di negaranya untuk mengakses bitcoin, aset digital tersebut tetap bisa berfungsi karena masih ada komputer lain di jaringan yang menyimpan datanya.   

Kelebihan Desentralisasi pada Blockchain Crypto

Penerapan desentralisasi pada blockchain kemudian menghadirkan sejumlah kelebihan, seperti

1. Mendukung aturan trustless

Aturan trustless artinya pengguna tidak perlu saling mempercayai satu sama lain. Hal ini karena setiap pengguna dalam jaringan memiliki informasi yang sama dengan informasi catatan di sistem. Jadi seandainya ada salah satu pengguna yang secara tak sengaja mengubah data, dapat diabaikan oleh sebagian besar pengguna lain.  

2. Recovery yang lebih mudah

Salah satu masalah yang kerap terjadi pada praktik terpusat adalah adanya kesalahan pada kesesuaian data. Misalnya antara data yang didapat dari sebuah sumber kemudian disesuaikan dengan input baru.

Desentralisasi memungkinkan masing-masing pengguna memiliki penyimpanan informasinya sendiri yang kemudian disinkron secara realtime dan dibagikan ke jaringan, termasuk untuk keperluan pemulihan data. 

3. Mengurangi tingkat ketergantungan

Sistem yang ter-desentralisasi juga memiliki ketergantungan lebih rendah terhadap berbagai hal. Karena didukung oleh banyak komputer dan pengguna, maka sistem tak terlalu dipengaruhi oleh karyawan tertentu, mati lampu, alat rusak atau macet, bahkan penipuan sekalipun. 

4. Mengoptimalkan dispersi aset

Desentralisasi memungkinkan penggunaan berbagai macam aset yang lebih sedikit aset namun tetap menjamin kinerja sistem memuaskan.

Kekurangan Desentralisasi pada Blockchain Crypto

Ibarat 2 sisi mata uang, bagaimanapun sistem ini juga memiliki kekurangan yang perlu Anda pertimbangkan pula.

1. Tidak Adanya Otoritas Terpusat

Tentu saja, kekurangan utama dari sistem ini adalah tidak adanya otoritas yang bertanggungjawab terhadap sistem. Tidak ada pihak yang memiliki wewenang untuk mengatur bagaimana sistem berjalan dan bagaimana melindunginya dari berbagai ancaman.

2. Risiko Penipuan

Masalah lain yang ikut muncul karena tidak adanya otoritas sentral adalah risiko tindak penipuan yang lebih tinggi karena sulitnya mengawasi segala sesuatu dengan skala kecil. Salah satu risiko pada Bitcoin adalah tidak bisanya mengembalikan dana yang hilang pada jaringan blockchain.

Kesimpulan

Jika disimpulkan, konsep desentralisasi dalam blockchain cryptocurrency dapat diartikan sebagai sistem tak terpusat secara langsung (peer-to-peer) melalui blockchain. Desentralisasi blockchain dianggap menjanjikan sebagai sebuah alat untuk menjawab berbagai tantangan terkait identitas digital, keamanan, kepemilikan aset dan data, hingga pengambilan keputusan yang tak dipengaruhi pihak pusat.

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *