Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Gaya Hidup Hedonisme?

Seorang pria sedang menghamburkan uang dengan wajah bahagia.

Dalam kehidupan sehari-hari, gaya hidup setiap orang pastilah berbeda satu sama lain. Ada yang memiliki gaya hidup minimalis hingga mewah. Namun, ada satu jenis gaya hidup di mana seseorang tersebut memilih untuk berfokus pada pemenuhan kepuasan diri, yaitu gaya hidup hedonisme. 

Mungkin Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah tersebut. Pola hidup di mana tujuan seseorang hanya untuk memenuhi keinginannya tanpa mempertimbangkan risiko atau masa depan. 

Pola hidup seperti ini tentu akan memberikan beberapa dampak bagi kehidupan seseorang, khususnya dari segi ekonomi. Maka dari itu, artikel berikut ini akan membahas lebih dalam mengenai pengertian, ciri-ciri, dampak, hingga cara mengatasi hedonisme. Mari simak penjelasan di bawah ini!

Pengertian Gaya Hidup Hedonisme

Secara singkat, gaya hidup hedonisme adalah sikap atau pola konsumsi seseorang yang hanya berfokus pada kesenangan untuk pemuasan diri sendiri. Pemuasan diri ini merujuk pada  keinginan untuk menuruti hawa nafsu tanpa mempertimbangkan risiko ekonomi atau masa depan dalam jangka panjang.

Seseorang dengan gaya hidup ini ditandai dengan pengeluaran yang tinggi untuk memenuhi keinginan semata, seperti membeli kebutuhan tersier berlebihan. Perilaku hedonisme cenderung memiliki keinginan menghabiskan uang mereka dengan cepat untuk membeli barang-barang mewah, produk-produk yang memberikan kesenangan sesaat, atau pengalaman yang memberikan kepuasan jangka pendek. 

Seringkali perilaku hedonisme disamakan dengan konsumerisme. Singkatnya, keduanya memang terindikasi bahwa seseorang tidak mempertimbangkan pengeluaran yang mereka gunakan. Akan tetapi, bedanya adalah hedonisme tidak hanya dapat dilihat dari segi ekonomi saja, tetapi juga dari sisi sosial, agama, dan sebagainya. 

Secara umum, salah satu ciri paling menonjol dari perilaku ini adalah seseorang akan condong mengonsumsi sesuatu secara berlebihan dan tidak jarang menggunakan kartu kredit atau berhutang untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. 

Ciri-Ciri Gaya Hidup Hedonisme

Walaupun gaya hidup ini dikatakan sebagai tindakan pemenuhan kepuasan diri, tidak semua tindakan tersebut merujuk pada hedonisme. Ada ciri-ciri tersendiri untuk seseorang dapat dikategorikan memiliki perilaku ini, antara lain: 

1. Tujuan utamanya adalah kepuasan dan kebahagiaan

Salah satu ciri utama dari gaya hidup hedonisme adalah kecenderungan seseorang untuk mencari kepuasan dan kebahagiaannya sendiri. Individu dengan perilaku ini berusaha semaksimal mungkin untuk menghindari aktivitas atau hal yang membuat mereka kecewa atau sedih.

Misalnya, pelaku hedonisme biasanya akan menyalurkan perasaan itu dengan membeli makanan, minuman, atau barang yang membuat mereka senang. Namun, pembelian barang-barang tersebut tidak terkontrol karena pada dasarnya hal tersebut bersifat menuntut dan tidak pernah ada rasa puas yang terpenuhi. 

2. Pola hidup konsumtif

Pelaku hedonisme sering diidentikan dengan pola hidup konsumtif. Mereka cenderung untuk berusaha memenuhi keinginan material semata, seperti membeli barang mewah, fashion, dan sebagainya.

Perlu diingat bahwa kategori barang-barang tersebut adalah fast fashion atau bisa dibilang sebagai barang yang akan selalu mengeluarkan produk baru tiap season-nya. Jika seseorang tidak memiliki kontrol baik dalam dirinya, ia akan cenderung mengikuti semua season yang berlangsung agar tidak dianggap ketinggalan. 

3. Tidak adanya perencanaan masa depan

Pelaku gaya hidup ini juga seringkali kurang mempertimbangkan perencanaan masa depan dengan cermat. Mereka umumnya lebih fokus pada kesenangan saat ini daripada menginvestasikan waktu atau sumber daya dalam perencanaan keuangan, pendidikan, atau karier jangka panjang.

Dampak Gaya Hidup Hedonisme

Dari ciri-ciri yang sudah disebutkan di atas, tentu ada dampak yang akan dirasakan oleh seseorang baik dalam jangka pendek maupun panjang, yaitu: 

1. Tidak ada perencanaan keuangan jangka panjang

Penganut hedonisme cenderung menghabiskan uang mereka dengan cepat untuk memenuhi keinginan dan kenikmatan pribadi. Secara langsung, hal ini dapat mengarah pada ketidakseimbangan finansial, hutang yang tidak terkendali, atau kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang.

2. Kegagalan pemenuhan tanggung jawab

Pemenuhan kebutuhan semata untuk kepuasan tentu tidak akan ada habisnya. Tidak jarang para pelaku hedonisme rela berhutang atau menggunakan kartu kredit selama kepuasannya terpenuhi. 

Dampak yang akan dirasakan adalah adanya kegagalan untuk memenuhi tanggung jawab membayar hutang-hutang tersebut. Maka dari itu, tidak heran bahwa banyak orang dengan gaya hidup ini menjadi terlilit hutang yang tidak bisa dibayarkan. 

Cara Mengatasi Hedonisme

Gaya hidup hedonisme tentu dapat diatasi dengan menerapkan beberapa cara berikut ini:

1. Buat skala prioritas

Dengan mengurutkan kebutuhan dari yang paling genting hingga tidak terlalu penting, Anda bisa lebih mengontrol diri. Adanya skala prioritas ini akan mengarahkan seseorang untuk terlebih dahulu memenuhi kebutuhan penting tersebut dibandingkan keinginannya. 

2. Buat target dan rencana jangka panjang

Sangat penting bagi individu untuk membuat target dan rencana baik untuk keuangan, pendidikan, atau yang lainnya. Dengan adanya target ini, Anda akan terpacu melakukan segala cara untuk mewujudkan tujuan Anda. 

Misalnya, Anda membuat target tabungan mencapai Rp2 juta untuk bulan depan. Dengan target tersebut, Anda dapat menekan keinginan Anda untuk membeli barang tidak penting yang hanya untuk memenuhi keinginan sementara. 

3. Membatasi diri dalam pola konsumsi

Tidak ada salahnya jika Anda sekali-kali ingin melakukan self-reward atau membeli barang untuk mengapresiasi kerja keras Anda. Akan tetapi, jangan sampai Anda menggunakan istilah self-reward ini untuk terus-menerus membeli barang yang disukai dengan alasan tertentu. Batasi pola konsumsi tersebut agar Anda tidak terjebak dalam gaya hidup hedonisme. 

Alternatif Hedonisme

Ada beberapa pandangan filosofis lainnya terkait hedonisme yang telah ditemukan oleh berbagai tokoh filosofis, salah satunya adalah utilitarianisme. 

Utilitarianisme dikemukakan oleh John Stuart Mill pada abad ke-19. Dalam pemahamannya, ia memaparkan bahwa ada hubungan hedonisme dengan konsep utilitas (nilai kepuasan). Menurutnya, tindakan seseorang didasarkan pada prinsip kesenangan yang memaksimalkan kepuasan keseluruhan masyarakat. 

Namun, John membedakan lagi pemahaman kesenangan tersebut menjadi kesenangan yang lebih rendah dan lebih tinggi. Bagi dirinya, kesenangan lebih tinggi merujuk pada pemenuhan kepuasan intelektual, spiritual, dan emosional yang tinggi daripada kesenangan sesaat.

Sementara itu, kesenangan lebih rendah mengarah pada pemenuhan kepuasan material yang sifatnya hanya sementara.

Nah, itulah pemahaman mengenai apa itu gaya hidup hedonisme mulai dari pengertian hingga alternatif menurut tokoh filosofis. Penting untuk Anda mengetahui ciri-ciri hedonisme agar tidak terjebak dalam gaya hidup tersebut. Jadi, sebisa mungkin Anda mengatasi dan menghindari hedonisme agar tidak merasakan dampak dari perilaku tersebut!

Lusita Amelia

Lusita Amelia

Lusita Amelia adalah seorang content writer dengan pengalaman menulis berbagai macam jenis artikel. Dia menekuni kepenulisan di bidang investasi, bisnis, ekonomi, dan isu-isu terkini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *