Lompat ke konten
Daftar Isi

Mau Investasi Perak? Ketahui Dulu Keuntungan dan Kerugiannya!

investasI perak

Investasi logam mulia tidak hanya berupa emas, tetapi juga perak. Tapi, sama seperti emas, investasi perak juga harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan investasi perak online maupun offline. 

Bagaimana Potensi Investasi Perak?

Perak adalah salah satu logam mulia yang banyak digunakan. Tidak hanya untuk perhiasan, pada zaman dahulu, masyarakat juga menggunakan logam mulia yang satu ini untuk mata uang. Bahkan hingga saat ini, perak digunakan untuk berbagai kebutuhan industri, seperti membersihkan air, produksi peralatan makan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, permintaan terhadap perak relatif tinggi. 

Namun demikian, popularitas investasi logam mulia ini mulai naik dalam beberapa tahun belakangan ini. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan harga perak dari sekitar $17 per ons pada September 2019, menjadi $31,27 per ons pada 8 November 2024 atau naik sekitar 83,9%. Nilai ini sedikit di atas emas yang pada periode yang sama naik hingga lebih dari 82%.

Ini artinya, jika Anda memiliki 10 ons perak pada September 2019 dan menjualnya saat ini, maka Anda akan mendapatkan keuntungan sebesar $142,27 atau sekitar Rp2.226.120 belum termasuk selisih nilai kurs. 

Keuntungan Investasi Perak

1. Harga relatif terjangkau

Apabila dibandingkan dengan emas, perak merupakan logam mulia dengan harga yang relatif terjangkau. Untuk mendapatkan 1 gram emas Antam di logammulia.com misalnya, Anda perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp1,517,000, sementara di website yang sama, Anda bisa mendapatkan 250 gram perak dengan harga sedikit di atas Rp5.000.000. 

Hal ini karena umumnya jumlah supply perak relatif lebih banyak dibandingkan dengan emas meskipun tidak sebanyak logam mulia lainnya. Dengan kata lain, seperti hukum permintaan dan penawaran, semakin banyak penawaran, semakin murah pula harga barang tersebut. 

2. Potensi instrumen investasi safe haven

Baik emas maupun perak merupakan instrumen investasi yang banyak dicari ketika terjadi ketidakpastian ekonomi. Hal ini karena kedua logam mulia ini bisa dipegang dan memiliki permintaan yang jelas (dibutuhkan industri dan untuk perhiasan). Hal ini dibuktikan bahwa sepanjang pandemi covid19 dan krisis finansial 2008, harga kedua logam mulia ini terus mengalami kenaikan. 

3. Risiko investasi perak relatif minim

Tantangan utama investasi perak online maupun offline adalah fluktuasi harga logam mulia ini di pasaran dunia maupun Indonesia. Hal ini berbeda dengan tantangan investasi berisiko tinggi seperti saham atau cryptocurrency yang juga dipengaruhi dengan kondisi ekonomi Indonesia dan faktor-faktor lainnya. 

4. Bisa digunakan investasi sebagai barang collectible

Sebagai salah satu logam mulia yang pernah digunakan untuk memproduksi uang di masa lampau, koin perak juga bisa dijadikan sebagai instrumen investasi collectible. Hal ini dalam artian, Anda bisa membeli koin perak kuno untuk kemudian menjualnya kembali kepada para kolektor. Namun sebelumnya, pastikan keaslian dan kadar perak koin tersebut, ya.

Kerugian Investasi Perak

1. Harga pasar perak lebih berfluktuasi dibandingkan emas

Meskipun menawarkan imbal hasil yang kurang lebih sama secara persentase dalam 5 tahun terakhir, namun harga perak cenderung lebih mudah berubah dibandingkan emas. Sebagai gambaran, harga perak terendah dalam 5 tahun terakhir adalah sekitar $12 per ons dan harga tertingginya adalah sebesar 33,78. Ini artinya, harga perak bisa naik atau turun sekitar 2,75 lipat dalam 5 tahun. Pada saat yang bersamaan, harga emas terendah adalah $47.500 per kg dan nilai tertingginya adalah sekitar $88.000 atau kurang dari 2 kali lipat. 

Selain itu, grafik perubahan harga logam mulia ini di Indonesia juga belum banyak tersedia. Akibatnya, Anda bisa kesusahan dalam menentukan harga buyback ketika ingin menjual kembali perak yang Anda miliki.

2. Belum sepopuler emas

Perak memang merupakan logam mulia yang cukup populer. Namun demikian, popularitas logam mulia ini masih kalah dibandingkan dengan emas. Akibatnya, tidak banyak juga pihak yang menjual atau membeli emas secara langsung dari dan kepada investor.  Bahkan hingga saat ini, ketika sudah banyak aplikasi tabungan emas, masih belum banyak juga aplikasi untuk investasi perak digital (kecuali untuk produk derivatif). 

3. Tantangan penyimpanan

Sama seperti ketika Anda berinvestasi emas batangan, Anda juga perlu memikirkan cara menyimpan perak batangan. Akibatnya, terdapat biaya-biaya lain yang harus Anda pertimbangkan sebelum memilih untuk berinvestasi pada instrumen ini, mulai dari biaya perawatan supaya tidak berjamur, sampai biaya penggunaan safe deposit box jika Anda memutuskan untuk memakai fasilitas ini.

Cara Investasi Perak yang Tepat dan Menguntungkan

Langkah pertama investasi perak adalah dengan menentukan jenis perak yang akan Anda beli terlebih dahulu apakah investasi perak antam atau investasi perak digital melalui produk derivatif. Jika memilih investasi perak antam, maka Anda perlu memikirkan cara pengiriman dan penyimpanan logam mulia ini juga. Namun kelebihannya, Anda bisa melihat fisik dari logam mulia ini. 

Di sisi lain, investasi perak derivatif lebih mudah dalam hal proses pembelian dan pengamatan harga, namun fisik dari investasi ini tidak bisa Anda miliki dan seringkali investasi perak derivatif ini melalui mekanisme perdagangan berjangka, yang mana tidak semua platform yang menyediakan perdagangan aset ini legal beroperasi di Indonesia. 

Langkah yang kedua adalah dengan menentukan kapan Anda menjual logam mulia ini dan berapa harga jual yang Anda inginkan. Sekali lagi, dalam menentukan exit point ini, Anda harus mengetahui pergerakan harga perak dunia dan Indonesia serta biaya-biaya yang harus Anda tanggung selama memiliki perak tersebut. 

Investasi Perak vs Emas

Investasi perak menawarkan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan emas, yaitu harganya yang lebih murah meskipun potensi imbal hasilnya tidak jauh beda. Namun, pasar perak cenderung lebih fluktuatif, sehingga sebelum membeli instrumen investasi ini, investor perlu lebih berhati-hati. 

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *