Tidak semua orang yang berhutang adalah orang miskin. Bahkan Mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan disebut-sebut memiliki utang sebesar 92 miliar rupiah ke Sandiaga Uno (CNBC, 2023). Ini artinya, orang kaya, baik itu pengusaha maupun pejabat tetap memiliki utang.
Seringkali hal ini bukan karena mereka tidak mampu memenuhi target keuangan yang ingin mereka capai, tetapi karena satu dan lain hal lainnya. Berikut ini beberapa alasan kenapa pengusaha banyak hutang tapi kaya:
1. Utang yang Diambil Bersifat Produktif
Secara garis besar, utang terbagi menjadi dua jenis, yaitu utang produktif dan utang konsumtif. Utang produktif adalah pinjaman yang diambil untuk kegiatan usaha maupun investasi untuk mendapatkan tambahan penghasilan di masa depan, sementara utang konsumtif adalah pinjaman yang dipakai untuk membeli kebutuhan atau keinginan yang tidak bisa dibeli menggunakan uang cash.
Pengusaha kaya masih memiliki banyak utang karena biasanya pinjaman tersebut digunakan untuk keperluan produktif. Misalnya, untuk membeli instrumen investasi, mendirikan perusahaan baru dan lain sebagainya.
Dalam kondisi bisnis tertentu, pengusaha kaya sekalipun tetap harus terpaksa mengambil utang bank. Contohnya dalam transaksi jual beli bahan baku dari luar negeri, bisa jadi perusahaan pengusaha kaya tersebut membutuhkan letter of credit (LOC) untuk memastikan mitra penjual dari negara lain tetap bisa mendapatkan uang hasil pembelian barang tersebut tepat pada waktunya.
2. Karena Utang Dapat Membuat Bisnis Berkembang Lebih Cepat
Setiap pengusaha tentu ingin bisnisnya berkembang lebih cepat. Nah, alih-alih menunggu cadangan uang tunai yang mereka miliki cukup untuk membuat bisnis tersebut berkembang, mereka mengambil utang.
Misalnya, perusahaan A ingin mengakuisisi perusahaan B dan membutuhkan dana sebesar 10 miliar rupiah. Sayangnya, saat ini perusahaan A hanya memiliki kas atau setara kas sebesar 7 miliar rupiah. Daripada perusahaan B diambil perusahaan lain sembari perusahaan A menunggu sisa 3 miliar rupiahnya ada, tentu perusahaan A akan lebih memilih berhutang ke bank.
3. Karena Beban Bunga Utang dapat Mengurangi Pajak
Ketika mengambil utang bank, tentunya Anda harus membayar biaya bunga. Nah, dalam mekanisme akuntansi, beban bunga adalah salah satu komponen yang dapat mengurangi laba perusahaan. Akibatnya, pajak yang diterapkan atas laba perusahaan juga berkurang.
Misalnya, pajak pendapatan yang harus dibayarkan perusahaan tersebut adalah sebesar 5% dari laba. Jika diketahui pendapatan perusahaan adalah sebesar Rp100.000.000, seluruh beban operasional (termasuk bunga) adalah Rp65.000.000, maka pajak yang dibebankan adalah Rp1.750.000.
Nilai ini tentu lebih kecil jika dibandingkan apabila beban bunga tidak masuk ke dalam beban yang mengurangi laba. Misalnya, beban bunganya adalah sebesar Rp1.000.000, maka laba perusahaan adalah sebesar Rp36.000.000 dan besaran pajaknya adalah Rp1.800.000.
4. Untuk Manajemen Keuangan
Pengusaha kaya bisa jadi masih memiliki utang di bank karena mereka tahu cara mengatur keuangan yang lebih baik. Misalnya, mereka sering perlu pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Daripada membawa uang tunai dalam jumlah banyak atau membayar menggunakan kartu ATM yang tidak menawarkan keuntungan sama sekali, tentu mereka akan memilih membayar berbagai kebutuhan di luar negeri menggunakan kartu kredit.
Sebab selain mudah, membayar menggunakan kartu kredit di luar negeri juga menawarkan banyak bonus, seperti miles penerbangan, layanan premium, diskon, serta lebih aman juga karena kartu ini dapat segera diblokir jika jatuh atau hilang selama perjalanan.
5. Karena Utang Bisa Menjadi Opsi yang Lebih Baik Untuk Menambah Kekayaan
Felicia Puteri Tjiasaka dalam salah satu kontennya menyebutkan bahwa salah satu alasan orang kaya mengambil utang adalah karena bagi mereka, mengambil utang lebih make sense dibandingkan menggunakan uang kas untuk satu keperluan bisnis.
Contohnya, untuk keperluan pergi ke luar negeri, seorang pengusaha kaya A membutuhkan pesawat pribadi dengan nilai sebesar 10 miliar rupiah. Dengan besaran bunga utang sebesar 6% per tahun dan besaran keuntungan investasi sebesar 8% per tahun, tentu akan lebih masuk akal jika uang 10 miliar rupiah milik pengusaha kaya tersebut diinvestasikan saja daripada dipakai membeli pesawat. Adapun pembelian pesawat bisa dilakukan dengan cara berutang. Hasil dari investasi tersebut yang sebesar 8% dapat digunakan untuk membayar cicilan utang beserta bunganya.
6. Bisa Mengakses Lebih Banyak Program Pinjaman
Bank secara natural tentu akan lebih banyak menawarkan produk dan program pinjaman kepada individu maupun lembaga yang memiliki aset lebih besar. Individu yang memiliki aset besar seperti ini biasanya juga memiliki literasi keuangan yang lebih baik dibandingkan masyarakat kebanyakan.
Kedua hal ini dapat mengindikasikan bahwa kemampuan bayar individu ini lebih stabil dibandingkan masyarakat pada umumnya. Maka dari itu, tidak heran jika orang-orang kaya akan mendapatkan limit kartu kredit yang lebih besar, layanan prioritas dan sarana pinjaman yang lebih mudah.
Berhutang tidak selamanya merupakan keputusan keuangan yang baik. Hanya saja, utang harus dikelola dengan bijaksana. Misalnya, dengan tidak mengambil pinjaman yang memiliki bunga terlalu tinggi atau tidak mengambil kredit tambahan jika proporsi utang Anda dibandingkan dengan pendapatan lebih dari 30%.
Hemat memang pangkal kaya, tapi berhutang juga tidak selalu berbahaya. Selamat mencoba.