Dalam dunia ekonomi sebuah negara, ada banyak faktor yang memengaruhi terjadinya transaksi perdagangan internasional. Salah satu penyebabnya adalah adanya keunggulan komparatif.
Keunggulan komparatif ini merupakan teori perdagangan yang dicetuskan oleh seorang pakar ekonomi yang kemudian menjadi dasar transaksi hingga saat ini. Sudahkah Anda mendengar dan memahami tentang teori ini?
Jika belum, mari simak penjelasan di bawah ini untuk informasi lebih lengkap!
Pengertian Keunggulan Komparatif
Keunggulan komparatif adalah teori dan konsep ekonomi yang menggambarkan kemampuan suatu negara, wilayah, atau individu untuk memproduksi suatu barang atau layanan. Gambaran kemampuan ini direpresentasikan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya produksi di negara lain dengan produk yang sama.
Contohnya, negara A memproduksi kopi dengan biaya yang lebih rendah daripada negara B. Sementara itu, negara B lebih efisien dalam memproduksi sepatu.
Dalam hal ini, negara yang memiliki kelebihan dalam memproduksi kopi akan lebih menguntungkan jika mereka memproduksi kopi dan menjualnya ke negara B. Hal ini lantaran negara A bisa lebih fokus menghasilkan kopi dan mengimpor pakaian dari negara B.
Dengan demikian, perdagangan internasional akan terjadi secara alami berdasarkan keunggulan komparatif yang berbeda-beda.
Konsep Dasar Teori Keunggulan Komparatif
Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo. Ia menciptakan teori ini atas dasar kelemahan yang terdapat pada teori keunggulan absolut dan teori keunggulan mutlak. David mengkritik teori keunggulan absolut karena sejumlah negara yang bisa memproduksi terkait untuk mencapai keuntungan hanya bisa dipakai atau diterapkan oleh suatu negara yang bisa melakukan spesialisasi produksi pada barang atau saja saja.
Namun, bagaimana nasib negara yang mengalami kerugian absolut karena mereka tidak bisa memproduksi barang atau jasa tersebut? Apakah mereka tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan perdagangan internasional?
Menurut David, jika suatu negara tidak memiliki keunggulan absolut, mereka masih bisa melakukan perdagangan internasional dengan melakukan spesialisasi barang atau jasa yang mempunyai biaya yang lebih sedikit dibanding dengan negara kompetitornya.
Dengan demikian, konsep dasar teori ini dapat disimpulkan bahwa teori keunggulan komparatif bisa terjadi apabila suatu negara melakukan proses produksi dengan biaya labor yang lebih efisien daripada negara lainnya.
Perbedaan Keunggulan Mutlak dan Keunggulan Komparatif
Keunggulan mutlak mengacu pada kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang atau jasa dengan biaya absolut yang lebih rendah daripada yang lainnya. Sementara itu, keunggulan komparatif mengacu pada kemampuan negara untuk memproduksi suatu barang atau jasa dengan biaya relatif yang lebih rendah daripada yang lain.
Keunggulan mutlak berfokus pada keuntungan absolut dalam produksi barang atau jasa tertentu. Di sisi lain, keunggulan komparatif berfokus pada perbandingan biaya antara dua barang atau jasa yang diproduksi.
Keuntungan Keunggulan Komparatif
Dalam penerapannya, keunggulan komparatif memberikan berbagai manfaat bagi keberjalanan sebuah bisnis. Berikut adalah keuntungan yang bisa dirasakan:
1. Efisiensi produksi
Keuntungan yang pertama tentu berkaitan dengan efisiensi produksi. Setiap negara pastilah memiliki keunggulannya di bidang masing-masing, seperti keunggulan di bidang maritim, pertanian, perkebunan, dan lain sebagainya.
Satu negara tidaklah bisa memproduksi segala kebutuhan masyarakatnya dengan hanya mengandalkan sumber daya yang ada. Diperlukan interaksi dan transaksi dengan pihak lain untuk menutupi kekurangan tersebut
Dengan konsep keunggulan komparatif, negara yang tidak unggul di bidang maritim, bisa mengimpor barang dari negara yang unggul dalam bidang kelautan. Sebagai timbal baliknya, negara tersebut bisa mengirimkan produksi unggulannya.
2. Biaya produksi lebih murah
Dari adanya efisiensi produksi tersebut, biaya pembuatan barang pun menjadi lebih murah. Mengapa demikian? Hal ini bisa terjadi karena suatu negara tidak perlu mengeluarkan ongkos produksi lebih banyak karena dapat melakukan impor dari negara lain.
Biaya kirim yang dikeluarkan akan lebih murah dibandingkan harus membuat pabrik atau perusahaan sendiri. Dengan begitu, pengeluaran negara pun bisa dialokasikan untuk operasional yang lain dan lebih berfokus pada keunggulan produksi dalam negeri.
Contoh Keunggulan Komparatif
Untuk mempermudah pengertian yang telah dijabarkan, mari simak contoh teori keunggulan komparatif di bawah ini:
Misalnya, Indonesia dan Jepang sama-sama memanfaatkan buruh untuk memproduksi televisi dan sepatu. Diasumsikan gaji setiap tenaga kerja adalah sama, maka jumlah produksi televisi dan sepatu yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:
Negara/Kuantitas | Sepatu | Televisi | |
Indonesia | 150 | 80 | 1 Sepatu = 2 TV |
Jepang | 80 | 120 | 1 Sepatu = 0,6 TV |
Melalui data di atas, dapat simpulkan bahwa Indonesia memiliki keunggulan dalam memproduksi sepatu dibandingkan dengan Jepang. Dengan demikian, Indonesia dapat menghasilkan 150 pasang sepatu per-jam, sedangkan Jepang hanya bisa menghasilkan 80 pasang sepatu per-jam.
Namun, Jepang memiliki keunggulan dalam memproduksi televisi dibanding dengan Indonesia. Jepang dapat menghasilkan 120 unit televisi per-jam, sedangkan Indonesia hanya mampu menghasilkan 80 unit televisi per-jamnya.
Jika ditilik pada teori keunggulan absolut, Indonesia dan Jepang sama sekali tidak akan melakukan perdagangan internasional. Hal ini disebabkan karena Indonesia memiliki keunggulan absolut atas sepatu dibandingkan negara pesaingnya yaitu Jepang. Akan tetapi, hal ini berbeda menurut teori keunggulan komparatif.
Kedua negara ini bisa melakukan perdagangan internasional jika masing-masing negara dapat fokus pada biaya peluang yang paling rendah. Di mana, biaya ini dapat dihasilkan melalui relative costs per-unit produk dari kedua negara.
Negara/Kuantitas | Sepatu | Televisi | |
Indonesia | 150 | 80 | 1 Sepatu = 2 TV |
Jepang | 80 | 120 | 1 Sepatu = 0,6 TV |
Dari tabel dapat dilihat bahwa Jepang tidak terlalu perlu membeli televisi dari Indonesia. Hal ini lantaran 2 televisi saja hanya dapat ditukar dengan 1 sepatu. Maka dari itu, dapat dilihat bahwa Jepang bisa lebih fokus untuk memproduksi televisi saja dan membeli sepatu dari Indonesia.
Dengan demikian, kedua negara dapat saling berdagang dan menguntungkan satu sama lain.
Itulah pembahasan singkat mengenai keunggulan mutlak dan komparatif. Dapat disimpulkan bahwa menurut keunggulan mutlak, negara dengan keunggulan mutlak hanya boleh mengekspor produk unggulan mereka untuk mencapai keuntungan maksimal. Akan tetapi, keunggulan komparatif memungkinkan suatu negara untuk tetap bisa mengimpor produk dari negara lain.