Memiliki manajemen keuangan yang baik bisa berikan dampak positif terhadap kestabilan pengeluaran harian atau bulanan Anda. Dengan mengelola uang secara tepat, Anda bisa menghindari risiko-risiko seperti menghamburkan uang berlebihan, tidak memiliki dana cadangan, dan sebagainya.
Tips utama pengelolaan uang yang efektif adalah dengan membiasakan diri untuk disiplin dalam mengelompokkan pengeluaran dari pemasukan yang didapat. Tujuannya tentu untuk menjaga aliran keuangan tetap stabil.
Lalu, sebenarnya apa pentingnya pengelolaan keuangan selain untuk menjaga kestabilan pengeluaran? Apakah ada bahaya jika tidak mengelola uang dengan baik? Mari simak penjelasan di bawah ini untuk mencari tahu jawabannya!
Bahaya dari Keuangan yang Tidak Terkelola dengan Baik
Ada berbagai dampak yang bisa dirasakan baik jangka pendek maupun jangka panjang jika Anda tidak dapat mengelola uang dengan baik. Berikut adalah beberapa dampak yang dapat dirasakan:
1. Tidak ada anggaran dana di masa depan
Dalam menjalani kehidupan, Anda mungkin tidak akan tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Untuk itu, penting bagi Anda untuk mengelompokkan pendapatan yang diterima untuk beberapa keperluan, salah satunya adalah tabungan masa depan dan dana darurat.
Tabungan ini bisa berupa dana pensiun, dana pendidikan, dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.
Dari tabungan ini, Anda dapat mengantisipasi risiko pemberhentian dari pekerjaan, krisis ekonomi, dan lain sebagainya. Jadi, Anda tidak perlu khawatir lagi terhadap ancaman tersebut karena sudah memiliki dana yang cukup.
2. Banyak pengeluaran tidak terduga
Pengelolaan keuangan berkaitan erat dengan proses pengaturan dan pengendalian aktivitas keuangan seseorang. Dengan kata lain, pendapatan yang Anda terima tidak bisa dihabiskan begitu saja tanpa ada rencana yang matang.
Jika Anda tidak memisahkan pengeluaran sehari-hari dengan tabungan atau investasi, tinggi kemungkinan uang tersebut akan habis untuk hal-hal yang kurang jelas atau mungkin tidak perlu.
Anda dapat membuat pos-pos pengeluaran, seperti biaya sehari-hari, biaya tagihan, tabungan, dan lain sebagainya. Dengan begitu, Anda tidak akan menyentuh uang yang bukan bagiannya dan secara tidak langsung bisa membatasi diri untuk menghamburkan uang.
3. Risiko terlilit hutang lebih tinggi
Pernahkah Anda merasa gaji sangat cepat habis dan berujung harus meminjam uang ke kerabat atau bank? Jika pernah, itu adalah salah satu bahaya dari tidak adanya pengelolaan keuangan yang baik.
Walaupun ada beberapa faktor yang menyebabkan risiko ini, salah satunya adalah sandwich generation, memiliki manajemen keuangan yang tepat tetaplah diperlukan. Sandwich generation merujuk pada fenomena di mana seseorang harus membiayai kehidupan keluarganya seperti orang tua, saudara, dan lainnya selain dirinya sendiri.
Jika Anda berada di posisi ini, mulailah untuk mempertimbangkan pengelolaan keuangan yang efektif dan membaginya sesuai kebutuhan. Pastikan juga bahwa ada pos tabungan sekian persen dari pendapatan yang didapat.
Selain sandwich generation, lifestyle juga memengaruhi risiko terlilit hutang lebih tinggi. Gaya hidup yang lebih tinggi dibandingkan pendapatan tentunya akan berpengaruh kepada jumlah uang yang dikeluarkan.
Anda tetap bisa mengeluarkan uang untuk lifestyle selama tidak melebihi kebutuhan sehari-hari dan dana tabungan. Dengan begitu, Anda tidak perlu meminjam uang ke layanan pinjaman, kredit/paylater, atau bank. Meminjam uang sama saja menambah pengeluaran.
Akibat dari adanya hutang menumpuk juga dapat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Munculnya stress dan kecemasan akibat hutang dan pengelolaan uang buruk dapat berujung pada risiko terkena penyakit jantung dan gangguan kecemasan. Tentu Anda tidak ingin mengalami hal tersebut, bukan?
Alasan Pentingnya Pengelolaan Keuangan yang Baik
Untuk menghindari berbagai bahaya dari buruknya manajemen keuangan, inilah alasan mengapa penting untuk memiliki pengelolaan yang baik:
1. Pengaturan dan perencanaan keuangan terstruktur
Pendapatan yang Anda miliki perlulah diatur agar tidak melebihi budget pengeluaran harian. Ada sistem yang bisa diterapkan, yaitu metode 50-30-20.
Metode ini mengarahkan Anda untuk mengalokasikan 50% pendapatan untuk kebutuhan pokok sehari-hari. Kebutuhan pokok ini bisa berupa biaya makan, biaya transportasi, tagihan atau cicilan, dan lain sebagainya.
Lalu, dana 30% lainnya dikhususkan untuk kebutuhan tersier. Pada bagian ini, Anda bisa menyisihkan uang untuk keperluan yang Anda inginkan, seperti membeli gadget, biaya travelling, dan keinginan lainnya.
Sisa dana 20% digunakan untuk investasi atau tabungan. Tabungan ini bisa berfungsi sebagai dana darurat jika suatu saat ada keperluan yang mendesak.
Dengan membagi pendapatan ke dalam persenan ini, Anda bisa mengatur pengeluaran agar tidak melebihi budget yang dimiliki tiap bulannya.
Masih banyak metode lainnya yang bisa diterapkan, seperti metode 80-20, metode Kakeibo, dan lain sebagainya. Gunakan metode yang sesuai dengan keperluan Anda agar tidak salah dalam mengatur keuangan bulanan.
Perencanaan keuangan yang terstruktur ini juga dapat memberi dampak pada kualitas hidup seseorang. Seseorang bisa lebih merasa aman dan tenang dalam mengeluarkan dana karena sudah terbagi secara merata. Mereka juga tidak lagi mengutamakan keinginan sesaat karena lebih berfokus pada pemenuhan kebutuhan utama.
2. Menghindari pengeluaran tidak perlu
Dengan adanya pembatasan terhadap pengeluaran, Anda bisa menghindar pengeluaran tidak perlu yang tidak ada dalam daftar rincian dana.
Salah satu penyebab munculnya pengeluaran tidak perlu adalah pengaruh gaya hidup yang tidak dapat mengontrol keinginan dibandingkan kebutuhan. Misalnya, Anda masih tergiur dengan promo besar-besaran atas suatu barang padahal sebenarnya barang tersebut tidak terlalu diperlukan atau tidak ada urgensinya.
Adanya manajemen keuangan bisa membatasi pola perilaku konsumtif ini karena sudah ada pos tersendiri di bagian kebutuhan tersier atau wants (keinginan).
3. Antisipasi dana darurat
Dana darurat menjadi bagian penting dalam pengelompokkan pengeluaran untuk mengantisipasi pengeluaran tidak terduga. Misalnya, dana darurat dapat digunakan sebagai antisipasi jika harus dirawat di rumah sakit, mengalami bencana, dan masih banyak lagi.
Dengan kata lain, dana darurat tidak boleh disentuh atau digunakan untuk kebutuhan sepele.
Setelah memahami penjelasan di atas, apakah Anda sudah siap untuk mengelola keuangan dengan lebih baik? Jika saat ini Anda belum memiliki manajemen keuangan yang baik, kini saatnya untuk mulai mengatur pengeluaran dengan cara yang tepat.