Lompat ke konten
Daftar Isi

Metode Just In Time (JIT) pada Produksi

Perempuan sedang menelpon sambil memegang kardus pesanan barang dengan melihat laptop.

Dalam menjalankan bisnis, tentu Anda ingin mendapat keuntungan sebesar-besarnya, bukan? Salah satu upaya mencapai keuntungan tersebut adalah dengan memproduksi barang atau layanan sebanyak mungkin. Akan tetapi, ternyata metode produksi seperti itu bisa menjadi bumerang bagi bisnis karena tidak ada konsep yang pasti.

Maka dari itu, sebagai pemilik bisnis, Anda perlu mempertimbangkan sistem produksi yang tepat agar sesuai sasaran dan tidak berujung kerugian akibat penimbunan barang yang tidak laku. Salah satu sistem yang bisa diterapkan adalah dengan metode Just In Time (JIT). 

Apa itu metode Just In Time? Bagaimana cara kerjanya? Manfaat apa yang bisa dirasakan bagi perusahaan? Untuk menjawab seluruh pertanyaan tersebut, mari simak informasi di bawah ini!

Pengertian Metode Just In Time (JIT)

Jika merujuk sesuai nama metodenya, metode Just In time adalah sebuah sistem produksi yang prosesnya diatur sesuai waktu yang sudah ditentukan. Singkatnya, metode ini mengutamakan hasil produksi bisa selesai tepat waktu untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. 

Bisa dibilang metode ini merupakan proses produksi yang dilakukan berdasarkan permintaan konsumen. Umumnya perusahaan yang menerapkan metode ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan barang atau supplier bagi bisnis lain. 

Biasanya supplier yang bekerja sama dengan suatu perusahaan sudah memiliki jumlah tetap barang-barang yang diminta untuk diproduksi. 

Cara Kerja Metode JIT

Cara kerja metode JIT ini sebenarnya cukup sederhana. Dalam proses produksi, setiap bagian memiliki stasiun kerja (work station) masing-masing. Misal, stasiun kerja pencampuran bahan, stasiun kerja percetakan, stasiun kerja pengemasan produk, dan masih banyak lagi. 

Mekanisme atau aliran kerja produksi ini dikendalikan oleh stasiun kerja yang saling berinteraksi satu sama lain. Satu stasiun akan menarik output yang sudah selesai untuk kemudian melanjutkan proses produksi. Misalnya, stasiun percetakkan sudah selesai mencetak desain produk. Hasil dari stasiun tersebut akan diserahkan ke stasiun kerja pengemasan untuk siap dipasarkan. 

Setiap stasiun kerja ini sudah diatur sedemikian rupa jumlah dan kapasitas produksinya. Jadi, mesin akan berhenti jika sudah mencapai batas tersebut. Sederhananya, mesin hanya akan bekerja selama ada permintaan pembuatan barang. 

Manfaat Metode JIT

Penerapan metode JIT ini tentu berikan manfaat bagi operasional bisnis, antara lain: 

1. Menghindari produksi barang berlebihan

Dengan menerapkan metode JIT dalam proses produksi, terjadinya kelebihan barang yang kemungkinan tidak laku akan bisa diminimalisasi. Kelebihan barang ini akan menimbulkan kerugian karena bahan baku, tenaga, dan sumber daya terbuang sia-sia. 

Dengan mengestimasikan jumlah produksi berdasarkan permintaan pasar atau konsumen, perusahaan bisa meminimalisasi penggunaan bahan baku, efisiensi proses produksi, hingga mengurangi risiko kerusakan barang akibat penimbunan yang berlebih.

Ditambah lagi jika perusahaan Anda bergerak di bidang makanan dan minuman. Produksi berlebih akan berpengaruh pada ketahanan dan kualitas barang yang akan memberi dampak pada konsumen.

2. Efisiensi waktu produksi

Sesuai dengan namanya, “Just In Time” mengusung konsep ketepatan waktu dalam proses pembuatan barang. Ketepatan waktu ini tidak hanya berkaitan dengan output yang dihasilkan, tetapi juga berpengaruh selama waktu sebelum dan sesudah produksi. 

Dengan menerapkan metode ini, perusahaan bisa mengatur pemesanan bahan baku agar sampai tepat waktu, kapan waktu untuk produksi barang, jadwal pengiriman barang ke konsumen atau supplier lainnya, dan masih banyak lagi. Adanya jadwal ini akan memudahkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan cepat. 

3. Meningkatkan produktivitas bisnis

Metode ini menjadi bentuk simbiosis mutualisme yang sangat menguntungkan baik bagi pemilik bisnis maupun konsumen. Bagi konsumen atau supplier yang bekerja sama, tingkat kepercayaan menjadi meningkat. Hal ini disebabkan karena mereka diberi kepastian kapan barang tiba dan memproyeksikan berapa lama proses produksi yang dibutuhkan.

Bagi perusahaan, penerapan metode ini secara langsung juga meningkatkan produktivitas bisnis karena semua kegiatan sudah terjadwal dengan rinci. Mulai dari persiapan bahan baku, proses produksi, hingga pengiriman barang sudah memiliki waktu dan pos masing-masing. Dengan begitu, operasional perusahaan bisa berjalan lebih efisien.

Contoh Implementasi JIT pada Bisnis

Sekarang ini, sudah banyak perusahaan yang mengimplementasikan metode JIT pada bisnis mereka. Salah satu contohnya adalah perusahaan yang bergerak di pengerjaan furniture, seperti kitchen set

Jika Anda ingin membuat kitchen set dengan menyewa jasa pembuat furniture, Anda akan dilayani berdasarkan permintaan dan kebutuhan Anda. Tim perusahaan akan mulai menghitung pengeluaran bahan baku yang dibutuhkan, lamanya waktu pengerjaan, ongkos produksi, dan lain sebagainya. 

Dengan begitu, perusahaan dan konsumen pun akan sama-sama diuntungkan karena segala persiapan produksi didiskusikan terlebih dahulu. Selain itu, ada juga beberapa perusahaan furniture yang sudah menyediakan stok persediaan barang untuk dijadikan opsi kepada calon pelanggan. Akan tetapi, biasanya stok tersebut tidak banyak guna mengurangi risiko barang menjadi rusak atau cacat karena dibiarkan berkontak dengan benda lainnya. 

Limitasi Metode JIT

Walaupun metode JIT ini berikan berbagai manfaat, ada beberapa limitasi dalam penerapan metode ini. Hal ini disebabkan karena tidak semua industri bisa menerapkan sistem ini. Berikut adalah beberapa industri yang cocok menggunakan JIT:

1. Industri otomotif

Industri otomotif sangat cocok menerapkan metode JIT guna menghindari overproduction (produksi berlebih) pada barang yang dihasilkan. Sistem ini pertama kali digunakan oleh perusahaan otomotif, Toyota, yang memproduksi barang sesuai jumlah pesanan yang masuk.

Itulah mengapa tidak heran ketika Anda membutuhkan sparepart atau komponen kendaraan, barang tersebut tidak tersedia langsung di bengkel atau toko otomotif. Anda harus memesannya terlebih dahulu untuk dicek ketersediaan barang tersebut atau perlu menunggu proses produksi. 

2. Industri elektronik dan teknologi

Sama seperti industri otomotif, ternyata industri elektronik dan teknologi juga menerapkan metode ini. Bahkan, perusahaan besar seperti Apple pun mengadopsi sistem ini guna menjaga ketersediaan barang dan menghindari kemungkinan barang tertimbun dan tidak laku.

Hal ini disebabkan karena industri elektronik dan teknologi bukanlah industri yang bergerak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setiap hari seperti bahan makanan. Barang seperti komputer, ponsel, dan sebagainya akan diproduksi sesuai permintaan pasar atau supplier yang sudah bekerja sama dengan industri tersebut. 

3. Industri makanan dan minuman

Pembuatan makanan dan minuman sangat memperhatikan kualitas barang agar tidak berbahaya bagi tubuh manusia. Untuk itulah metode ini diterapkan guna memastikan bahwa tidak ada produk yang tertimbun terlalu lama yang akan merusak kualitas barang. 

Walaupun makanan dan minuman sudah dikemas, tetap saja ada batas masa berlaku (expired date) yang harus diperhatikan. Jika barang ditimbun dan melebihi expired date, barang tersebut sudah tidak layak konsumsi dan akan terbuang sia-sia. Setelah memahami metode Just In Time pada produksi di atas, apakah perusahaan Anda adalah salah satu yang cocok menerapkan metode tersebut? JIT tawarkan berbagai keuntungan dengan cara kerja yang digunakan. Untuk itu, maksimalkan sistem produksi perusahaan Anda agar tidak berujung pada kerugian.

Lusita Amelia

Lusita Amelia

Lusita Amelia adalah seorang content writer dengan pengalaman menulis berbagai macam jenis artikel. Dia menekuni kepenulisan di bidang investasi, bisnis, ekonomi, dan isu-isu terkini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *