Setiap harinya Anda pasti membeli kebutuhan hidup mulai dari makanan, minuman, pakaian, hingga kebutuhan esensial lainnya seperti produk kecantikan. Harga dari setiap produk tersebut sangat bervariasi mulai dari paling murah hingga mahal. Dalam dunia ekonomi, ada istilah yang digunakan untuk produk dengan harga lebih tinggi pada jenis yang sama, yaitu pink tax.
Apakah Anda pernah mendengar istilah tersebut? Jika dilihat dari namanya, warna pink identik dengan kebutuhan perempuan. Begitu pula konsep yang digunakan pada pink tax ini di mana harga dikenakan lebih tinggi pada produk-produk untuk konsumen perempuan.
Namun, sebenarnya apa itu pink tax secara lebih detail? Bagaimana cara kerja dan pengaruhnya bagi finansial seseorang? Untuk mengetahuinya, mari simak informasi lengkapnya dari penjelasan di bawah ini!
Pengertian Pink Tax
Pink tax adalah istilah yang digunakan terhadap fenomena di mana harga yang diberikan lebih tinggi terhadap produk atau layanan untuk konsumen perempuan. Produk ini bisa berupa produk fashion, kecantikan, perawatan tubuh, atau bahkan peralatan rumah tangga.
Selain itu, bagi Anda seorang perempuan, mungkin tidak heran lagi dengan harga layanan salon yang bisa dibilang lebih mahal dibandingkan salon untuk pria. Layanan kesehatan dan kecantikan pun dikenakan biaya cukup tinggi termasuk produk-produk di dalamnya, seperti pisau cukur, pembalut, dan lain sebagainya.
Secara umum, kata “tax” pada istilah pink tax di sini bukan merujuk pada pengertian pajak secara literal. Pink tax di sini hanya menunjukkan adanya perbedaan harga yang diberikan pada komoditas perempuan dibandingkan laki-laki.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa fenomena ini merupakan wujud dari bias gender dan diskriminasi harga. Bagaimana tidak? Adanya perbedaan harga antara produk perempuan dan laki-laki tidak bisa dijelaskan secara rasional karena sebenarnya tidak ada perbedaan kualitas atau fungsi dari produk tersebut.
Misalnya, sebuah pisau cukur perempuan memiliki harga lebih mahal dibandingkan pisau cukur laki-laki. Padahal, dari segi kualitas dan fungsi, keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menghilangkan rambut-rambut pada tubuh.
Itulah mengapa fenomena ini dianggap sebagian orang sebagai bentuk ketidaksetaraan gender yang tentu menimbulkan pertanyaan mengapa bisa terjadi sedemikian rupa. Di beberapa negara, ada yang pemerintahannya mewajarkan dan melegalkan fenomena ini. Namun, ada juga yang menghilangkan praktik seperti ini dan menyetarakan harga untuk produk dan layanan serupa.
Cara Kerja Pink Tax
Cara kerja dari pink tax ini sebenarnya bisa dikatakan hanya berkaitan dengan unsur-unsur estetika atau ciri khas perempuan itu sendiri.
Produk dengan kemasan atau penampilan lebih feminin, seperti warna pink atau desain yang lebih berfokus pada aspek estetika dianggap lebih fokus untuk perempuan. Maka dari itu, pebisnis biasanya cenderung mengenakan harga lebih tinggi.
Meskipun produk tersebut mungkin memiliki kualitas dan fitur yang sama dengan versi yang ditujukan untuk laki-laki, perbedaan dalam penampilan eksternal dapat menjadi alasan untuk menaikkan harga.
Selain itu, banyak perusahaan menggunakan strategi branding dan pemasaran yang berbeda antara produk untuk konsumen perempuan dan laki-laki. Produk dengan branding yang lebih feminin sering kali dikenakan harga lebih tinggi, terutama jika produk tersebut dianggap sebagai kebutuhan khusus bagi konsumen perempuan.
Perusahaan juga tidak jarang melakukan pemasaran dengan menggunakan produk dengan konsep kecantikan dan kelembutan sesuai ciri khas perempuan. Tentu teknik ini bisa memengaruhi penentuan harga produk dan layanan.
Pengaruh Pink Tax bagi Finansial Wanita
Adanya pemberian harga lebih tinggi ini tentu memberikan pengaruh secara langsung terhadap finansial wanita. Berikut adalah beberapa dampak yang ditimbulkan dari fenomena pink tax:
1. Pengeluaran yang lebih tinggi
Perempuan akan terus dikenakan biaya lebih tinggi terhadap produk atau layanan dengan fungsi serupa dengan produk laki-laki. Dengan kata lain, biaya ini tentu akan menambah pengeluaran perempuan yang seharusnya hanya membayar sekian menjadi berlipat kali ganda.
Walaupun mungkin sebagian produk “wanita” tidak selalu dibeli untuk kebutuhan sehari-hari, seperti pembalut misalnya, barang tersebut tetap dikategorikan barang mewah dengan harga cukup mahal.
Ditambah lagi untuk memenuhi kebutuhan harian seperti sampo, sabun, dan lain sebagainya. Secara tidak sadar, pengeluaran perempuan akan terus meningkat.
2. Pengelolaan keuangan yang buruk
Fenomena ini juga mengakibatkan perempuan cukup kesulitan untuk membuat dan mengatur anggaran keuangan mereka. Pasalnya, perbedaan harga yang tidak bisa diprediksi ini membuat perempuan kesulitan untuk mengestimasikan pengeluaran bulanan.
Selain itu, harga produk dan layanan tersebut pun dapat terus berubah dan meningkat seiring dengan adanya inovasi atau pengembangan produk baru. Berangkat dari hal ini, perempuan akan lebih kesulitan untuk mengestimasikan alokasi pengeluaran untuk produk khusus wanita.
Tips Mengatasi Pink Tax
Walaupun pink tax ini memberikan dampak cukup signifikan bagi finansial perempuan, ada beberapa tips untuk mengatasi fenomena tersebut, yaitu:
1. Utamakan fungsi, bukan estetika
Tips pertama yang perlu Anda tanamkan dalam diri adalah memahami kebutuhan dibandingkan keinginan. Belilah produk atau layanan dengan mengutamakan fungsinya, bukan dari segi estetikanya (kemasan, warna, tagline, dsb). Pastikan bahwa barang yang Anda beli berkualitas tinggi dan berfungsi dengan baik.
2. Bandingkan setiap produk dan layanan serupa dari berbagai merek
Jika Anda sudah menerapkan konsep di atas, kini saatnya Anda membandingkan harga setiap produk atau layanan “wanita” dengan komoditas lainnya yang serupa dari berbagai merek.
Misalnya, Anda ingin membeli sampo anti-ketombe. Jika Anda melihat bahwa produk sampo anti-ketombe khusus perempuan cenderung lebih mahal, bandingkan dengan produk sampo anti-ketombe untuk laki-laki dengan kualitas dan fungsi serupa.
Apabila sampo khusus laki-laki tersebut lebih murah, Anda disarankan untuk membeli produk tersebut saja untuk menghindari pengeluaran biaya berlebih.
3. Manajemen keuangan
Tips terakhir yang tidak kalah penting adalah membuat manajemen keuangan dengan baik. Prioritaskan kebutuhan primer Anda terlebih dahulu di atas kebutuhan lainnya. Walaupun harga produk dan layanan “wanita” bisa berubah-ubah, Anda dapat membuat perkiraan biaya yang akan dibutuhkan.
Dengan begitu, Anda bisa menyesuaikan pembelian produk dan layanan sesuai dengan budget yang sudah ditentukan sebelumnya.
Itulah pembahasan mengenai pink tax mulai dari pengertian, cara kerja, dan dampaknya bagi finansial perempuan. Tentu pink tax ini bisa diatasi dengan menerapkan beberapa langkah efektif. Tetaplah menjadi pembeli yang bijak walaupun fenomena ini terus mengintai kehidupan sehari-hari.