Lompat ke konten
Daftar Isi

Risiko Jadi Agen BRILink dan Cara Mengatasinya

Poster bertuliskan "Agen BRILink: Layanan Transaski Keuangan Tanpa Kantor"

Untuk meningkatkan dan memperluas layanan keuangan perbankan, BRI membuat sebuah layanan bernama BRILink. Pada dasarnya, BRILink ini bekerja sama dengan para nasabahnya, yang kemudian disebut agen BRILink, untuk memfasilitasi daerah yang sulit terjangkau mesin ATM atau tidak ada kantor cabang terdekat di sekitarnya. 

Program ini dicetuskan karena mengingat masih banyak daerah di Indonesia yang sulit untuk mengakses layanan perbankan. Anda pun bisa menjadi agen layanan ini selama memiliki modal dan rencana usaha yang matang.

Namun, sama halnya seperti berbisnis, ada risiko tersendiri ketika menjadi agen BRILink. Apa saja risiko tersebut? Bagaimana cara mengatasinya? Mari cari tahu jawabannya pada penjelasan di bawah ini!

BRILink merupakan sebuah layanan keuangan yang disediakan oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) terkhusus bagi wilayah yang sulit diakses. Peran BRILink di sini adalah sebagai agen atau mitra perbankan yang membantu menyediakan layanan keuangan kepada masyarakat di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh cabang bank. 

Melalui layanan BRILink ini, nasabah dapat mengakses layanan perbankan dasar seperti pengiriman dana ke sesama bank atau antar-bank, pembukaan rekening tabungan, penarikan dan setoran tunai, pembayaran tagihan, pembelian pulsa, dan layanan keuangan lainnya. Agen BRILink biasanya berlokasi di rumah-rumah warga, kios, toko, atau outlet kecil yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu, menjadi agen layanan ini, BRI menerapkan pembagian hasil dengan sistem 50:50. Jadi, Anda bisa mengambil keuntungan dari setiap transaksi yang dilakukan. Cukup menguntungkan, bukan?

Tujuan dari adanya layanan BRILink adalah untuk meningkatkan transaksi keuangan di Indonesia. Salah satu upayanya adalah dengan memperluas akses dan kemudahan layanan keuangan bagi masyarakat, terutama di daerah yang belum terjangkau oleh jaringan perbankan konvensional. Dengan adanya layanan ini, masyarakat diharapkan bisa lebih mudah dan nyaman dalam melakukan transaksi keuangan tanpa harus pergi ke kantor cabang bank yang jauh. 

Untuk menjadi agen BRILink, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, seperti agen harus berdomisili di wilayah sesuai yang diajukan, memiliki surat izin usaha, dan memiliki rekening BRI.

Berikut adalah beberapa risiko jadi agen BRILink yang perlu dijadikan perhatian, antara lain:

1. Membutuhkan modal besar

Untuk menjadi agen layanan ini, Anda setidaknya harus memiliki modal sebesar Rp3.000.000,00. Biaya tersebut bukanlah biaya yang sedikit untuk membuka sebuah usaha baru. 

Dengan kata lain, dana tersebut dijadikan jaminan selama Anda bergabung menjadi agen BRILink. Namun, jika Anda sedang dalam status mengajukan pinjaman atau menjalankan pinjaman, jaminan yang wajib disetorkan hanyalah sebesar Rp500.000,00. 

2. Adanya penalti jika target transaksi tidak tercapai

Risiko lainnya yang akan dihadapi sebagai agen adalah adanya target transaksi setiap bulannya. BRI sendiri menargetkan para agen untuk bisa mencapai 200 transaksi per bulan. Transaksi yang cukup banyak, bukan?

Apabila Anda tidak memenuhi target tersebut, Anda akan dikenakan penalti atau sanksi. Penalti ini akan berlaku setelah 6 bulan awal menjalani program sebagai agen BRILink. Dengan kata lain, apabila Anda tidak mencapai target selama 6 bulan awal, Anda tidak akan dikenakan penalti dan akan berlaku pada bulan ke-7. 

Selain target, Anda juga bisa dikenakan denda pada setiap transaksi yang gagal. Misalnya, ada nasabah yang ingin mengirim uang, tetapi mengalami kendala hingga gagal. Anda harus membayar denda sebesar Rp1.000,00 per transaksi yang gagal tersebut. 

3. Pembekuan dana sebagai jaminan mesin EDC

Agar transaksi berhasil, agen memerlukan mesin EDC (Electronic Data Capture). Sederhananya, mesin ini memproses pembayaran pengguna kartu debit dan kredit yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan. 

Untuk memiliki mesin ini, dana modal yang disetorkan di awal akan dibekukan. Jadi, Anda tidak bisa menggunakan dana tersebut untuk operasional lainnya. 

Walaupun ada beberapa risiko menjadi agen BRILink, tentu ada cara mengatasi permasalahan tersebut, yaitu: 

1. Tingkatkan jumlah transaksi harian

Salah satu cara yang cukup solutif bagi agen BRILink adalah meningkatkan jumlah transaksi harian. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, BRI menugaskan para agen untuk memenuhi target yang ditentukan. 

Enam ratus transaksi bisa terwujud jika Anda bisa mendapatkan 20 transaksi per hari. Transaksi ini bisa berbentuk apapun, baik itu transfer antar-bank, pembayaran tagihan, penarikan uang, dan sebagainya. 

Sama seperti berbisnis pada umumnya, agar target Anda tercapai, tentu layanan bisnis harus dipromosikan. Perlu diingat bahwa BRILink ini tidak hanya melayani nasabah BRI saja.

Nasabah bank lain juga bisa melakukan transaksi di sini. Namun, ada biaya administrasi yang harus dibayarkan. Jadi, gencarkan promosi ke mana pun tanpa batasan nasabah apa pun. 

3. Pastikan jaringan internet dan fasilitas pendukung memadai

BRILink menggunakan mesin dan server yang terhubung dengan sistem data pusat. Maka dari itu, pastikan jaringan internet dan fasilitas pendukung lainnya (seperti mesin EDC) memadai untuk melayani transaksi nasabah. 

Pasalnya, jika Anda mengalami kegagalan dalam transaksi, Anda akan dikenakan sanksi. Apabila Anda berada di daerah yang jauh dari jangkauan internet, pastikan daerah Anda memiliki provider internet yang memadai. 

Nah, itulah beberapa risiko jadi agen BRILink dan cara mengatasinya. Di balik risikonya tersebut, tentu ada keuntungan yang bisa dirasakan oleh agen dan nasabah. Jadi, sebelum bergabung menjadi agen, pertimbangkan terlebih dahulu beberapa hal di atas, ya!

Lusita Amelia

Lusita Amelia

Lusita Amelia adalah seorang content writer dengan pengalaman menulis berbagai macam jenis artikel. Dia menekuni kepenulisan di bidang investasi, bisnis, ekonomi, dan isu-isu terkini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *