Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Sentimen Pasar? Pengertian dan Contohnya

Seseorang sedang menggenggam HP dengan tampilan grafik saham.

Sebagai seorang investor, Anda tentu tidak serta-merta membiarkan modal yang ditanamkan begitu saja tanpa mempertimbangkan kondisi pasar. Kondisi ini berkaitan dengan sentimen pasar di mana harus diperhatikan saat sebelum atau sesudah membeli produk saham. 

Sentimen pasar ini memengaruhi kestabilan harga sehingga perlu pemahaman tentang indikator yang digunakan dan langkah bijak yang harus diambil. Maka dari itu, seorang investor harus memahami dahulu apa itu sentimen pasar beserta pengaruhnya dalam investasi. 

Mari simak informasi di bawah ini untuk penjelasan lebih lanjut!

Pengertian Sentimen Pasar

Sentimen pasar adalah sikap atau kecenderungan seorang investor melihat aset atau instrumen keuangan dalam suatu pasar secara keseluruhan. Singkatnya, dalam mengambil keputusan, investor tidak hanya mengandalkan logika saja, tetapi juga ada emosi secara psikologis yang memengaruhi keputusan mereka. Aspek psikologis inilah yang memengaruhi kondisi dan prospek harga secara kesulurahan berubah.

Sentimen pasar bisa berbentuk positif atau negatif. Sentimen positif muncul ketika investor atau pedagang merasa optimis terhadap kenaikan nilai aset atau performa suatu pasar. Hal ini bisa terwujud dari adanya kebijakan pemerintah yang menguntungkan, pertumbuhan ekonomi yang baik, atau faktor pendorong lainnya. 

Di sisi lain, sentimen negatif terjadi ketika investor merasa pesimis dan khawatir terhadap penurunan nilai aset atau kinerja pasar. Kekhawatiran ini umumnya disebabkan akibat adanya informasi terkait inflasi, ketidakpastian ekonomi, atau kebijakan ekonomi yang merugikan beberapa pihak. 

Dengan kata lain, sentimen pasar ini memiliki pengaruh cukup signifikan terhadap perkembangan harga dan pergerakan pasar. Ketika sentimen positif, investor cenderung membeli lebih banyak aset yang menyebabkan adanya peningkatan harga. Begitu pula sebaliknya, sentimen negatif mendorong terjadinya penjualan aset secara massal dan penurunan harga di pasar. 

Indikator Sentimen Pasar

Investor dapat mengukur kemungkinan sentimen pasar melalui beberapa indikator di bawah ini: 

1. High-Low Index

Indikator yang pertama ini berfungsi untuk membandingkan antara jumlah saham di harga tertinggi (high) dan jumlah saham yang mencapai harga terendah terbaru (low). Pengukuran ini dilakukan para periode waktu tertentu di mana saham dihitung dalam waktu sekitar 52 minggu. Tujuannya adalah untuk memberikan gambaran tentang sejauh mana pasar cenderung optimis (bullish) atau pesimis (bearish). 

Agar Anda memiliki gambaran lebih jelas, jika High-Low Index memiliki nilai di atas 50, hal tersebut berarti menandakan bahwa saham telah mencapai harga tertinggi baru dibandingkan yang terendah. Fenomena ini dapat diartikan sebagai sentimen pasar yang positif atau bullish. Hal yang sama pun terjadi pada hal sebaliknya di mana High-Low Index memiliki nilai di bawah 50. Berarti, sentimen bersifat negatif atau bearish

2. VIX (Volatility Index) atau Indeks Ketakutan

Pengukuran ini dikatakan indeks ‘ketakutan’ karena berkaitan dengan sentimen negatif dan adanya ketidakpastian harga. Semakin tinggi tingkat volatilitas, semakin tidak stabil pula kondisi pasar yang sedang terjadi. Hal ini disebabkan karena volatilitas tinggi menunjukkan selisih yang sangat besar antara harga tertinggi dan terendah saham. 

Seorang investor yang merasa khawatir dengan kondisi ini, mereka cenderung akan meningkatkan nilai volatilitasnya. Singkatnya, volatilitas ini menggambarkan perubahan naik atau turunnya harga aset keuangan secara khusus dalam periode waktu tertentu.

3. Bullish Percent Index (BPI)

Indikator pengukuran selanjutnya adalah menggunakan BPI untuk mengidentifikasi potensi perubahan sentimen pasar secara keseluruhan. Jika BPI sebelumnya mulai turun atau mendekati 50, hal ini bisa menjadi tanda bahwa sentimen pasar mulai melemah dan ada kemungkinan perubahan tren dari bullish ke bearish.

Ketika BPI menunjukkan adanya persentase 80%, dapat disimpulkan bahwa sentimen bullish atau optimis. Sementara itu, jika ukurannya 20% ke bawah, sentimen bisa dikatakan negatif.

4. Moving Average

Moving Average (MA) merupakan rata-rata pergerakan harga dalam pasar untuk mengidentifikasi tren dan menyaring fluktuasi harga yang acak. Indikator ini adalah metode pengukuran yang umum digunakan untuk memberi gambaran pergerakan harga dalam periode waktu tertentu. 

Investor biasanya menggunakan rentang periode waktu 50 hari atau 200 hari untuk mengukur sentimen pasar ini. Namun, pengukuran ini juga dikembalikan ke preferensi atau kebutuhan analisis masing-masing investor.

Menggunakan Sentimen Pasar Pada Investasi dan Trading

Sentimen pasar dapat keputusan investor dalam menanamkan modalnya. Ketika sentimen positif, investor cenderung lebih optimis dan cenderung untuk melakukan pembelian aset. Hal ini dapat menghasilkan lonjakan permintaan yang mendorong harga naik. Di sisi lain, ketika sentimen negatif, investor cenderung merasa pesimis dan mungkin melakukan penjualan aset. Ini dapat menyebabkan penurunan harga.

Selain itu, tren yang sedang berlangsung juga dapat memengaruhi sentimen pasar pada investasi dan trading. Investor dan trader yang mampu mengenali perubahan sentimen pasar dengan tepat dapat memanfaatkannya untuk mengambil posisi yang sesuai dengan tren yang sedang berkembang. 

Contohnya, beberapa tahun belakangan ini, dunia pasar modal sedang diramaikan dengan adanya produk bitcoin. Ramainya produk ini di masyarakat menyebabkan para investor berlomba-lomba untuk membeli produk tersebut.

Contoh Sentimen Pasar di Indonesia

Sebagai seorang investor yang tinggal di Indonesia, tentu Anda perlu mengetahui gambaran sentimen pasar di negara ini. Melalui IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), Indonesia kerapkali mengalami sentimen pasar beragam, baik mengarah ke bullish atau bearish

Pada tahun 2022 lalu, IHSG tercatat turun ke angka 0,15% ke Rp 7.045,53. Selain itu, pada tahun yang sama, nilai Rupiah kembali menurun dari Dolar Amerika Serikat. Nilai Rupiah turun menjadi 1,19% ke posisi Rp 15.735/US$. Apabila melihat dari data tersebut, sentimen pasar Indonesia mengarah ke bearish (negatif). 

Kendati demikian, investor asing terlihat tetap melakukan aksi beli bersih senilai 1,03 triliun US$ di pasar reguler pada tahun yang sama. 

Demikianlah pembahasan lebih lanjut tentang sentimen pasar mulai dari pengertian hingga contohnya. Sebagai investor, penting bagi Anda untuk menganalisis dan mengetahui sentimen pasar yang terjadi agar lebih bijak dalam menentukan keputusan berinvestasi. Dengan begitu, Anda bisa menghindari risiko kerugian di masa mendatang.

Lusita Amelia

Lusita Amelia

Lusita Amelia adalah seorang content writer dengan pengalaman menulis berbagai macam jenis artikel. Dia menekuni kepenulisan di bidang investasi, bisnis, ekonomi, dan isu-isu terkini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *