Lompat ke konten
Daftar Isi

Total Product Concept: Definisi, Komponen dan Contoh Penerapan

Total product concept (TPC)

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa banyak orang membeli iPhone yang harganya relatif mahal, padahal fungsinya sama saja dengan smartphone biasa? Hal ini karena iPhone dan Apple tidak hanya menjual fisik dan fungsi utama dari iPhone itu sendiri, melainkan juga menjual pengembangan dari produk tersebut, seperti metode pembayaran yang mudah, bisa diintegrasikan dengan produk lain dan lain sebagainya. Hal-hal seperti inilah yang membuat iPhone unggul dibandingkan brand smartphone yang lain. 

Dalam konteks marketing, penjualan produk berdasarkan keseluruhan fungsi, manfaat dan fasilitas yang ditawarkan oleh produk tersebut disebut dengan total product concept

Definisi Total Product Concept

Total Product Concept (TPC) adalah konsep yang beranggapan bahwa sebuah produk terdiri dari unsur-unsur yang saling berkaitan dan harus dikelola secara terpadu. iPhone misalnya, tidak hanya sebuah handphone yang bisa membantu komunikasi jarak jauh, tetapi juga sebuah kamera dengan ketajaman terbaik, barang yang menunjukkan status sosial dan lain sebagainya. 

Teori ini pertama kali diungkapkan oleh Theodore Levitt pada tahun 1983. Dalam teori ini, sebuah produk terbagi menjadi 3 komponen, yaitu core benefit, the actual product, dan augmented product. Sebagai pebisnis, Anda perlu mengetahui dengan rinci unsur dari masing-masing komponen untuk menentukan keunggulan produk Anda dibandingkan dengan produk lain yang serupa di pasaran. 

Memahami konsep Total Product Concept (TPC) ini akan membantu Anda mengidentifikasi keunggulan produk Anda dibandingkan produk pesaing, sekaligus bisa membantu Anda untuk memberikan pengalaman menikmati produk yang lebih maksimal kepada konsumen.

Komponen Total Product Concept

1. Core benefit

Core benefit adalah manfaat utama yang bisa didapatkan oleh konsumen dengan membeli produk tersebut. Dengan kata lain, core benefit adalah alasan utama seorang konsumen membeli produk yang Anda jual. 

Misalnya, Anda menjual smartphone. Maka, manfaat utama smartphone adalah sebagai alat komunikasi jarak jauh yang memungkinkan seseorang untuk berinteraksi kapanpun dan dimanapun. 

2. Actual product

Actual product atau juga disebut dengan tangible product adalah hal-hal atau manfaat yang terlihat dalam fisik produk tersebut. Tangible product umumnya terdiri dari berbagai unsur, seperti:

  1. Packaging. Packaging adalah salah satu unsur penting untuk menilai kualitas suatu produk, khususnya produk yang tidak tahan lama, seperti telur atau sayur mayur. Ia juga berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan kualitas produk tersebut. Maka dari itu, tidak heran jika perusahaan menampilkan banyak informasi, seperti komposisi dan nutrition fact produk dalam packaging ini. Tampilan packaging produk yang menarik juga bisa menghadirkan persepsi tertentu mengenai produk tersebut di mata konsumen.
  2. Desain produk. Dalam berbagai produk gaya hidup, seperti handphone atau alat elektronik lainnya, desain produk memainkan peranan penting dalam menunjukkan keunikan produk tersebut dan cara ia digunakan. 
  3. Fitur. Fitur adalah hal fungsional yang bisa mendorong konsumen membeli suatu produk. Handphone misalnya, bisa dibeli oleh seorang konsumen karena memiliki kapasitas memori yang lebih besar atau karena kualitas kamera yang lebih bagus. 
  4. Merek atau brand. Merek atau brand juga merupakan unsur penting dari fisik sebuah produk, karena tidak dapat dipungkiri kalau banyak dari konsumen hanya ingin membeli suatu produk berdasarkan merek atau brand produsen pembuat produk tersebut. 

3. Augmented product

Augmented product adalah manfaat, fasilitas atau fitur lain yang ditawarkan oleh produk tersebut tapi tidak tampak atau terintegrasi langsung dengan produk terkait. Augmented product ini bisa terdiri dari berbagai macam unsur. Namun, beberapa fasilitas yang seringkali masuk kedalam kategori ini adalah:

  1. Kemudahan pembayaran. Apakah bisa menggunakan pembayaran nontunai dengan mesin EDC atau angsuran untuk membeli produk Anda?
  2. Layanan pasca penjualan. Apakah perusahaan Anda menyediakan layanan customer service dan garansi untuk memastikan kepuasan pelanggan pasca pembelian produk?
  3. Fasilitas pengiriman. Apakah produk Anda bisa dikirim ke luar pulau atau bahkan ke daerah terluar Indonesia? Apakah ada fasilitas gratis ongkos kirim (ongkir)?
  4. Instalasi atau pemasangan. Hal ini khususnya untuk produk elektronik yang membutuhkan teknisi khusus untuk melakukan pemasangan produk di rumah dan atau instalasi software kualitas terbaru secara rutin. 
  5. Membership. Apakah perusahaan Anda menawarkan membership untuk memastikan kepuasan pelanggan?
  6. Layanan pelanggan. Bagaimana kualitas layanan pelanggan (customer service) di perusahaan Anda?

Contoh Penerapan Total Product Concept

Misalnya, Anda mendirikan sebuah cafe yang menyajikan berbagai jenis kopi, roti dan kue. Dengan target pasar anak muda dan mahasiswa, berikut ini contoh penerapan Total Product Concept (TPC) untuk bisnis Anda:

Total Product Concept

Dengan mengidentifikasi TPC ini, Anda bisa mengetahui keunggulan produk atau bisnis Anda dibandingkan dengan para pesaing atau mengetahui faktor yang bisa diunggulkan dibandingkan dengan pesaing. 

Pada contoh cafe di atas misalnya, tidak semua cafe cocok untuk diskusi sekaligus belajar. Nah, Anda bisa menonjolkan keunggulan cafe ini untuk menarik minat para konsumen. Tidak banyak juga cafe yang mendukung kegiatan amal, sehingga poin mendukung kegiatan amal ini bisa “dijual” untuk menarik konsumen dengan minat serupa.

Jadi, meskipun core benefit produk Anda kurang lebih sama dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing, Anda masih bisa mengidentifikasi hal-hal lain terkait produk tersebut yang bisa diunggulkan. 

Produk atau market offering adalah salah satu bagian penting dari marketing mix. Mengetahui rincian produk yang Anda tawarkan kepada konsumen adalah hal yang krusial untuk membangun strategi pemasaran lainnya yang sesuai. 

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *