Lompat ke konten
Daftar Isi

Mengenal Vanguard, Perusahaan Investasi Raksasa Dunia

Vanguard

Tahukah Anda, jika saham-saham di pasar modal Indonesia tidak hanya bisa dibeli oleh Warga Negara Indonesia saja, tetapi juga bisa dibeli oleh investor asing? Investor asing yang menanamkan modal dalam bentuk saham di perusahaan-perusahaan Indonesia umumnya merupakan investor institusi. 

Salah satu dari investor institusi asing tersebut adalah Vanguard. Menurut pemberitaan dari CNBC, investor asing asal Amerika Serikat ini tercatat sudah 20 tahun memiliki saham PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) dan kini memiliki 14, 29 juta lembar saham perusahaan tersebut. Selain GGRM, perusahaan ini juga diberitakan memiliki saham ADHI dan UNTR. 

Penasaran, siapa itu Vanguard? Simak penjelasannya berikut ini. 

Profil Vanguard 

Vanguard adalah perusahaan manajemen investasi yang didirikan oleh John C. Bogle pada tahun 1974. Perusahaan ini memiliki kantor utama di Malvern, Pennsylvania, Amerika Serikat dan memiliki kantor cabang di kota-kota besar lainnya di negara tersebut, seperti Washington D.C, Dallas dan lain sebagainya. 

Menurut data yang dipublikasikan oleh Statista, hingga akhir tahun 2022, Vanguard memiliki dana kelolaan (asset under management/ AUM) sebesar 8,4 triliun USD atau lebih dari 131 ribu triliun rupiah. Dengan nilai AUM ini, praktis Vanguard menjadi salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar kedua di dunia setelah Blackrock. 

Layanan Vanguard group terbilang bervariasi, mulai dari pengelolaan reksa dana dan ETF, penyediaan konsultasi keuangan, layanan pengelolaan dana pensiun, hingga menyediakan layanan pendidikan untuk individu-individu yang tertarik di bidang ini. 

Selama lebih dari 50 tahun didirikan, Vanguard adalah perusahaan yang tidak berhenti melakukan inovasi. Salah satu inovasi terbesar dari perusahaan ini adalah membuat dan mempopulerkan reksa dana indeks, yaitu jenis reksa dana yang disusun sedemikian rupa supaya pergerakannya menyerupai atau bahkan melebihi indeks tertentu yang dijadikan acuan. 

Data terbaru perusahaan ini menunjukkan bahwa hingga Agustus 2023, perusahaan ini mengelola 430 reksa dana yang ditawarkan di seluruh dunia, membantu 50 juta orang investor untuk mencapai target keuangannya, hanya memiliki biaya (expense ratio) rata-rata sebesar 0,08% dan dibantu oleh lebih dari 20.000 orang karyawan di seluruh dunia.

Sejarah Vanguard

Vanguard memang didirikan pada tahun 1975, namun dasar dari perusahaan ini sudah ada sejak tahun 1929, ketika Wellington Fund, salah satu reksa dana yang kini dikelola oleh perusahaan ini dirilis oleh Walter L. Morgan. Morgan, pada tahun 1933 kemudian mendirikan Wellington Management Company. 

Pada tahun 1951, Wellington Management Company merekrut John C. Bogle yang baru lulus dari Princeton University. Lambat laun, posisi Bogle di perusahaan ini meningkat hingga beliau diangkat menjadi chairman pada tahun 1970. Namun setelah serangkaian merger dengan perusahaan lain yang gagal, pada tahun 1974 Bogle memutuskan untuk keluar dari Wellington Management Company dan memutuskan untuk mendirikan Vanguard pada tahun berikutnya. Meskipun demikian, hingga kini Vanguard dan Wellington Management Company tetap bekerjasama dalam mengelola beberapa portofolio aset. 

Pada tahun 1975, Vanguard menerbitkan reksa dana pasar uang perdana mereka. Setelah itu, perusahaan ini mulai berekspansi dengan menerbitkan reksa dana indeks, menawarkan biaya transaksi minimum dan diversifikasi aset kepada investor dan mulai membuka kantor cabang di luar Pennsylvania. Semua ini dilakukan pada masa kepemimpinan John C. Bogle. 

Pada tahun 1996 setelah lebih dari 20 tahun memimpin, John C. Bogle digantikan oleh John J. Brennan, seorang lulusan dari Dartmouth College yang sudah bergabung di perusahaan ini sejak tahun 1982. Pada masa kepemimpinan Brennan ini, Vanguard mulai mengembangkan bisnisnya ke luar Amerika Serikat, yaitu ke Australia dan China serta mengembangkan layanan konsultasi keuangan. 

Kepemimpinan John J. Brennan berakhir pada tahun 2008 ketika beliau digantikan oleh F. William McNabb III. Selama masa kepemimpinan F. William McNabb III (2008-2018), Vanguard melakukan beberapa inovasi, seperti layanan konsultasi investasi dan keuangan yang bisa diakses secara online dan terjangkau oleh klien yang memiliki saldo $50.000 di perusahaan ini, pengembangan pasar ETF dengan actively managed ETF dan lain sebagainya. 

Sejak tahun 2018 hingga saat ini, perusahaan ini dipimpin oleh Mortimer J. (Tim) Buckley. Pada masa Tim ini, perusahaan ini berhasil mengelola lebih dari 5 triliun USD dalam asset under management-nya pada tahun 2018.

Produk dan Layanan Vanguard

Produk utama perusahaan ini adalah investasi reksa dana dan ETF dimana Vanguard akan mengalokasikan dana investasi dari investor untuk membeli saham dan surat berharga lainnya baik di Amerika Serikat maupun di Indonesia dan negara lain di dunia. Namun, apabila dirinci, perusahaan ini menyediakan berbagai layanan sebagai berikut:

1. Layanan konsultasi investasi dan keuangan

Produk dan layanan vanguard yang pertama adalah layanan konsultasi investasi dan keuangan untuk investor retail maupun investor institusi. Untuk investor individu atau retail, perusahaan ini menyediakan konsultasi dengan certified financial planner (CFP) secara langsung maupun konsultasi secara digital melalui digital advisor. Selain lebih terjangkau, konsultasi dengan digital advisor ini juga dilengkapi dengan robo advisor yang akan membantu investor untuk menentukan produk investasi secara otomatis sesuai dengan tujuan keuangan dan profil risiko mereka. 

2. Produk reksa dana dan ETF

Reksa dana dan ETF adalah dua jenis instrumen investasi kolektif. Bedanya adalah, ketika Anda membeli 1 unit penyertaan reksa dana, dana Anda akan dikelola oleh manajer investasi, sementara jika Anda membeli ETF, maka Anda harus mengelola secara mandiri dana tersebut. Vanguard memiliki banyak produk reksa dana dan ETF yang dikelola secara aktif oleh perusahaan ini. Termasuk diantaranya adalah Wellington Fund, yang dikelola perusahaan ini bersama Wellington Management Company.  

3. Pengelolaan dana pensiun

Vanguard juga menyediakan jasa pengelolaan dana pensiun baik untuk investor retail maupun institusi. Hal ini karena untuk kebutuhan pensiun, seorang investor perlu menginvestasikan dananya ke instrumen investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang. 

Hal ini khususnya untuk perusahaan atau investor institusi. Sebab, seringkali investor jenis ini mengelola dana pensiun untuk karyawan-karyawannya, sehingga membutuhkan tenaga ahli seperti Vanguard untuk membantu mereka. 

4. Riset dan penelitian

Anda ingin berinvestasi pada reksa dana dan ETF di Amerika Serikat? Maka hasil riset dan penelitian dari Vanguard bisa menjadi salah satu rujukan Anda untuk memilih instrumen investasi terbaik. Disusun oleh para ahli di bidangnya, Anda dapat mengunduh hasil penelitian ini secara gratis di:

Vanguard Research Library

Demikian profil Vanguard. Sebagai salah satu perusahaan manajemen investasi terbesar di dunia, tentunya peran investor asing seperti Vanguard di Indonesia sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi pasar. Ingin mengetahui profil investor asing lainnya? Komen di bawah ya.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *