Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Year-Over-Year (YOY)?

Apa itu Year over Year

Ketika Anda menganalisis laporan keuangan, Anda akan sering menemui banyak istilah-istilah baru seperti, YOY, q-to-q, m-to-m dan lain sebagainya. Istilah-istilah ini penting untuk dipahami supaya Anda bisa mengerti kinerja sebuah perusahaan secara menyeluruh. 

Sebelum membahas apa itu q-to-q dan m-to-m, mari kita bahas apa itu YOY dan apa manfaatnya secara umum bagi investor berikut ini. 

Pengertian Year-Over-Year (YOY)

Year-over-year (YOY) adalah istilah yang digunakan untuk membandingkan data keuangan dan ekonomi dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Sebagai contoh, jika data yang dianalisis adalah data bulanan pada bulan Januari 2023 YOY, maka perbandingannya adalah data bulanan pada bulan Januari 2022. Dengan demikian, YOY digunakan untuk mengukur pertumbuhan atau penurunan dalam kinerja keuangan atau ekonomi dari tahun ke tahun.

Misalnya ada sebuah data keuangan yang menyebutkan bahwa laba perusahaan A pada kuartal ketiga tahun 2022 naik sebesar 12% YOY. Ini artinya dibandingkan kuartal ketiga tahun 2021, laba perusahaan tersebut naik 12%. 

Dalam konteks bisnis, analisis YOY digunakan untuk melihat perkembangan kinerja perusahaan dalam satu tahun terakhir. Adapun dalam konteks investasi, analisis YOY umumnya dipakai untuk menganalisis pergerakan harga saham atau instrumen investasi lainnya dalam periode satu tahun. 

Mengapa Year-Over-Year Digunakan?

Analisis YOY dipakai baik dalam bisnis maupun investasi karena memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Akurat untuk memperkirakan perkembangan bisnis yang sifatnya musiman

Di dunia ini ada banyak sekali bisnis yang jumlah penjualannya dipengaruhi oleh musim. Contohnya toko seragam sekolah yang cenderung lebih ramai di bulan Juli karena saat itu ada banyak anak yang baru masuk sekolah.

Pemilik toko tersebut tentu bisa menganalisis jumlah penjualan seragam bulan Juli dengan bulan Juni. Namun hasilnya tentu akan bias mengingat bahwa bulan Juli adalah bulannya anak-anak masuk sekolah. Hasil analisis penjualan seragam sekolah ini tentu akan lebih akurat apabila pemilik toko membandingkan hasil penjualan baju sekolah bulan Juli tahun ini dengan bulan Juli tahun lalu. 

2. Lebih mudah dipahami

Kondisi sebuah bisnis secara alamiah dapat berbeda dari waktu ke waktu meskipun tipe bisnis tersebut bukan bisnis musiman. Keberadaan analisis YOY dalam sebuah laporan keuangan dan pergerakan harga saham, akan membuat perkembangan bisnis dan saham tersebut jadi lebih bisa dipahami. Selain itu, investor dan manajemen juga bisa mendapatkan gambaran yang utuh mengenai bagaimana kinerja perusahaan dan investasi mereka dalam satu tahun terakhir. 

Misalnya, pendapatan perusahaan pada kuartal keempat tahun 2020 jatuh sebesar 25% YOY yang mana penurunan ini jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. 

Ini artinya, dibandingkan pada periode Januari-Desember 2019 pendapatan perusahaan anjlok sampai sebesar 25%. Karena akhir tahun 2019 sampai sekarang adalah periode pandemi, maka kemungkinan besar penurunan pendapatan perusahaan memang karena pandemi covid19. 

Cara Menghitung Year-Over-Year

Rumus Year-Over-Year (YOY) adalah YOY = {(kinerja tahun ini – kinerja tahun sebelumnya) / kinerja tahun sebelumnya} x 100%.

Sebagai contoh, diketahui bahwa penghasilan perusahaan C pada tahun 2021 adalah 15.000 USD, sedangkan pada tahun 2020, perusahaan tersebut hanya mendapat penghasilan sebesar 12.000 USD. Berapa persen kenaikan penghasilan perusahaan C dari tahun 2020 ke tahun 2021?

YOY perusahaan C = {(kinerja tahun ini – kinerja tahun sebelumnya) / kinerja tahun sebelumnya} x 100%

= {(15.000 – 12.000) / 12.000} x 100%

= 25%

Dengan demikian, penghasilan perusahaan C mengalami kenaikan sebesar 25% pada periode 2020-2021. Rumus ini juga dapat digunakan untuk menghitung penurunan kinerja perusahaan. Sebagai contoh:

Diketahui laba perusahaan D pada tahun 2020 adalah 10.000 USD, sedangkan pada tahun 2019, perusahaan tersebut mampu mencetak laba sebesar 25.000 USD. Berapa persen penurunan laba perusahaan D dari tahun 2019 ke tahun 2020?

YOY perusahaan D = {(kinerja tahun ini – kinerja tahun sebelumnya) / kinerja tahun sebelumnya} x 100%

= {(10.000 – 25.000) / 25.000} x 100%

= -60%

Maka dapat disimpulkan bahwa laba perusahaan D pada tahun 2020 mengalami penurunan sebesar 60% dibandingkan dengan laba perusahaan tersebut pada tahun 2019.

Perbedaan Year-Over-Year dan Year-to-Date

Terdapat istilah lain yang umum digunakan untuk membandingkan kondisi keuangan pada periode waktu tertentu, yaitu Year to Date (YTD). Meskipun sama-sama menggunakan singkatan Y, YOY dan YTD sebenarnya memiliki perbedaan.

Jika Year-Over-Year membandingkan data pada periode tertentu dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, maka Year to Date membandingkan data pada periode tertentu dengan data yang sama pada awal tahun.

Contohnya, jika suatu perusahaan mengumumkan bahwa laba tahun 2021 naik sebesar 10% YOY, artinya laba perusahaan tersebut naik sebesar 10% dibandingkan dengan tahun 2020. Namun, jika perusahaan tersebut menyatakan bahwa laba akhir Desember 2021 naik sebesar 10% YTD, artinya laba perusahaan tersebut naik sebesar 10% dibandingkan dengan awal tahun (1 Januari 2021).

Sebagai seorang investor, penting untuk memahami istilah-istilah ini agar tidak salah dalam menghitung dan menginterpretasikan data keuangan perusahaan dan data perkembangan harga aset investasi. Dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat membuat keputusan investasi yang lebih cerdas dan memilih perusahaan atau aset investasi yang lebih menguntungkan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *