Lompat ke konten
Daftar Isi

Cup and Handle Pattern: Pengertian, Pola, Tips

Cup and Handle Pattern Dalam Saham

Analisis teknikal adalah serangkaian rumus matematis yang menganalisis pergerakan harga suatu aset dalam satu periode waktu tertentu. Meskipun hanya ditampilkan ke dalam bentuk garis, nyatanya tidak jarang garis-garis analisis teknikal ini membentuk suatu gambar yang unik.

Gambar-gambar unik ini tidak hanya sekedar gambar, tetapi juga bisa menjadi sinyal untuk investor dan trader agar segera membuka posisi. Salah satu dari gambar unik bermakna dalam hasil analisis teknis tersebut adalah garis yang menyerupai gambar cangkir dan gagangnya (cup and handle pattern). 

Pengertian Cup and Handle Pattern

Cup and handle adalah pola grafik harga yang membentuk lengkungan dan garis seperti gambar cangkir dan gagangnya. Pola cup and handle pertama kali dikemukakan oleh William J O’Neil dalam bukunya yang berjudul “How to Make Money in Stocks” pada tahun 1988. 

Pola cup and handle ditandai dengan harga aset yang menurun selama beberapa waktu lalu harga aset tersebut berkonsolidasi dan mulai naik lagi sehingga membentuk gambar cangkir. Setelah naik, harga aset itu kemudian turun lagi sebentar lalu naik kembali sehingga membentuk gambar gagang.

Biasanya, proses pembentukan grafik dengan pola ini membutuhkan waktu 7 sampai 64 minggu. Karena kenaikan harga yang terakhir inilah umumnya pola ini umumnya dipahami sebagai sinyal keberlanjutan trend kenaikan harga (bullish continuation). 

Namun demikian, ada kalanya pola cup and handle ini menjadi sinyal bearish continuation. Hal ini terjadi apabila bentuk grafik cangkirnya melengkung ke bawah. Kondisi ini disebut sebagai reverser cup and handle pattern.

Contoh Cup and Handle Pattern

Contoh Cup and Handle Pattern
Gambar 1: Contoh cup and handle pattern (Sumber: Pinterest)

Jika Anda lihat pada gambar di atas, jelas bahwasannya harga naik kemudian turun lalu naik lagi dengan tingkat kenaikan yang kurang lebih sama dengan sebelumnya sehingga grafik membentuk gambar cangkir atau huruf U. 

Sementara itu, setelah huruf U terbentuk, grafik harga mulai membentuk gambar gagangnya. Perlu diingat bahwasannya gambar gagang ini tidak seharusnya panjang. Cukup berukuran kurang lebih dari ukuran grafik U untuk kemudian naik lagi.

Penurunan harga pada tahap pembentukan grafik yang pertama diakibatkan oleh banyak investor atau trader yang melakukan take profit dari kenaikan harga sebelumnya. Akibatnya, jumlah penawaran aset lebih tinggi daripada permintaannya sehingga harga aset tersebut mulai turun. Tapi karena pada dasarnya kondisi fundamental aset tersebut baik-baik saja, jumlah permintaan tetap stabil sehingga banyak terjadi konsolidasi harga sebelum kemudian karena satu dan lain hal jumlah permintaan aset meningkat kembali.

Cara Mengenali Cup and Handle Pattern

Dalam mengidentifikasi pola cup and handle, sebaiknya Anda memperhatikan beberapa hal berikut:

  1. Kedalaman. Harusnya, penurunan harga dalam sebuah pola cup and handle tidak terlalu dalam. Maksimal penurunan harga hingga 50%. Karena jika penurunan harga aset tersebut lebih tinggi, artinya semakin sulit bagi harga aset tersebut untuk naik ke puncak lagi. 
  2. Letak gagang. Gambar gagang pada pola ini harus terletak di bagian atas cangkir atau minimal di ⅓ atas dan bukan di tengah apalagi di bawah. 
  3. Bentuk. Bentuk cup harus menyerupai huruf U atau cangkir dan bukan huruf V. Dilansir dari laman Investopedia, cup and handle patterns dengan gambar cangkir berbentuk huruf U yang memiliki trend konsolidasi panjang di bagian bawahnya, cenderung memiliki sinyal yang lebih kuat.
  4. Volume. Volume perdagangan pada pola ini harusnya menurun seiring dengan penurunan harga dan akan meningkat seiring dengan peningkatan harga. Volume pada bagian bawah cup juga relatif lebih rendah dibandingkan volume rata-rata.

Seberapa Reliabel Kah Cup and Handle Pattern?

Pola cup and handle adalah sinyal yang cukup reliabel untuk digunakan dalam trading. Hanya saja, pola ini memiliki beberapa permasalahan yaitu:

  1. Perlu waktu yang lama untuk terbentuk. Seperti yang telah tertulis di atas, pola ini umumnya terbentuk dari kurva yang telah berjalan selama 7 sampai 64 minggu atau dua bulan hingga 1 setengah tahun lebih. Ini artinya untuk mengambil keputusan berdasarkan pola ini, baik trader atau investor harus menunggu lama sampai polanya benar-benar terbentuk. Waktu tunggu yang lama ini bisa jadi menjadi faktor trader untuk kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan maksimum. 
  2. Masalah pada bentuk. Trader dan investor tidak akan pernah mengetahui seberapa jauh penurunan harga suatu aset sampai harga aset tersebut menyentuh titik terbawah dan mengalami konsolidasi. Padahal belum tentu grafik cup yang dangkal tidak mendatangkan keuntungan atau grafik cup yang dalam selalu mendatangkan keuntungan.

Masalah lain dalam bentuk pola grafik ini adalah, tidak jarang grafik cup terbentuk dengan tanpa adanya gagang. Akibatnya, trader ragu mengambil keputusan dan sekalinya dia mendapatkan keputusan, keputusan tersebut datang terlambat. 

Oleh sebab itu, sebaiknya Anda memperkirakan terbentuknya pola ini sambil tetap melakukan analisis teknis yang lain seperti, moving average, RSI dan lain sebagainya. 

Tips Trading Dengan Cup and Handle Pattern

Nah, setelah mengetahui apa itu pola cup and handle, kini saatnya Anda tahu bagaimana cara trading dengan menggunakan pola ini. 

1. Tunggu hingga handle terbentuk

Tips yang pertama adalah baru buka posisi beli ketika pola handle atau gagang cangkir terbentuk. Hal ini karena terbentuknya gagang cangkir pada puncak cup, bisa menjadi sinyal konfirmasi kalau harga aset tersebut akan naik kembali. 

Jangan lupa juga untuk tetap memasang garis resistance baik pada cup maupun pada gambar handle-nya. Tujuannya supaya ketika ada sinyal kenaikan harga seperti true breakout terjadi, trader bisa mengambil keputusan beli dengan segera. 

2. Pasang stop loss di titik terendah handle

Stop loss berfungsi sebagai jaring pengaman terhadap kemungkinan terburuk kalau harga aset tersebut tidak akan naik dan malah turun. Dengan memasang stop loss pada titik terendah handle, maka trader bisa meminimalisir kerugian dengan menjual aset tersebut pada harga yang impas dengan harga belinya.

Stop loss adalah komponen penting yang harus ada pada setiap strategi trading untuk meminimalisir terjadinya kerugian yang tidak diinginkan. 

3. Tentukan strategi exit yang tepat

Grafik harga seringkali tidak membuat gambar grafik cup dengan ketinggian yang sama antara sisi kiri dengan sisi kanannya. Oleh sebab itu jika seorang trader ingin menggunakan pola ini untuk mengambil keuntungan, dia harus bisa menentukan strategi take profit yang tepat. 

Hindari sikap greedy dan gunakan analisis teknis untuk bisa memperkirakan apakah ketinggian sis kanan cup akan sama dengan sisi kirinya dan bagaimana cara mengambil keuntungan yang tepat. Terlepas dari berbagai tips-tips di atas, strategi trading baru akan menunjukkan hasil jika trader terus berlatih. Maka dari itu, pastikan platform yang Anda gunakan memiliki fitur backtesting untuk pengujian strategi.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *