Lompat ke konten
Daftar Isi

Daftar Saham Pertambangan Terbaik di Indonesia, Prospek dan Kinerja di 2023

Perusahaan Sektor Tambang Indonesia

Saham pertambangan adalah saham dari perusahaan yang bergerak pada sektor ekstraksi metal, mineral, dan material energi. Berbagai perusahaan di sektor mining terutama batu bara sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya pada tahun 2022 lalu sektor tambang adalah sektor primadona. Pasalnya, harga komoditas, termasuk batubara sepanjang tahun menunjukkan trend peningkatan yang cukup signifikan. Banyak pihak yang meragukan kalau kenaikan harga tambang batubara ini akan berlanjut pada tahun 2023. Hal ini dibuktikan dengan harga komoditas satu ini yang turun dari $404,15 per ton pada akhir Desember 2022 lalu menjadi $369,25 per ton pada 18 Januari 2023.

Namun demikian, hal ini bukan berarti kalau investasi di sektor pertambangan tidak lagi menguntungkan. Simak kinerja beberapa saham tambang terbaik berikut ini:

1. Bukit Asam (PTBA)

Bukit Asam (PTBA)

Bukit Asam merupakan perusahaan pertambangan pelat merah yang sudah ada sejak jaman Hindia Belanda. Fokus utama PTBA adalah pertambangan batu bara di Sumatera Selatan dan beberapa wilayah lain di Indonesia. Baik harga saham maupun kinerja keuangan perusahaan ini mengalami kontraksi pada awal tahun 2023.

Sempat dijual dengan harga Rp3.700 per lembar, harga saham salah satu emiten dengan nilai dividen tertinggi ini menurun hingga mencapai level Rp2.700-an sejak Juni 2023 lalu hingga kini. Ini bukanlah hal yang aneh mengingat pada trwiulan pertama tahun 2023, PTBA membukukan penurunan laba sebesar 48,4% dari 2,3 triliun rupiah pada triwulan 1 tahun 2022 menjadi 1,18 pada triwulan pertama tahun ini.

2. Indo Tambangraya Megah (ITMG)

Indo Tambangraya Megah (ITMG)

Sempat tampil cemerlang sepanjang tahun 2021-2022, harga saham ITMG “ambles” pada triwulan pertama tahun 2023 ini. Dalam waktu satu setengah bulan, harga saham ini turun dari Rp41.000 per lembar menjadi Rp22.000-an per lembar pada 30 Mei 2023. Hingga Agustus ini, harga saham ITMG sudah kembali rally naik dan mencapai Rp28.000 per lembar.

Memang, pada trwiulan pertama tahun ini kinerja bisnis ITMG mengalami sedikit kontraksi. Laba menurun sebanyak 6,7% dibandingkan dengan laba pada Maret 2022. Namun, bukannya membaik, penurunan laba justru memburuk pada periode April-Juni 2023. Laba perusahaan ini semakin turun dari 454 miliar USD menjadi 313,7 miliar USD atau turun sekitar 30%.

3. Adaro Energy (ADRO)

Adaro Energy (ADRO)

Adaro merupakan salah satu perusahaan tambang dengan market capt yang besar. Sempat mengalami bullish trend yang cukup kuat selama kurang lebih satu tahun dari paruh kedua tahun 2021, harga saham perusahaan ini terbilang mengalami bearish trend sejak September 2022. Dalam masa 3 tahun ini, nilai tertinggi saham ADRO adalah sekitar Rp3.900 an per lembar sebelum kemudian turun hingga saat ini dijual dengan harga Rp2.390 per lembar.

Hingga tulisan ini dibuat, Adaro masih belum melaporkan laporan keuangan triwulan kedua tahun 2023. Namun berdasarkan laporan keuangan kuartalan pada Maret 2023 lalu, baik pendapatan maupun laba perusahaan ini mengalami peningkatan secara YoY. Pendapatan Adaro tercatat naik dari 1,2 miliar menjadi 1,8 miliar dolar Amerika Serikat sementara profit perusahaan ini naik dari 486 juta dolar menjadi lebih dari 532 juta dolar.

4. Aneka Tambang (ANTM)

Aneka Tambang (ANTM)

Aneka Tambang merupakan salah satu perusahaan pertambangan terbaik khususnya di bidang pertambangan emas yang mana hingga kini Antam dan UBS masih merupakan penguasa pangsa pasar emas di Indonesia.

Sedikit berbeda dibandingkan dengan saham-saham sebelumnya, dalam periode Maret-Agustus 2023, harga saham Antam terbilang sideways berada di rentang Rp2.000 per lembar hingga Rp2.130 per lembar. Hal ini sejalan dengan kinerja keuangan perusahaan ini yang relatif stabil selama triwulan pertama 2023. Pada periode tersebut, laba perusahaan ini naik hingga 12% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2022.

5. Vale Indonesia (INCO)

Vale Indonesia (INCO)

Vale Indonesia adalah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang pertambangan nikel di Indonesia. Sama seperti Antam, sepanjang tahun 2023, harga saham perusahaan ini juga terbilang sideways, meskipun apabila dilihat dari rentangnya (tertinggi Rp7.500 per lembar dan terendah Rp6.300-an) tentunya lebih lebar dibandingkan perusahaan tambang emas milik negara di atas.

Sebagai perusahaan multinasional, Vale menunjukkan kinerja keuangan positif pada paruh pertama tahun 2023. Pendapatan perusahaan ini naik sebesar 14,3% dari 564 miliar USD menjadi 658 miliar USD. Laba perusahaan ini juga naik sebesar 18 miliar dari 150 miliar USD menjadi 168 miliar pada periode yang sama.

6. Timah (TINS)

Timah (TINS)

Emiten lain yang mengalami kontraksi sepanjang tahun 2023 ini adalah PT. Timah atau Tins. Perusahaan yang beroperasi di Bangka Belitung dan Pulau Kundur ini tercatat membukukan penurunan pendapatan dan laba secara YoY masing-masing sebesar 50,5% dan 98,4%.

Maka dari itu, tidak heran jika harga saham perusahaan ini turun dari Rp1.200 per lembar pada Februari 2023 menjadi 900 rupiah per lembar ketika tulisan ini dibuat (Agustus). Apalagi perusahaan ini belum menerbitkan laporan keuangan triwulan kedua mereka.

7. Bumi Resources (BUMI)

Bumi Resources (BUMI)

BUMI merupakan salah satu saham anggota Bakrie Group yang legendaris. Hal ini karena harga saham perusahaan ini pernah naik dari Rp1.300 per lembar pada awal tahun 2007 menjadi Rp8.450 per lembar pada pertengahan tahun 2008 sebelum kemudian terjun bebas. 15 tahun setelah peristiwa tersebut, saham perusahaan ini dijual dengan harga Rp137 per lembar.

Meskipun harganya tergolong murah, namun kinerja BUMI pada awal tahun 2023 ini terbilang baik. Pendapatan perusahaan ini naik dari USD$ 349 juta menjadi USD$454 juta dalam satu tahun, sementara laba perusahaan meningkat dari 46 juta dolar menjadi 67 juta dolar miliar pada periode yang sama. Hal ini ditambah dengan berita bahwa BUMI telah berhasil melunasi utang yang selama ini menjadi beban keuangan perusahaannya, menjadi sentimen positif terhadap saham perusahaan ini.

8. PT Astrindo Nusantara Infrastruktur (BIPI)

Benakat Integra (BIPI)

PT Astrindo Nusantara Infrastruktur adalah perusahaan yang memiliki bidang usaha pengadaan infrastruktur pertambangan batu bara. Lewat anak perusahaan yang dimiliki yaitu PT Astrindo Mahakarya Indonesia, BIPI menawarkan layanan handling batu bara serta rental crusher, membawahi pelabuhan penanganan batu bara di Bengalon, Asam Asam dan Mulia Barat. Juga crusher yang berbasis di Sangatta dan pengembangan proyek infrastruktur batu bara.

Sama seperti BUMI, perusahaan ini juga mengalami trend positif dari sisi keuangan. Laba BIPI pada paruh awal tahun 2023 ini mencapai 29 miliar dolar atau naik lebih dari dua kali lipat apabila dibandingkan dengan laba pada Juni tahun 2022 lalu yang hanya sebesar 11 miliar dolar. Namun, kinerja baik keuangan ini tidak diikuti dengan kenaikan harga saham. Dari Februari 2023- Agustus 2023 harga saham emiten ini cenderung terus mengalami penurunan.

Melvern Pradana

Melvern Pradana

Melvern Pradana adalah seorang investor yang aktif menanam modal di pasar saham, cryptocurrency, P2P lending, dan reksa dana. Idolanya adalah Warren Buffett dan Peter Thiel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *