Lompat ke konten
Daftar Isi

10 Saham Dengan Dividen Tertinggi (2023)

Saham dengan dividen tertinggi

Salah satu keuntungan investasi dibandingkan trading saja adalah investor berhak mendapatkan dividen.

Dividen adalah keuntungan yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor yang memiliki saham perusahaan tersebut dalam periode waktu tertentu. 

Sayangnya, tidak semua saham membagikan dividen. Hal ini bisa terjadi karena beberapa sebab entah itu kondisi keuangan perusahaan yang kurang baik atau memang emiten tersebut sedang fokus membangun bisnisnya sehingga seluruh laba dimasukkan kembali ke kas perusahaan (retained earning). 

Oleh karena itu, tidak heran apabila perusahaan yang membagikan dividen seringkali diburu oleh para investor.

Berikut ini 10 saham dengan dividen tertinggi:

1. PT. Indo Tambangraya Megah (ITMG)

PT. Indo Tambangraya Megah adalah salah satu saham yang bergerak di bidang pertambangan dan distribusi batu bara. Seiring dengan peningkatan harga batu bara dunia di sepanjang tahun 2021, maka tidak heran jika perusahaan ini juga kedapatan buahnya.

ITMG tercatat memiliki laba bersih sebesar 914 juta USD hingga akhir September 2022 lalu. Jumlah ini meningkat 4 kali lipat dibandingkan laba pada September 2021 yang hanya sekitar 204 miliar USD saja.

Pada tahun 2022 lalu perusahaan ini membagikan dividen sebanyak dua kali. Pertama pada bulan April tahun 2022 dengan jumlah 3040 per lembar dan kedua pada bulan November 2022 dengan nominal Rp4128.

2. Bayan Resources (BYAN)

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya saham Bayarn Resources (BYAN) adalah salah satu saham dengan harga termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI). Per Januari 2023, saham pertambangan batubara ini dijual dengan harga Rp21.650 per lembar. Ini artinya, Anda perlu uang 2 juta rupiah untuk membeli satu lot saham ini.

Sempat merangkak naik pada paruh awal tahun 2022, harga saham BYAN perlahan turun pada paruh kedua tahun lalu. Namun hal ini bukan berarti kondisi keuangan perusahaan ini memburuk. Pada triwulan 3 tahun 2022, BYAN membukukan pendapatan dan laba masing-masing senilai $3,3 miliar dan $1,7. Jumlah ini naik lebih dari dua kali lipat dari pendapatan dan laba perusahaan ini pada September 2021.

Bukan hanya soal keuangan, BYAN juga loyal dalam membagikan dividen. Pada tahun 2022 lalu saja perusahaan ini 2 kali membagikan dividen saham kepada investor. Masing-masing sebesar Rp4.363 per lembar pada Mei 2022 dan 468,72 per lembar pada Desember 2022- Januari 2023. Ini artinya, jika Anda memiliki 1 lot saham perusahaan ini pada tahun 2022 saja, Anda bisa mendapatkan laba lebih dari Rp470.000.

3. PT Gudang Garam Tbk (GGRM)

Gudang Garam tentu bukan nama yang asing bagi masyarakat Indonesia. Dengan sejarah panjang hingga 68 tahun lalu, perusahaan adal Kediri, Jawa Timur ini telah menjelma menjadi salah satui produsen rokok terbesar di Indonesia. Mayoritas saham perusahaan yang IPO pada tahun 1990 ini kini masih dimiliki oleh keluarga pendirinya, yaitu keluarga Wonowidjojo.

Akan tetapi, hal ini bukan berarti investasi di GGRM tidak menguntungkan bagi investor ritel. Pada Juli 2022 lalu misalnya, perusahaan ini membagikan dividen dengan total sebesar 4,3 triliun rupiah atau sebesar Rp2.250 per saham. Dengan harga saham berkisar 17.000 rupiah saat tulisan ini dibuat tentu nilai dividend Rp2.250 terbilang cukup besar.

4. Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)

Tidak kalah dengan dua perusahaan tambang sebelumnya, Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) juga membagikan dividen saham pada tahun 2022 lalu. Memang, sepanjang tahun 2022, sektor pertambangan adalah sektor yang banyak diuntungkan oleh kondisi ekonomi.

Saham dengan kode BSSR ini membagikan dividen saham sebanyak dua kali dalam satu tahun. Pertama, yaitu pada bulan Mei 2022 dengan nilai $0,02866 atau Rp411,04 per lembar dan yang kedua pada Desember 2022 lalu dengan nilai $0,037 atau sebesar 577 per lembar saham. Ini artinya, jika Anda memiliki saham perusahaan ini pada tahun 2022, maka Anda berpeluang mendapatkan dividen sekitar Rp97.000 untuk 1 lot.

5. PT. United Tractors (UNTR)

Perusahaan distributor alat berat lain yang masuk ke dalam list ini adalah perusahaan distributor alat berat merek Komatsu yaitu PT United Tractors (UNTR). Pada September 2022 lalu, manajemen perusahaan ini mengumumkan bahwa akan membagikan dividen sebesar 3 triliun atau Rp818 rupiah per lembar saham. Nominal ini lebih besar dibandingkan pembagian dividen perusahaan pada tahun sebelumnya yang hanya sekitar 1,2 triliun rupiah.

Perusahaan ini sendiri mencatatkan kinerja yang cukup memuaskan tahun lalu. UNTR per September 2022 membukukan pendapatan dan laba masing-masing 91 triliun dan 21 triliun rupiah. Nominal pendapatan tersebut nyaris dua kali lipat lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, sementara labanya meningkat hingga 12 triliun rupiah.

6. PT. Hexindo Adiperkasa (HEXA)

Jika berbicara mengenai alat berat seperti forklift, ekskavator dan lainnya pasti Anda sudah cukup akrab dengan alat berat bermerek Hitachi. Nah, PT. Hexindo Adiperkasa (HEXA) ini adalah perusahaan pemasok alat-alat berat tersebut dari Jepang ke Indonesia. 

Perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1989 ini pada November 2022 lalu membagikan dividen senilai $44,06 juta atau sekitar Rp664,43 miliar. Nominal tersebut dibagikan kepada investor dengan nilai dividen per lembar sebesar Rp799,07. Pembagian dividen ini sekaligus membuktikan kalau HEXA adalah salah satu perusahaan yang cukup memperhatikan investornya. Sebab, tahun 2021 lalu perusahaan ini juga membagikan keuntungannya dengan investor.

7. Golden Energy Mines Tbk (GEMS)

Sekali lagi, dividen berasal dari perusahaan tambang. PT. Golden Energy Mines Tbk (GEMS) tercatat dua kali membagikan dividen pada tahun 2022 lalu. Pembagian dividen pertama terjadi pada tanggal 12 September 2022. Ketika itu, investor mendapatkan bagian laba sebesar 505 rupiah per lembar saham. Pembagian dividen kedua terjadi pada tanggal 8 November 2022 dengan nominal sebesar 265 rupiah per lembar.

Ini artinya,tahun lalu perusahaan ini membagikan dividen total sekitar Rp770 per lembar, sehingga jika Anda memiliki 1 lot saham perusahaan ini, Anda berpeluang mendapatkan laba sebesar Rp77.000.

8. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

Perusahaan tambang lain yang juga membagikan dividen dengan nilai cukup besar pada tahun 2022 adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA). Perusahaan yang berbasis di Tanjung Enim, Sumatera Selatan ini membagikan dividen tunai sebesar 7,9 triliun rupiah pada Juni 2022. Apabila dihitung per saham, perusahaan ini membagikan dividen senilai 688, 515 per lembar.

Anda tidak perlu khawatir ketinggalan. Sebab menurut pemberitaan terbaru, perusahaan ini juga akan membagikan dividen kepada investor pada tahun 2023 ini, karena perusahaan ini berhasil mencetak laba pada September 2022 dengan nominal yang lebih besar dibandingkan dengan laba satu tahun utuh pada tahun 2021. Namun demikian, rincian kapan tanggal pembayaran dan berapa nominal dividen-nya, Anda masih perlu menunggu hingga pertengahan tahun 2023 ini.

9. Lippo General Insurance Tbk (LPGI)

PT. Lippo General Insurance Tbk (LPGI) adalah bagian dari Lippo Group yang bergerak di bidang asuransi. Layanan asuransi yang disediakan oleh perusahaan ini bermacam-macam, mulai dari asuransi kesehatan untuk individu dan karyawan, hingga asuransi kendaraan bermotor dan asuransi khusus untuk bisnis.

Didirikan pada tahun 1963 dengan nama PT Asuransi Brawidjaja, perusahaan ini menjadi perusahaan publik pada tahun 1997 dan cukup konsisten dalam membagikan dividen. Pada 5 tahun terakhir misalnya, LPGI rajin membagikan dividen dengan nilai berkisar antara Rp170-Rp325 per lembar. Bahkan, pada tahun 2022 lalu, perusahaan ini membagikan dividen senilai Rp100 miliar dengan nilai per saham Rp666. Nilai ini tentu cukup besar dibandingkan nominal dividen pada tahun-tahun sebelumnya.

10. PT Organon Pharma Indonesia Tbk (SCPI)

Pada akhir tahun 2022 lalu ada satu saham yang membagikan dividen dengan nominal fantastis, yaitu PT Organon Pharma Indonesia Tbk. Perusahaan ekspor impor obat-obatan diabetes dan imunisasi ini pada November 2022 tercatat membagikan dividen senilai Rp45.000 per lembar saham!

Nominal besar ini antara lain disebabkan oleh minimnya jumlah investor publik di dalam perusahaan ini. Menurut informasi dari Kontan, hanya ada 440 saham pengendali dan 43.664 saham non pengendali dalam perusahaan ini. Belum lagi fakta bahwa transaksi saham SCPI terakhir dilakukan pada tahun 2014 dan perusahaan ini sedang dalam proses menunggu persetujuan OJK dan investor publik untuk kembali menjadi perusahaan tertutup (delisting) .

nv-author-image

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *