Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Elastisitas Permintaan? Pengertian, Rumus, dan Cara Menghitungnya

elastisitas permintaan

Salah satu pertanyaan yang sering dihadapi oleh pengusaha UMKM adalah “jika harganya saya naikkan, apakah pembeli masih akan datang?”. Kekhawatiran ini pada akhirnya membuat mereka memutuskan untuk tidak menaikkan harga barang dagangan mereka, meskipun harga bahan baku naik. 

Sedikit banyak, tentunya hal ini akan membuat pengusaha UMKM kerugian. Padahal, apabila diteliti lebih lanjut, belum tentu kenaikan harga barang yang mereka produksi akan berujung pada penurunan jumlah pelanggan yang datang. Oleh sebab itu, seorang pengusaha UMKM harus memahami sebuah konsep bernama elastisitas permintaan. 

Pengertian Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan adalah konsep dalam ekonomi mikro mengenai perubahan jumlah permintaan barang dan jasa akibat adanya perubahan pada faktor yang mempengaruhi permintaan. Adapun faktor yang mempengaruhi permintaan adalah harga barang itu sendiri, harga barang pengganti dan komplementer, pendapatan konsumen, dan selera konsumen. 

Memahami konsep ini akan membantu Anda untuk mengambil kebijakan apakah harga produk Anda bisa dinaikkan atau tidak. Produk yang memiliki tingkat elastisitas mendekati 0 (cenderung inelastic) relatif tidak akan bermasalah jika dinaikkan. Sebaliknya, jika produk Anda elastis atau elastis uniter, maka kenaikan harga akan berakibat pada penurunan permintaan.

Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan

Dalam penghitungannya, koefisien elastisitas permintaan terbagi kedalam 5 kategori, yaitu:

  • E> 1 = Elastis. Dalam hal ini, perubahan 1 unit pada faktor pemengaruh permintaan akan berakibat pada perubahan lebih dari 1 unit dari permintaan barang tersebut. Misalnya, dengan harga pensil naik dari 1.000 per buah menjadi 2.000 per buah (naik 1000), permintaan terhadap pensil tersebut turun lebih dari 1000 orang pembeli. 
  • E= 1 = Elastis uniter. Ini artinya, perubahan 1 unit pada faktor pemengaruh permintaan akan merubah 1 unit barang yang diminta juga. Misalnya, kenaikan harga pensil Rp1.000 per biji akan menyebabkan penurunan permintaan sebanyak 1.000 unit juga. 
  • E < 1= Inelastic. Inelastic artinya, jumlah barang yang diminta akan berubah lebih sedikit dibandingkan dengan perubahan faktor pemengaruh permintaan. Misalnya, harga pensil nail 1.000 rupiah per biji, tapi jumlah pensil yang terjual (diminta oleh pasar) turun kurang dari 1.000 atau bahkan tidak turun sama sekali. 
  • E =  ~ = Elastis sempurna. Jumlah barang yang diminta bisa berubah dengan jumlah berapapun meskipun harga atau faktor pemengaruh permintaan lainnya tidak berubah sama sekali. 
  • E= 0 = Inelastis sempurna. Dalam kategori ini, perubahan pada faktor pemengaruh permintaan tidak akan mempengaruhi jumlah barang yang diminta sama sekali. Misalnya, harga pensil naik 1.000 rupiah per unit, namun permintaan terhadap pensil tersebut tetap 3.000 unit per bulan. 

Rumus Elastisitas Permintaan

Rumus elastisitas permintaan cukup sederhana, yaitu:

Ed = ∆Q/∆P x P/Q

Keterangan:

Ed= Elastisitas permintaan

 ∆Q = Perubahan jumlah barang yang diminta atau Q2-Q1. 

∆P = Perubahan harga barang atau P2-P1. Jika Anda ingin mengganti faktor pemengaruh permintaan dari harga ke faktor lain, maka variabel ini bisa diganti dengan variabel lain tersebut. Misalnya, Anda ingin mengetahui dampak dari perubahan pendapatan konsumen terhadap jumlah barang yang diminta. Maka, Anda bisa mengganti P dengan I atau income. 

Contoh Menghitung Elastisitas Permintaan

Misalnya, Anda adalah seorang penjual gorengan di pinggir jalan. Karena harga bahan baku, seperti minyak goreng, tepung dan bumbu naik, maka Anda memutuskan untuk menaikkan harga gorengan dari 500 per biji menjadi 1.000 per biji dalam 3 hari untuk mengetahui dampaknya terhadap jumlah gorengan. 

Selama 3 hari tersebut Anda mencatat ada penurunan jumlah penjualan gorengan dari 150 biji per hari atau 450 biji per 3 hari menjadi 400 biji per 3 hari. Maka, elastisitas permintaan untuk gorengan tersebut adalah:

Ed = ∆Q/∆P x P/Q = ((400-450)/1.000-500)) x (500/450) = 0,11

Ini artinya, elastisitas permintaan terhadap produk gorengan Anda bersifat inelastik. Lebih lanjut hal ini berarti bahwa perubahan harga pada gorengan tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap keputusan pelanggan saat membeli gorengan Anda. 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan adalah salah satu indikator yang sangat berguna untuk menentukan kebijakan perusahaan dan penting untuk menentukan kebijakan publik. Meskipun demikian, menggunakan indikator ini tidak bisa serta merta. Hal ini karena elastisitas permintaan sebuah barang seringkali juga dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut:

1. Intensitas kebutuhan

Barang kebutuhan pokok, seperti beras, minyak goreng dan lain sebagainya cenderung memiliki permintaan yang elastis. Sebab, seberapa tinggi pun kenaikan harga barang tersebut, konsumen tetap membutuhkannya. Oleh sebab itu, pemerintah memberlakukan kebijakan harga eceran tertinggi (HET) atau subsidi untuk membatasi kenaikan harga barang tersebut. 

2. Ketersediaan barang pengganti dan komplemen

Adanya barang pengganti, khususnya barang pengganti sempurna (yang benar-benar mirip) akan membuat pasar untuk komoditas tersebut menjadi lebih elastis. Sebab, konsumen dapat dengan mudah berpindah ke produk lain apabila ada kenaikan harga pada produk utama. 

3. Pendapatan pelanggan

Semakin tinggi pendapatan seorang pelanggan, maka semakin tinggi pula daya belinya. Akibatnya, elastisitas permintaan pada orang dengan pendapatan tinggi cenderung lebih rendah (inelastic) dibandingkan dengan orang dengan pendapatan menengah atau rendah. Sebab, orang dengan pendapatan tinggi cenderung tidak memperdulikan perubahan harga dan lebih memperdulikan kualitas barang. Faktor ini penting untuk diketahui, khususnya jika perusahaan Anda menargetkan pasar dari kalangan konsumen menengah dan menengah ke bawah. 

4. Selera konsumen

Selera konsumen juga dapat mempengaruhi elastisitas permintaan. Misalnya, karena pendapatannya semakin tinggi, seorang konsumen berpindah dari membeli beras biasa menjadi membeli beras merah untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Akibatnya, elastisitas permintaan beras putih untuk konsumen ini menjadi lebih elastis. 

Contohnya lagi harga gorengan. Pada contoh di atas terlihat bahwasanya perubahan harga pada gorengan tidak terlalu berdampak pada permintaan gorengan tersebut. Hal ini salah satunya karena gorengan adalah comfort food yang dimakan oleh masyarakat Indonesia terlepas dari situasi dan kondisi. 

5. Periode waktu

Umumnya, perubahan elastisitas permintaan secara permanen membutuhkan waktu lama. Sebab, banyak faktor yang mempengaruhi permintaan, seperti selera dan kebiasaan konsumen hanya bisa diubah dalam waktu yang panjang. Misalnya, dulu motor adalah kendaraan mewah, kendaraan beroda dua ini baru menjadi barang yang umum digunakan di Indonesia pada era 90-an. 

Elastisitas adalah konsep yang penting untuk mengetahui daya serap pasar terhadap produk atau program yang Anda lakukan. Dengan memahami konsep ini dengan baik, setidaknya Anda bisa berusaha supaya produk dan program tersebut bisa lebih tepat sasaran.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *