Lompat ke konten
Daftar Isi

Flipper Properti: Pengertian, Kelebihan, dan Strateginya agar Cuan!

Flipping properti

Pernahkah Anda mendengar istilah flipper properti? Atau pernahkah Anda menyaksikan tayangan varietas Flip or Flop dari HGTV? Flipper properti adalah salah satu cara investasi properti yang bisa mendatangkan keuntungan besar tapi cukup berisiko. Mengapa demikian? Simak pembahasannya berikut ini. 

Apa Itu Flipper Properti?

Dalam dunia real estate, flipping properti adalah kegiatan membeli rumah atau properti untuk dijual kembali dalam waktu dekat. Praktik investasi properti yang satu ini cukup umum dilakukan di Amerika Serikat namun belum banyak dilakukan di Indonesia. 

Biasanya, para flipper properti akan membeli rumah bekas dengan kondisi perlu perbaikan, memperbaikinya lalu menjualnya kembali. Jasa ini adalah solusi yang tepat untuk pemilik rumah atau properti yang ingin menjual properti miliknya namun tidak memiliki waktu dan skill yang cukup untuk memperbaiki aset tersebut. 

Kelebihan Menjadi Flipper Properti

1. Potensi keuntungan yang besar

Keuntungan atau profit flipper properti diperoleh dari hasil pengurangan antara harga jual properti tersebut dengan biaya pembelian dan perbaikannya. Untuk memaksimalkan keuntungan, flipper properti biasanya mengambil rumah tua, tidak terawat atau pemiliknya sedang membutuhkan uang, sehingga harga belinya murah. Namun, biasanya rumah seperti ini umumnya membutuhkan biaya perbaikan yang cukup besar.

Misalnya, Anda membeli rumah A sekitar Rp350.000.000 yang notabene murah dibandingkan lingkungan sekitarnya karena rumah tersebut sudah 10 tahun tidak ditinggali. Untuk memperbaikinya, Anda membutuhkan dana sebesar Rp100.000.000, padahal biasanya Rp50.000.000 saja sudah cukup. 

2. Properti yang sudah diperbaiki bisa menjadi agunan

Ketika Anda sudah membeli, serta memperbaiki sebuah rumah dan proses administrasinya sudah selesai, tapi aset tersebut belum juga laku, Anda bisa menjadikannya sebagai agunan di bank. Dengan demikian, likuiditas bisnis Anda akan tetap terjaga. 

3. Membantu perbaikan lingkungan

Salah satu masalah di dunia modern saat ini adalah banyak rumah kosong yang tidak bisa dirawat oleh pemiliknya, sementara banyak orang yang belum memiliki rumah karena harganya mahal. Hal ini bisa membuat sebuah lingkungan tampak lebih kumuh dan sepi dibandingkan yang seharusnya. 

Flipping rumah bisa menjadi solusi masalah ini. Di satu sisi, flipper akan membantu pemilik rumah memperbaiki dan menjual rumah tersebut, di sisi lain mereka dapat membantu pembeli untuk membeli rumah yang kayak dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan membeli rumah yang baru dibangun.

4. Bisa dijadikan sumber passive income

Bisnis flipping properti cocok untuk dijadikan sumber pendapatan pasif. Pasalnya, Anda tidak perlu berada di tempat saat proses perbaikan dan penjualan aset ini 8 jam setiap hari. Anda cukup melakukan inspeksi beberapa hari sekali dan hadir ketika ada calon konsumen yang tertarik membeli aset tersebut.

Kekurangan Menjadi Flipper Properti

1. Modal besar

Untuk menjadi seorang flipper properti, Anda membutuhkan modal yang relatif besar. Pasalnya, Anda tidak hanya harus membeli tanah dan rumah, tetapi seringkali juga harus memperbaikinya. Belum lagi jika biaya perbaikan ternyata lebih dari yang diperkirakan. Oleh karena itu, untuk membuka bisnis ini, Anda perlu melakukan pemeriksaan dan survey sebuah rumah dengan hati-hati. 

2. Aset tetap membutuhkan waktu yang lama untuk terjual

Karena bernilai besar, aset tetap seperti rumah atau toko membutuhkan waktu yang cukup lama untuk laku. Selain masalah durasi perbaikan, hal ini juga termasuk pengurusan administrasi di notaris maupun BPN. 

3. Risiko kondisi aset

Semakin lama sebuah aset terjual, maka semakin tinggi pula potensi risiko kondisi aset tersebut. Dalam hal ini, selama proses penjualan, aset tetap tentu akan terpapar risiko, seperti kebocoran, rumput-rumput yang semakin tinggi dan lain sebagainya, sehingga selama proses ini kualitas aset bisa jadi akan turun. Maka dari itu tidak heran jika fokus utama flipper properti adalah untuk menjual aset tersebut secepat mungkin, alih-alih menjualnya sesuai dengan harga jual yang diinginkan. 

Strategi Bisnis Flipper Properti agar Untung

1. Tentukan toleransi risiko keuangan terlebih dahulu

Toleransi risiko ini termasuk batas maksimum harga beli aset, batas maksimum biaya perbaikan dan perawatan aset, batas maksimum biaya pemasaran aset dan rentang harga jual aset tersebut supaya bisa laku lebih cepat. 

Dilansir dari laman Investopedia, salah satu cara untuk menentukan toleransi risiko keuangan dari bisnis ini adalah dengan memastikan bahwa harga beli dan perbaikan aset tidak lebih dari 70% harga jual. Misalnya, untuk membeli sebuah rumah, Anda membutuhkan modal sebesar Rp300.000.000 dengan biaya perbaikan sebesar Rp120.000.000, sehingga total biaya flipping properti tersebut adalah Rp420.000.000. Maka, harga jual yang Anda pasang untuk aset tersebut harus berkisar Rp600.000.000. 

2. Bekerjasama dengan pihak terkait

Untuk keuntungan maksimal, Anda harus bekerjasama dengan stakeholder yang kemungkinan besar terlibat dalam bisnis ini. Stakeholder tersebut, seperti tukang bangunan, notaris, bank (jika perlu), toko bangunan dan mebel dan bahkan pegawai BPN. Tujuannya adalah supaya pengerjaan aset tersebut bisa berjalan lebih cepat dan efisien. 

Misalnya, dengan bekerjasama dengan notaris, maka proses pembuatan akta jual beli tanah dan bangunan bisa lebih cepat dan karena sudah langganan, maka biaya jasa notaris tersebut bisa dikurangi.

3. Menggunakan aplikasi jual beli rumah terbaik

Saat ini sudah banyak aplikasi jual beli rumah yang bisa Anda gunakan untuk memasarkan aset tersebut. Manfaatkan aplikasi ini dengan baik supaya rumah atau aset yang Anda jual bisa laku dengan cepat. Caranya misalnya, dengan memasang iklan rumah di aplikasi tersebut atau memanfaatkan fitur filter. 

4. Menyediakan virtual tour

Untuk memasarkan aset tersebut dan mengantisipasi adanya calon pembeli yang tidak bisa survey, Anda bisa menyediakan layanan virtual tour. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan aplikasi meeting, seperti zoom atau Google Meet, tetapi juga bisa menyediakan virtual tour yang bisa dikunjungi calon pembeli kapanpun di YouTube. 

Jangan lupa juga untuk memasarkan rumah atau aset tersebut menggunakan media sosial berbasis gambar, seperti Instagram dan Facebook untuk menjaring calon pembeli yang lebih banyak lagi. 

5. Minimalisir risiko dengan mengubahnya menjadi properti sewa

Aset atau rumah yang Anda perbaiki belum juga laku? Alih-alih membiarkannya saja, Anda bisa mengubahnya menjadi properti sewa, seperti rumah atau ruko kontrakan. Supaya tidak terjadi masalah di kemudian hari, pastikan saat ada penyewa aset tersebut, Anda menuliskan batasan kontrak yang jelas, sehingga begitu penyewa tersebut tidak memperpanjang masa kontrak, rumah atau aset tersebut bisa dijual kembali. 

Dengan cara ini, paling tidak akan terus ada likuiditas dana yang masuk ke dalam kantong Anda meskipun tidak sebesar jika rumah tersebut laku dijual. Selain itu, dengan cara ini paling tidak aset tersebut juga akan ada yang merawat, sehingga Anda tidak perlu membersihkan dan merawatnya secara mandiri. 

Flipping properti adalah jenis investasi properti dengan risiko tinggi. Dibutuhkan pengetahuan, kesabaran dan ketelatenan untuk mendapatkan keuntungan besar dari bisnis ini.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *