Lompat ke konten
Daftar Isi

Aset: Pengertian, Karakteristik, Jenis, dan Manfaat

Apa itu Aset

Pernahkah Anda mendengar kalimat seperti ini “Aset perusahaan X disita karena tidak mampu membayar utang kepada bank?” atau seperti ini “Aset koruptor Y disita pengadilan sebagai barang bukti?”. Kedua kalimat tersebut secara tidak langsung menunjukkan pentingnya aset bagi sebuah perusahaan atau individu. 

Tapi apakah yang dimaksud aset dan bagaimana sebuah aset menjadi sangat penting untuk individu maupun perusahaan? Simak penjelasannya berikut ini.

Pengertian Aset

Aset adalah kekayaan yang dimiliki oleh individu maupun perusahaan, baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Aset dapat mendatangkan manfaat bagi individu atau perusahaan di masa depan. 

Secara sederhana, aset dapat diartikan sebagai segala sumber daya yang dapat dimanfaatkan oleh individu atau perusahaan untuk mendapatkan keuntungan. Sumber daya ini bisa berwujud maupun tidak berwujud, bersifat tetap maupun gampang berubah. 

Keberadaan aktiva ini penting sebab tanpa aktiva seorang individu atau perusahaan tidak akan bisa beroperasi. Dengan demikian, aset perlu dikelola dengan sebaik mungkin. 

Karakteristik Aset

Sebuah barang atau keahlian dapat dikatakan sebagai aset jika:

  • Dapat dimanfaatkan.
  • Dapat diperjual belikan.
  • Dapat dikonversikan menjadi uang tunai.

Jenis-Jenis Aset

Jenis-jenis aset dapat dibagi kedalam tiga kategori yaitu menurut wujudnya, menurut lama pemanfaatannya dan menurut tingkat likuiditasnya. 

Jenis Aset Menurut Wujud

Menurut wujudnya, aset terbagi menjadi:

1. Aset Berwujud (Fisik/Tangible Assets)

Tangible asset atau aset fisik adalah jenis aset yang memiliki bentuk fisik sehingga umur ekonomisnya terbatas. Umur ekonomis adalah periode penggunaan barang ketika barang tersebut baru dibeli sampai ketika barang tersebut tidak dapat digunakan lagi.

Contoh jenis aset ini ada banyak. Mulai dari mesin operasi, uang kas, laptop, pulpen dan lain-lain. Umur ekonomis barang-barang tersebut tentu terbatas entah sampai mesin operasinya aus dan tidak dapat dipakai lagi atau ketika sebuah pulpen kehabisan tinta dan tidak dapat diisi lagi. Proses pengurangan umur ekonomis tersebut dinamakan depresiasi dan nilai depresiasi ini harus Anda hitung dalam pembukuan akuntansi. 

Mudahnya seperti ini. Ketika Anda membeli laptop baru Anda harus mengeluarkan uang sebesar 5.000.000 rupiah. Tapi tentunya setelah Anda pakai selama 5 tahun, ketika Anda menjual laptop tersebut pasti harganya akan turun jauh entah itu hanya 1.000.000 atau 1.500.000. Hal ini karena umur ekonomis laptop Anda telah berkurang dan laptop Anda mulai lemot. 

Pengurangan harga dari 5.000.00 ke 1.000.000 dalam 5 tahun inilah yang disebut dengan depresiasi. Dalam aset fisik, depresiasi dan umur ekonomis ini penting sebab tentunya Anda tidak ingin membeli aset tersebut mahal-mahal tapi hanya bisa dipakai 1 tahun saja. 

2. Aset Tidak Berwujud (Intangible Assets)

Aset tidak berwujud adalah aset-aset yang tidak bisa dilihat oleh mata dan tidak bisa disentuh oleh kulit tapi dapat Anda manfaatkan untuk menambah kekayaan. Contohnya adalah hak paten, hak cipta, skill sumber daya manusia, nama baik perusahaan dan lain-lain. 

Aktiva jenis ini sama pentingnya dengan aset fisik. Contohnya, kalau hasil temuan Anda tidak Anda patenkan, hasil temuan tersebut bisa saja diklaim oleh orang lain atau jika merek bisnis Anda tidak didaftarkan dalam Hak Kekayaan Industri, bisa saja merek tersebut dipakai oleh orang lain. 

Berbeda dengan barang fisik yang nilainya menurun karena depresiasi, nilai aktiva tidak berwujud terutama hak cipta, HKI dan hak paten bisa menurun karena amortisasi. Amortisasi adalah penurunan nilai aktiva tidak berwujud karena kontrak manfaat terhadap aktiva tersebut berakhir secara bertahap. 

Contohnya, untuk mendaftarkan perlindungan hak atas merek produk pada tahun 2021, Anda harus membayar sebesar 1.200.000 ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Setelah semua proses selesai, Anda berhak mendapatkan perlindungan hak merek selama 10 tahun dari tahun 2021 sampai tahun 2031. JIka pada tahun 2031 Anda tidak melakukan perpanjangan manfaat, maka saat itu merek produk Anda sudah bisa dipakai orang lain. 

Ini artinya, pada tahun 2031, nilai aktiva tidak berwujud berupa Hak merek milik Anda akan sama dengan 0. Perubahan nilai dari 1.200.000 ke 0 dalam 10 tahun tersebut dinamakan amortisasi. Dalam contoh ini, nilai amortisasi tahunan Anda adalah 120.000.

Jenis Aset Menurut Lama Pemanfaatan

Menurut wujudnya, aset/aktiva terbagi menjadi:

1. Aset Tetap

Aset tetap dapat diartikan sebagai aset yang berwujud yang dapat dipakai untuk proses produksi atau disewakan dalam jangka waktu lebih dari satu periode (umumnya 1 tahun). Contoh aset jenis ini seperti, tanah, gedung, mesin-mesin dan lain sebagainya. 

2. Aset Tidak Tetap

Aset tidak tetap adalah aset yang tidak berwujud seperti, hak merek, hak paten, franchise dan lain-lain yang dapat menguntungkan perusahaan. 

Jenis Aset Menurut Tingkat Likuiditas

Likuiditas adalah kecepatan suatu aset atau aktiva untuk dipertukarkan menjadi uang tunai. Semakin likuid sebuah aset, maka semakin cepat pula aset tersebut bisa dicairkan menjadi uang tunai. Biasanya pencatatan aset dalam akuntansi diurutkan dari yang paling likuid sampai ke yang paling tidak likuid. 

Dalam hal ini, aset terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Aset Lancar

Aset lancar adalah aset yang dapat dengan mudah ditukar menjadi uang tunai. Contoh aset jenis ini adalah uang kas, piutang, perlengkapan, peralatan, surat-surat berharga dan lain-lain. 

Diantara contoh-contoh tersebut di atas, uang kas adalah aset yang paling lancar sebab aset jenis ini memang sudah berbentuk dalam uang baik uang tunai maupun saldo rekening. Logikanya adalah, jika sebuah perusahaan atau individu memiliki uang kas, saat itu juga mereka bisa menggunakan uang tersebut untuk apapun yang mereka mau. 

Namun, jika mereka tidak memiliki uang kas dan hanya piutang, peralatan atau surat berharga, maka untuk melakukan sesuatu mereka harus menagih utang atau menjual peralatan dan surat berharga tersebut terlebih dahulu. 

2. Aset Tidak Lancar 

Aset tidak lancar adalah aset yang perlu waktu lama untuk dicairkan menjadi uang kas. Contohnya adalah gedung, tanah, mesin-mesin. Tentu untuk merubah barang-barang tersebut menjadi uang tunai perusahaan perlu menjual atau menggadaikan barang tersebut dan proses penjualan itu membutuhkan waktu berhari-hari. 

Aset lancar biasanya menjadi opsi pertama untuk pembayaran utang. Baru ketika aset lancar habis tapi perusahaan masih memiliki utang, maka aset tidak lancar akan disita. 

Dalam akuntansi, menjaga keseimbangan antara aset, pendapatan dan utang adalah kunci keuangan yang terbaik. Hindari berinvestasi pada perusahaan dengan solvabilitas buruk yang memiliki tingkat utang yang tidak didukung dengan tingkat aset dan pendapatan yang memadai. Karena, jika perusahaan tersebut kolaps, investor akan menjadi pihak terakhir yang memperoleh kompensasi.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *