Lompat ke konten
Daftar Isi

7 Indikator Forex Paling Akurat dan Mudah Dipahami Pemula

Indikator Forex Paling Akurat

Indikator teknis adalah salah satu komponen penting dalam trading apapun, termasuk trading forex. Hal ini karena, dengan hasil indikator teknis yang akurat, trader bisa memperkirakan pergerakan harga aset. 

Namun sayangnya meskipun saat ini sudah banyak platform yang menyediakan penggunaan indikator forex otomatis, trader masih harus bisa memahami konsep penghitungannya dengan baik supaya bisa mengambil keputusan trading yang tepat.

Berikut ini 7 indikator forex paling akurat dan mudah dipahami oleh pemula:

1. Moving Average

Moving Average, atau rata-rata bergerak, adalah sekumpulan nilai rata-rata harga aset dalam sebuah periode tertentu. Nilai rata-rata ini diambil sebab harga forex pasti fluktuatif dari waktu ke waktu sehingga akan lebih mudah memperkirakan pergerakan harga dengan mengambil nilai rata-ratanya saja. 

Moving average berperan sebagai lagging indicator, yaitu indikator teknis yang memberikan konfirmasi atas trend yang sedang berjalan. Moving average terbagi menjadi tiga jenis utama yaitu simple moving average (SMA), weighted moving average (WMA) dan exponential moving average (EMA). 

Bedanya WMA, EMA dengan SMA adalah, terdapat persentase pemberat pada dua jenis moving average yang terakhir. Persentase pemberat ini lebih besar pada harga terkini sebab, harga terkini cenderung lebih bisa mempengaruhi harga aset kedepannya dibandingkan harga-harga yang telah lalu.

2. Bollinger Band

Indikator terbaik untuk trading kedua yang mudah dipahami oleh pemula adalah Bollinger band. Bollinger band adalah garis yang menghubungkan titik-titik standar deviasi dari harga suatu aset kepada nilai simple moving average (SMA) dari harga aset tersebut. Bollinger band terdiri dari dua garis yaitu garis atas dan garis bawah. 

Bollinger band menggambarkan potensi volatilitas pergerakan harga suatu aset. Trader percaya bahwa pergerakan harga aset dalam periode waktu tertentu hanya berada di area antara bollinger band atas dan bawah. 

Apabila harga tersebut mendekati band bawah, maka itu artinya aset tersebut mengalami oversold (banyak penjual, minim pembeli). Sebaliknya, kalau harga bergerak mendekati band atas, itu artinya aset tersebut overbought (banyak yang beli, sedikit yang jual). 

Lain halnya apabila area antara band atas dan band bawah menyempit. Biasanya hal ini menandakan kalau harga aset tersebut cepat atau lambat akan lebih volatile.

3. Moving Average Divergence Convergence (MACD)

Indikator trading paling akurat selanjutnya adalah moving average divergence convergence (MACD). Moving average divergence convergence adalah indikator teknis yang memanfaatkan dua garis exponential moving average (EMA) dengan periode yang berbeda. 

Umumnya, dua garis moving average yang dipakai untuk menganalisis MACD adalah EMA periode 20 hari dan EMA periode 12 hari. Dua garis ini akan ditampilkan pada tempat yang sama dengan grafik harga sementara garis MACD dan garis sinyal-nya, akan berada di bawah grafik harga. 

Apabila garis MACD berpotongan dengan garis sinyal, itu artinya akan ada pergerakan harga yang lebih intens sehingga bisa dijadikan sinyal jual maupun beli (tergantung letak perpotongan tersebut). 

4. The Relative Strength Index (RSI)

The relative strength index (RSI) adalah salah satu indikator oscillator yang menggambarkan rata-rata kecepatan perubahan harga suatu aset. Kurva indeks ini berada di bawah grafik harga. 

Dalam mekanisme RSI, sebuah aset dikatakan overbought jika nilai indeks-nya di atas 70 dan dikatakan oversold jika nilai RSI-nya di bawah 30. Namun demikian, nilai ini bisa disesuaikan dengan kondisi masing-masing aset.

5. Stochastic Oscillator

Indikator lainnya yang biasa digunakan untuk mencari sinyal overbought dan oversold adalah stochastic oscillator. Harga sebuah aset dinilai overbought jika nilai indikator stokastiknya di atas 80 dan dinilai oversold jika nilainya 20. 

Stochastic oscillator adalah indikator teknis yang membandingkan harga terkini dari sebuah aset dengan rentang harga aset tersebut dalam suatu periode tertentu. Indikator ini digambarkan dengan dua garis yaitu garis stokastik dan garis moving average dari tiga periode analisis stokastik dimana garis moving average bergerak lebih cepat. Sebuah sinyal bisa dibilang muncul apabila kedua garis ini berpotongan.

6. Fibonacci Retracement

Indikator teknik terbaik selanjutnya adalah fibonacci retracement. Fibonacci retracement adalah beberapa garis horizontal yang disusun sesuai dengan golden ratio dalam deret angka fibonacci. Jarak antara garis-garis horizontal tersebut nantinya akan sesuai dengan swing high dan swing low harga dari aset terkait. 

Garis ini bisa disebut sebagai salah satu indikator teknis terbaik karena bisa menjadi patokan perkiraan pergerakan harga suatu aset. Tidak hanya itu, garis fibonacci retracement juga dapat dengan mudah dibaca dan bisa merangkap menjadi garis support dan resistance yang fleksibel. 

7. Average True Range (ATR)

Volatilitas harga adalah salah satu hal penting yang harus diperhatikan oleh seorang trader, khususnya trader forex. Hal ini mengingat bahwasannya forex adalah salah satu instrumen dengan tingkat volatilitas tertinggi. Masalahnya, seringkali trader memiliki interpretasi yang berbeda apakah harga sebuah aset terbilang volatile atau tidak jika dia hanya melihat pada gambar.

Average true range (ATR), adalah indikator teknis yang umum digunakan untuk mengukur tingkat volatilitas ini. Indikator ini tampil dalam bentuk garis di bawah grafik harga. Garis ini menghubungkan titik harga rata-rata aset harian selama satu periode. Biasanya, periode yang digunakan adalah 14 hari perdagangan.

Pergerakan harga sebuah aset dikatakan memiliki tingkat volatilitas yang rendah apabila garis ATR yang menyertainya cenderung datar sebaliknya, volatilitas harga aset dikatakan tinggi jika gambar garis ATR juga ikut melengkung.

Bagi seorang trader, indikator ini bermanfaat untuk menentukan titik exit dan entry yang tepat serta menentukan apakah harga suatu aset sedang volatile atau tidak secara tepat. Namun kekurangan dari indikator ini adalah, meskipun trader bisa memperkirakan kapan harga akan mulai volatile kembali, dia tidak bisa memperkirakan apakah volatilitasnya akan ke atas (naik) atau ke bawah (turun). 

Nah, itu tadi 7 indikator teknis forex paling akurat dan mudah dipahami oleh pemula. Indikator-indikator tersebut kini sudah tersedia di berbagai aplikasi trading sehingga trader tidak perlu menghitung secara manual. Trader hanya perlu belajar trading forex dan memahami konsep analisisnya saja untuk menghasilkan hasil analisis yang kredibel dan patut dipertanggungjawabkan.

Masing-masing indikator memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing sehingga mengkombinasikan indikator forex sekaligus lebih direkomendasikan kepada trader dibandingkan menggunakan satu indikator saja. 

Oleh karena itu, sebaiknya trader menggunakan platform trading terbaik yang memungkinkan untuk menggabungkan dua indikator teknis atau lebih untuk menganalisis pergerakan harga suatu aset.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *