Sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, tentu banyak kebutuhan yang harus dipenuhi oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan-kebutuhan tersebut, seperti pakaian, makanan, alat-alat rumah tangga dan lain sebagainya. Banyak dari kebutuhan sehari-hari tersebut yang tidak bisa ada jika tanpa perusahaan manufaktur.
Pengertian Industri Manufaktur
Menurut Badan Pusat Statistik, industri pengolahan atau industri manufaktur adalah kegiatan ekonomi yang berbentuk pengolahan bahan baku menjadi produk atau setengah jadi dan dari bahan setengah jadi menjadi produk. Pengolahan ini bisa dilakukan secara mekanik maupun kimiawi.
Perusahaan manufaktur menurut jumlah tenaga kerjanya dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:
- Industri besar, yaitu perusahaan dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang.
- Industri sedang, yaitu perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 20-99 orang.
- Industri kecil, yaitu perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 5-19 orang.
- Industri rumah tangga, yaitu perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang.
Menurut data dari Statistik industri Manufaktur Indonesia, per tahun 2020 negara ini memiliki 19.305 industri sedang dan 10.058 industri besar. Kedua skala industri manufaktur ini menyerap tenaga kerja dengan total mencapai 5.902.367 orang.
Apabila dilihat dari persebarannya, mayoritas perusahaan manufaktur di Indonesia masih terpusat di Pulau Jawa dengan lebih dari 8.000 perusahaan di Jawa Barat, 5.800 perusahaan di Jawa Timur dan lebih dari 4.000 perusahaan di Jawa Tengah.
Jenis-Jenis Industri Manufaktur
Lalu, barang apa saja sih yang diproduksi oleh sektor industri ini? Menurut BPS, hasil produksi sektor manufaktur dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Makanan dan minuman
- Pengolahan tembakau
- Tekstil dan pakaian jadi
- Barang dari kulit.
- Kayu, barang yang terbuat dari kayu, gabus, anyaman bambu, rotan dan sejenisnya.
- Pencetakan dan media rekaman
- Kertas dan barang dari kertas.
- Produk yang dihasilkan dari tambang batubara dan kilang minyak bumi.
- Bahan kimia dan produk turunannya.
- Obat-obatan modern maupun tradisional.
- barang dari karet dan plastik
- Barang galian selain logam
- Logam dasar dan barang logam selain mesin.
- Produk elektronik dan optik.
- Peralatan listrik
- Mesin dan perlengkapan.
- Kendaraan bermotor dan alat angkutan lainnya
- Produk furnitur.
- Jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatan
- Dan produk pengolahan lainnya.
Contoh Industri Manufaktur
1. Makanan dan Minuman
Sub sektor makanan dan minuman masih menjadi penggerak utama sektor manufaktur di Indonesia. Dalam sektor ini, bahan baku, seperti tepung gandum, hasil olahan rempah-rempah dan lain sebagainya diolah sedemikian rupa sehingga menjadi produk jadi. Salah satu contoh perusahaan yang bergerak di bidang ini adalah PT Mayora Indah Tbk, sebuah perusahaan yang terkenal dengan produksi Biskuit Roma.
2. Tekstil dan pakaian jadi
Dalam industri ini terjadi perubahan dari bahan mentah, seperti kapas dan wol menjadi bahan setengah jadi seperti benang dan kain lalu menjadi produk jadi, yaitu pakaian dan berbagai produk fashion lainnya. Selain sektor makanan, sub sektor tekstil dan pakaian jadi juga banyak menyerap tenaga kerja.
Salah satu contoh perusahaan yang bergerak di bidang ini adalah PT. Busana Remaja Agracipta, sebuah perusahaan di Yogyakarta dan beberapa daerah lainnya di Indonesia yang memproduksi pakaian dalam (underwear) wanita dan pria. Tidak hanya untuk konsumsi dalam negeri, produk perusahaan yang satu ini juga banyak diekspor ke luar negeri.
3. Otomotif
Sub sektor otomotif adalah salah satu sub sektor manufaktur yang paling terkenal. Dalam sub sektor ini, tenaga kerja memanfaatkan mesin dan teknologi canggih untuk membuat dan merakit berbagai kendaraan bermotor, seperti mobil motor, traktor, forklift dan lain sebagainya.
Astra Group adalah perusahaan sektor otomotif yang paling dikenal di Indonesia. Perusahaan ini bekerjasama dengan berbagai produsen kendaraan bermotor di dunia untuk merakit dan mendistribusikan produk-produk produsen tersebut di negara ini.
Ciri-Ciri Industri Manufaktur
1. Memiliki proses produksi yang lengkap
Seperti penjelasan di atas, proses produksi di industri manufaktur berkaitan dengan proses pengubahan bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan dari bahan setengah jadi menjadi produk-produk yang siap dijual. Apabila dibandingkan dengan perusahaan dagang atau perusahaan jasa, sektor manufaktur relatif memiliki proses produksi lengkap.
2. Mendapatkan penghasilan dari penjualan produk
Produk sektor manufaktur bisa berupa bahan setengah jadi, seperti kain yang bisa dijual ke sesama perusahaan atau kepada konsumen dan bisa berupa produk yang benar-benar sudah jadi, seperti pakaian yang siap dijual di toko maupun gerai. Apapun jenis produknya, perusahaan ini mendapatkan penghasilan dari penjualan produk.
3. Memiliki persediaan fisik
Sektor manufaktur adalah salah satu jenis perusahaan yang membutuhkan gudang. Gudang ini digunakan untuk menyimpan bahan baku dan atau digunakan untuk menyimpan produk jadi yang siap dijual. Supaya bisa memotong alur distribusi, beberapa perusahaan, seperti IKEA menjadikan gudang sekaligus toko, sehingga mereka tidak membutuhkan gudang lagi dan menghemat biaya distribusi.
Mengapa Industri Manufaktur Penting Bagi Perekonomian?
Industri manufaktur menjadi bagian penting bagi perekonomian Indonesia setidaknya karena dua hal, yaitu kemampuannya untuk menyerap tenaga kerja dan produknya yang banyak diekspor ke seluruh dunia. Indomie misalnya, kini tidak hanya dikonsumsi di Indonesia saja tetapi juga telah diekspor ke 60 negara lain di seluruh dunia.
Selain karena penyerapan tenaga kerja dan ekspor, industri manufaktur di Indonesia juga menarik bagi investor asing. Menurut data BPS, per tahun 2020 ada sekitar 912 perusahaan manufaktur yang didirikan atas permodalan asing di Indonesia. Bagi pemerintah, adanya investasi dari asing ini untuk menambah pendapatan pajak dan menyerap tenaga kerja, sementara bagi tenaga kerja itu sendiri, investasi asing dapat dimanfaatkan untuk menyerap ilmu pengetahuan dan skill sebanyak-banyaknya.
Pengaruh Industri Manufaktur Pada Pemanasan Global
Meskipun penting bagi perekonomian, namun bukan berarti sektor ini tidak memiliki kelemahan. Industri manufaktur disebut-sebut menyumbang 30% emisi penyebab pemanasan global (Tempo). Hal ini khususnya untuk sektor yang memproduksi semen dan baja.
Hal ini sudah bukan rahasia lagi, mengingat sektor manufaktur bisa menyumbang polusi baik itu polusi air, darat maupun udara. Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia meminta pelaku bisnis di sektor ini untuk memperhatikan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) misalnya dengan hanya membuang limbah yang aman untuk tanah dan air, mulai menggunakan bungkus produk daur ulang, mengurangi polusi udara dan lain sebagainya.