Lompat ke konten
Daftar Isi

Daftar Saham Batubara Terbaik di Indonesia (2023)

Daftar Saham Batubara Terbaik di Indonesia

Sepanjang tahun 2022 lalu, saham batubara menjadi primadona pasar saham Indonesia. Pasalnya, kenaikan harga batubara dunia mendongkrak laba perusahaan-perusahaan tersebut, sehingga pendapatan dan laba perusahaan juga naik. Akibatnya, harga saham perusahaan batubara juga akan naik.

Namun hal ini berubah arah sejak awal tahun 2023. Kelebihan supply batubara dari Indonesia dan India membuat harga batubara dunia melemah selama beberapa bulan terakhir. Hal ini pada akhirnya juga diikuti dengan pelemahan harga saham batubara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Menurut Trading Economics, ada kemungkinan harga batubara dunia akan naik kembali (rebound) karena China, selaku salah satu produsen dan konsumen batubara terbesar di dunia kembali menambah produksi mereka untuk memutar pembangkit listrik. Memang, gelombang panas yang akhir-akhir ini terjadi di seluruh dunia mendorong konsumsi listrik yang lebih banyak. Permintaan dari China ditambah dari Eropa yang membutuhkan bahan alam ini untuk menghangatkan daerah mereka mengingat stok gas alam yang terbatas, sehingga mereka harus beralih ke batubara.

Potensi peningkatan harga batubara dunia ini membuat investasi di saham pertambangan bahan material ini kembali menarik untuk digeluti. Apalagi menurut pemberitaan CNBC, terdapat 15 dari 20 saham batubara yang mengalami kenaikan harga pasca kenaikan harga batubara dunia ini.

Tertarik untuk membeli saham tambang batubara di harga yang rendah? Berikut ini rekomendasi saham batubara terbaik.

1. PT Bayan Resources Tbk (BYAN)

Bayan Group merupakan perusahaan yang didirikan oleh Dato’ Dr. Low Tuck Kwong pada tahun 1973. Awalnya perusahaan ini hanya bergerak di bidang konstruksi tanah, pekerjaan umum dan infrastruktur kelautan saja. Namun, pada tahun 1998 Bayan Group mulai bergerak di bidang pertambangan batubara dengan mengakuisisi PT. Gunungbayan Pratamacoal (GBP) dan PT. Dermaga Perkasapratama. 

Saat ini perusahaan ini berambisi untuk menjadi produsen batubara dengan biaya produksi terendah di Indonesia. Sebelumnya, Bayan Group dengan berbagai inovasinya telah berhasil meningkatkan produksi tambangnya dari 1,9 juta ton per tahun pada tahun 2014 menjadi 22,7 juta ton pada tahun 2018 dan rencananya perusahaan ini menargetkan produksi hingga 50 juta ton kedepannya. 

2. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya Adaro adalah salah satu saham tambang paling terkenal di Indonesia. Sejarah perusahaan ini berawal dari tahun 1970-an, ketika perusahaan asal Spanyol yang bernama Enadimsa memasang penawaran tender untuk tambang batubara blok 8 di Tanjung, Kalimantan Selatan. 

Enadimsa hanya bertahan sampai 1989 di perusahaan ini. Karena pada tahun tersebut, konsorsium yang terdiri dari perusahaan asal Indonesia dan Australia berhasil mengambil alih 80% saham Adaro dari perusahaan tersebut. Saat ini 43% saham Adaro dimiliki oleh PT. Adaro Strategic Investments, 40,91% dimiliki oleh publik dan 17% sisanya dibagi untuk menjadi kepemilikan pada Direktur dan Komisaris perusahaan tersebut. 

Dari segi produksi, hasil produksi batubara Adaro cukup stabil mengingat pada tahun 2021 lalu perusahaan saham coal ini berhasil memproduksi 52,7 juta ton bahan tambang yang salah satunya dipakai untuk bahan bakar kereta api ini. 

3. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

PTBA merupakan salah satu perusahaan tambang tertua di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1919 dengan nama Air Laya. Setelah kemerdekaan, PTBA adalah salah satu perusahaan perusahaan Belanda yang dinasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia. 

Sempat berbentuk perusahaan negara (PN), pada tahun 1981 status badan hukum perusahaan ini menjadi perseroan terbatas (PT) hingga sekarang dan menjadi saham Badan Usaha Milik Negara yang paling maju di bidang tambang.

4. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)

Nama PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) menjadi primadona pasar saham akhir-akhir ini. Pasalnya, harga saham coal ini naik lebih dari 100% dalam waktu 1 tahun saja. 

ITMG sendiri merupakan perusahaan tambang batubara yang beroperasi di pulau Kalimantan. Tidak hanya pertambangan saja, perusahaan ini juga memiliki fasilitas distribusi komoditas ini dari hulu hingga hilir, sehingga menjadi perusahaan tambang batubara terintegrasi. 

Didirikan pada tahun 1987 dan mulai IPO pada tahun 2007, pada tahun 2022 ITMG menargetkan penjualan sebanyak 19 juta ton dan berencana untuk berekspansi ke pasar Eropa. Sebab, selama ini perusahaan tambang yang satu ini fokus untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan negara-negara Asia lainnya.

5. PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS)

PT Golden Energy Mines Tbk adalah anak perusahaan dari Sinarmas Group yang bergerak di bidang pertambangan dan perdagangan hasil tambang. Didirikan pada tahun 1997, perusahaan ini beroperasi di Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan total lahan seluas 66.204 hektar. 

Pada tahun 2022, perusahaan ini berhasil mencatatkan pendapatan dan laba bersih masing-masing sebesar 2 miliar USD dan 482 juta USD. Mayoritas pendapatan tersebut diperoleh dari hasil ekspor batubara ke India, China, Hongkong dan negara-negara Asia lainnya. 

Pada tahun 2023 ini GEMS berencana untuk meningkatkan volume produksi mereka hingga 5%. Dengan demikian, produksi batubara dari perusahaan ini ditargetkan mencapai 40 juta ton. Untuk mewujudkan target ini, perusahaan telah menganggarkan capital expenditure (capex) sebesar $25 juta untuk pengembangan infrastruktur produksi dan lainnya.

6. PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL)

PT Prima Andalan Mandiri Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara melalui dua anak usahanya, yaitu PT Mandiri Intiperkasa dan PT Mandala Karya Prima. Selain pertambangan, perusahaan ini juga memiliki anak yang bergerak di bidang distribusi batubara ke laut lepas. 

Meski baru IPO pada akhir tahun 2021 lalu, harga saham MCOL terbilang meningkat cukup drastis dari yang awalnya 1.565 per lembar, menjadi 4.450 per lembar saat tulisan ini dibuat. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan optimisme investor terhadap saham coal di perusahaan tambang batubara di seluruh Indonesia. 

7. PT Harum Energy Tbk (HRUM)

Saham perusahaan batubara yang terdaftar di BEI terbesar ke-7 adalah PT Harum Energy Tbk (HRUM). Perusahaan yang berdiri pada tahun 1995 ini membuka bisnis pertambangan yang terintegrasi vertikal mulai dari pertambangan batubara itu sendiri, aspek keuangannya hingga menyediakan jasa konsultasi manajemen melalui anak perusahaan. Hasil batubara yang diproduksi oleh perusahaan ini kemudian di ekspor ke berbagai negara di Asia, seperti Tiongkok, Bangladesh hingga Korea Selatan. 

Tidak hanya di bidang pertambangan batubara, HRUM kini juga sedang mengembangkan bisnis di bidang pertambangan dan perdagangan nikel. Tujuannya adalah untuk mendukung bisnis utama perusahaan dalam beberapa tahun ke depan. 

8. PT Bumi Resources Tbk (BUMI)

Perusahaan tambang batubara terbesar nomor 8 di Indonesia menurut nilai kapitalisasi pasarnya adalah anak perusahaan Bakrie Group, PT Bumi Resources (BUMI). Perusahaan yang sempat jaya pada paruh akhir tahun 2000-an ini pada tahun 2019 tercatat berhasil memproduksi 88 juta ton batubara yang mana 38%-nya digunakan untuk pasar lokal, sementara sisanya dipasarkan di negara-negara Asia lainnya. 

Selain di beberapa daerah di Indonesia, BUMI juga memiliki tambang di Gallo Oil, Yaman. Dengan dua daerah operasi utama ini, BUMI memiliki cadangan batubara senilai 2,69 miliar metrik ton. 

9. PT Indika Energy Tbk (INDY)

Saham coal terbesar yang terdaftar di BEI selanjutnya adalah PT Indika Energy Tbk (INDY). Perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan energi dan nonenergi, mulai dari batubara, emas, metal dan lain sebagainya. Dominasinya di sektor tambang menjadikannya sebagai salah satu saham LQ45 terbaik.

Anak Indika Energy yang bergerak di bidang pertambangan batubara adalah PT. Kideco Jaya Agung dan Multi Tambangjaya Utama (MUTU). Kideco berpusat di Kalimantan Timur dengan mengelola 6 pusat tambang sebesar 50.921 hektar, sementara MUTU bekerja di Kalimantan Tengah dengan mengelola lahan seluas 24.970 hektar.

Dari segi bisnis, kini INDY tidak hanya fokus di bidang pertambangan batubara saja. Perusahaan ini pada tahun 2022 lalu diberitakan menjadi salah satu perusahaan Indonesia yang terlibat aktif dalam produksi kendaraan listrik. Selain itu, pada tahun 2023 ini, INDY juga bekerja sama dengan sebuah perusahaan asal Korea Selatan untuk mendirikan PT Bioneer Indika Group (BIG) dan masuk bisnis kesehatan.

10. Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)

PT Baramulti Suksessarana Tbk adalah perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan (di bawah anak perusahaan). Saat ini diperkirakan perusahaan ini mengelola lahan seluas kurang lebih 24,892 hektar di kedua wilayah tersebut. 

Berdiri pada tahun 1990 dan mulai terdaftar di BEI pada tahun 2012, perusahaan ini pada tahun 2021 berhasil menjual batubara sebanyak 13,6 juta ton ke Indonesia dan berbagai negara di Asia lainnya. Meskipun datanya belum pasti, namun perusahaan ini telah melaporkan realisasi produksi batu bara yang melebihi target pada tahun 2022 dan rencananya perusahaan ini akan meningkatkan kapasitas produksi komoditas ini lagi di tahun 2023 dengan menargetkan produksi sebanyak 19,36 juta ton.

Dari pembahasan di atas jelas bahwasanya harga saham batubara cukup tergantung dengan harga komoditas tersebut di pasar dunia. Oleh sebab itu sebelum membeli saham bidang ini, pastikan Anda melihat trend harga batubara dunia yang terbaru ya.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *