Indikator dalam sebuah chart sangat dibutuhkan sebagai analisa teknikal dalam perdagangan pasar valuta asing (foreign exchange/forex) dan saham untuk memprediksi pergerakan harga. Hal ini untuk memudahkan pelaku trader dalam melakukan positioning keuntungan yang diperoleh sesuai dengan sinyal yang ditunjukkan indikator.
Namun, adakalanya indikator tersebut mengalami lagging (keterlambatan dalam waktu tertentu) sehingga mengganggu prediksi harga, membuat trader tak bisa mendapat profit maksimal. Sehingga, meskipun indikator sangat membantu dalam trading forex serta saham, para trader diharapkan tidak terlalu tergantung pada indikator dan dapat membiasakan diri untuk membaca chart tanpa indikator dalam melakukan perdagangan (naked chart trading).
Kebanyakan trader-trader pemula belum berani untuk mencoba strategi naked chart trading ini, karena menggunakan teknik yang sama sekali lain dan menuntut pengambilan keputusan yang tepat. Namun, bagi Anda trader pemula yang ingin mempelajari strategi ini, berikut kami beri sedikit ulasan mengenai naked chart trading yang mudah untuk pemula.
Apa Itu Naked Chart Trading?
Naked chart trading adalah teknik trading tanpa menggunakan indikator apa pun kecuali chart polos. Pada naked chart trading, indikator yang biasa digunakan untuk membaca pergerakan harga seperti MACD, Stochastic, Momentum, Bollinger Band, RSI, CCI, dan sebagainya, sama sekali tidak dipakai.
Jika terpaksa, tools paling maksimal yang digunakan adalah fibonacci dan trendline atau garis horizontal untuk menandai support dan resistance pada chart.
Selain itu, trader bergantung sepenuhnya pada pola chart dan candlestick untuk menentukan sentimen pasar guna memprediksi profit.
Naked chart trading bukanlah teknik trading baru di dunia forex dan saham. Sebagian besar trader yang telah berpengalaman pasti pernah mencoba strategi ini. Banyak yang mengakui bahwa naked chart trading lebih menjanjikan dari segi analisa teknikal ketimbang memantau chart yang dilengkapi indikator, karena indikator-indikator ini mayoritas hanya relevan dipakai pada saat-saat tertentu saja, serta tidak mampu memprediksi pasar secara keseluruhan.
Meskipun kelihatan untung-untungan, namun sebenarnya naked chart trading adalah strategi yang cukup disegani. Trading dengan chart polos sama sekali tidak bersifat spekulasi. Artinya, teknik ini memiliki dasar dan dapat dipelajari. Untuk mempelajarinya bisa dilakukan secara otodidak maupun berguru kepada trader lain yang lebih berpengalaman.
Teknik Naked Chart Trading untuk Pemula
Naked chart trading membutuhkan ketelitian dan pengetahuan dalam mengenali pola-pola chart. Hal inilah yang sering menggentarkan para trader pemula. Namun sebenarnya hal ini tidak perlu dikhawatirkan, karena terdapat strategi naked chart trading level beginner yang mudah diikuti oleh trader pemula.
Berikut teknik naked chart trading untuk pemula:
1. QM ( Quasimodo)
Quasimodo merupakan teknik naked chart trading yang diadopsi dari karakter film kartun yang berjudul Hunchback of Notre-Dame. Bahu kiri pada pola Quasimodo berada pada posisi yang lebih tinggi dari bahu kanan. Susunan dari Quasimodo sell adalah dengan adanya bahu kiri, kepala, bahu kanan, leher dan leher terbawah .
Memahami Quasimodo (QM)
Perhatikan ilustrasi di atas:
- Dari nomor 1, harga naik hingga menyentuh resistence pada bahu kiri di nomor 2.
- Sebelum menembus resistance menuju nomor 4, harga turun terlebih dahulu membentuk leher pada nomor 3 (Lower).
- Selanjutnya, harga menembus batas nomor 3 hingga membentuk Lower Low pada nomor 5.
- Selanjutnya, harga akan kembali naik, di mana kita akan melakukan entry Sell dengan target di nomor 6.
- QM Level merupakan garis yang sejajar dengan nomor 2.
QM Level (QML) merupakan garis yang ditarik dengan Bahu Kiri sebagai patokannya. Namun, QM Level hanya dianggap valid jika belum terdapat bahu kanan, dengan kata lain belum terbentuk pasangan bahu.
QML seringkali terjadi pada saat pengakhiran trend (reversal). QML melibatkan uptrend dan downtrend. QML seringkali terjadi saat ada pergantian trend.
Step-step QML Sell adalah H (high) – L (low) – HH (Higher high) – Lower low ( LL).
Entry pada level H. Stoploss diatas level HH dan Take Profit wajib pada LL.
Sedangkan step-step untuk QML Buy adalah kebalikannya.
QML Buy : Low (L) – High (H) – Lower Low (LL) – Higher High (HH). Entry pada level Low (L). Stop loss dibawah Lower Low (LL ) dan Take Profit pada Higher High (HH).
Contoh QML (Quasimodo Level) Buy GBP/USD H4:
GBP/CHF H4:
Contoh QML (Quasimodo Level) SELL XAU/USD (GOLD) H4:
GBP/JPY H4:
2. Chart Pattern
Chart Pattern menempatkan semua pembelian dan penjualan yang terjadi di pasar saham ke dalam gambaran yang ringkas.
Ini memberikan catatan bergambar lengkap dari semua perdagangan, dan juga menyediakan kerangka kerja untuk menganalisis pertempuran antara banteng dan beruang.
Naked chart trading menggunakan chart Pattern dapat membantu kita dalam menentukan siapa yang memenangkan pertempuran, dan juga memungkinkan para pedagang untuk memposisikan diri mereka sesuai dengan itu.
Pola grafik pada dasarnya dapat diklasifikasikan menjadi:
- Pola lanjutan / Continuation
- Pola Pembalikan / Reversal
Berikut penjelasan lengkapnya.
1. Pola lanjutan / Continuation
Jenis pola grafik ini memberikan sinyal kelanjutan dari tren yang sedang berlangsung.
a. Pola ascending triangle
Ascending triangle ditandai dengan chart membuat higher low (low yang mengecil), sementara price pada high tidak membuat higher high dan cenderung stagnan. Fenomena pada chart tersebut dapat disimpulkan bahwa berkurangnya kekuatan seller dan dominan buyer. Tren yang disimpulkan adalah tren bullish.
b. Pola descending triangle
Descending triangle ditandai dengan chart membuat lower high (high yang mengecil), sementara price pada low tidak membuat higher low dan cenderung stagnan. Fenomena pada chart tersebut dapat disimpulkan bahwa berkurangnya kekuatan buyer dan dominan seller. Tren yang disimpulkan adalah tren bearish.
c. Pola bullish flag
Formasi bullish flag ditemukan pada saham dengan tren naik yang kuat dan dianggap sebagai pola kelanjutan yang cukup signifikan. Disebut bendera karena polanya menyerupai bendera di tiang. Tiang adalah hasil dari kenaikan vertikal dalam market dan bendera hasil dari periode konsolidasi.
Bentuk bendera tidak sepenting psikologi yang mendasari di balik polanya. Pada dasarnya, terlepas dari reli vertikal yang kuat, market menolak untuk turun secara signifikan. Penembusan dari sebuah bendera sering kali menghasilkan pergerakan kuat yang lebih tinggi.
d. Pola bearish flag
Bear flag adalah pola teknis yang memberikan perpanjangan/kelanjutan dari tren turun yang ada. Formasi bear flag digaris bawahi dari pergerakan arah awal yang kuat ke bawah. Pergerakan kuat ke bawah dikenal sebagai ‘tiang bendera’ sedangkan konsolidasi disebut sebagai ‘bendera’ itu sendiri.
e. Pola bullish pennant
Bullish pennant adalah kebalikan dari panji bearish / bearish pennant. Ini adalah pola lanjutan yang menandai jeda pergerakan harga di tengah uptrend yang kuat. Bullish pennant terjadi tepat setelah kenaikan harga yang tajam dan menyerupai bendera segitiga saat harga bergerak menyamping, membuat titik tertinggi yang lebih rendah dan posisi terendah yang lebih tinggi secara bertahap. Tren naik kemudian berlanjut dengan kenaikan harga berukuran serupa lainnya.
f. Pola bearish pennant
Bearish pennant adalah pola lanjutan yang menandai jeda dalam pergerakan harga di tengah-tengah tren turun yang kuat, bearish pennant terjadi tepat setelah penurunan harga yang tajam dan menyerupai bendera segitiga saat harga bergerak menyamping, membuat titik tertinggi yang lebih rendah dan posisi terendah yang lebih tinggi secara bertahap. Tren turun kemudian berlanjut dengan penurunan harga berukuran serupa lainnya.
g. Rising wedge
Pola rising wedge adalah pola grafik yang muncul ketika pasar menghasilkan harga tertinggi dan terendah yang lebih tinggi sekaligus mempersempit jangkauannya. Penyempitan kisaran menunjukkan bahwa tren naik semakin melemah, sehingga pola ini dianggap sebagai pola pembalikan ketika muncul dalam tren naik.Rising wedge dapat muncul pada kerangka waktu tertentu pada grafik, dan berkembang cukup cepat, membuatnya agak sulit untuk diperhatikan secara real-time, tetapi tidak begitu banyak pada grafik jika Anda mengetahui indikasinya. Karena pola wedge naik biasanya terlihat setelah tren yang berkepanjangan.
h. Falling wedge
Falling adalah contoh dari pola bullish. Jika dipadukan dengan pola rising wedge maka akan menjadi pola yang signifikan yang mengindikasikan adanya pergeseran arah trend. Umumnya, irisan jatuh dipandang sebagai pembalikan, meskipun ada beberapa contoh di mana hal itu mungkin membantu tren berlanjut daripada sebaliknya.
Dalam tren naik, irisan jatuh menunjukkan kelanjutan tren naik. Ketika harga membuat harga tertinggi dan terendah yang lebih rendah, dibandingkan dengan pergerakan harga sebelumnya, pola ini dihasilkan. Hal ini memungkinkan pedagang untuk mengambil posisi panjang di pasar. Dalam tren turun, pola irisan jatuh menunjukkan pembalikan ke atas.
Ini adalah perbedaan utama. Ketika harga membuat harga tertinggi dan terendah yang lebih rendah, dibandingkan dengan pergerakan harga sebelumnya, pola ini dihasilkan. Mirip dengan pola baji jatuh dalam tren naik, ini memungkinkan pedagang untuk mengambil posisi beli. Selain itu, memungkinkan investor untuk memasuki pasar.
2. Pola Pembalikan / Reversal
Jenis pola grafik ini memberikan sinyal pembalikan.
a. Pola head and shoulders
Sebagai bagian dari analisis teknis, pola Head and Shoulders menggambarkan grafik tertentu yang menunjukkan dengan berbagai tingkat akurasi, kemungkinan pembalikan tren bearish atau bullish. Ini diyakini sebagai salah satu pola pembalikan tren paling andal yang tersedia saat ini.
Pola tersebut muncul di semua kerangka waktu, sehingga mudah untuk dimasukkan ke dalam strategi perdagangan investor, serta pedagang hari dan ayunan. Target harga, level entri, dan level stop membuat formasi Head and Shoulders menarik baik bagi pemula maupun ahli, karena menyediakan level penting dan mudah dilihat. Namanya berasal dari ciri visual bagan yang menyerupai bentuk kepala dan dua bahu.
b. Pola inverted head and shoulders
Seperti namanya, formasi Inverse Head and Shoulders merupakan kebalikan dari Head and Shoulders. Tampak sebagai rangkaian tiga bagian bawah dengan bagian tengah menjadi yang terendah (masih disebut “kepala”, meskipun arahnya berlawanan).
Sementara bottom pertama dan ketiga (“bahu”) harus lebih tinggi dari kepala, tidak harus tingginya sama. Sebaliknya, statistik menunjukkan bahwa pola di mana bahu kiri lebih tinggi daripada kanan sedikit lebih baik dalam kinerja pasca-penembusan. Demikian pula, garis yang menghubungkan puncak pola, yang disebut “garis leher”, tidak harus benar-benar horizontal.
c. Pola double top
Pola grafik double top adalah pola grafik pembalikan bearish yang terbentuk setelah tren naik. Pola ini terbentuk dengan dua puncak di atas level support yang juga dikenal sebagai neckline. Puncak pertama terbentuk setelah tren naik yang kuat dan kemudian menelusuri kembali ke garis leher.
Setelah mencapai kembali ke garis lehernya, harga menjadi bullish dan naik lagi untuk membentuk puncak kedua.Pembentukan pola ini selesai ketika harga bergerak kembali ke garis leher setelah membentuk puncak kedua. Ketika harga menembus neckline atau level support maka pembalikan tren bearish terkonfirmasi.
d. Pola double bottom
Pola grafik double bottom adalah pola grafik pembalikan bullish yang terbentuk setelah tren turun. Pola ini terbentuk dengan dua titik terendah di bawah level resistance-nya yang juga dikenal sebagai neckline. Price di titik low pertama terbentuk setelah tren turun yang kuat dan kemudian harga menelusuri kembali ke garis leher.
Setelah mencapai kembali ke necklinenya, harga menjadi bearish dan jatuh lagi untuk membentuk low kedua. Pembentukan pola ini selesai ketika harga bergerak kembali ke neckline setelah membentuk low kedua. Ketika harga menembus neckline atau level resistance maka pembalikan tren bullish terkonfirmasi dan trader dapat memasuki posisi long.
e. Pola triple top
Pola triple top chart adalah pola grafik bearish reversal yang terbentuk setelah uptrend. Pola ini terbentuk dengan tiga puncak di atas level support/neckline. Puncak pertama terbentuk setelah tren naik yang kuat dan kemudian menelusuri kembali ke garis leher.
Pembentukan pola ini selesai ketika harga bergerak kembali ke garis leher setelah membentuk puncak ketiga. Ketika harga menembus neckline atau level support setelah membentuk tiga puncak maka pembalikan tren bearish terkonfirmasi.
f. Pola triple bottom
Pola grafik triple bottom adalah pola grafik pembalikan bullish yang terbentuk setelah tren turun. Pola ini terbentuk dengan tiga puncak di bawah level resistance/neckline. Puncak pertama terbentuk setelah tren turun yang kuat dan kemudian menelusuri kembali ke garis leher.
Pembentukan pola ini selesai ketika harga bergerak kembali ke garis leher setelah membentuk puncak ketiga. Ketika harga menembus neckline atau level resistance setelah membentuk tiga puncak maka pembalikan tren bullish terkonfirmasi.