Lompat ke konten
Daftar Isi

Opportunity Cost (Biaya Peluang): Pengertian, Contoh, Rumus

Apa itu Biaya Peluang

Perbandingan tersebut kerap terjadi pada industri keuangan maupun ekonomi saat ingin menentukan pilihan investasi terbaik. Opportunity cost akan menghitung efek dari memilih satu bentuk investasi melebihi yang lain.

Biaya peluang bisa memberikan kerugian atau keuntungan. Apabila investor mesti menentukan membeli atau menjual saham, mereka bisa mendapatkan laba saat itu juga dari aksi jual itu. Namun investor akan kehilangan keuntungan yang akan didapatkan di masa mendatang. Investor bisa mengaplikasikan metode itu untuk membantu mengambil keputusan investasi yang tepat.

Pengertian Opportunity Cost

Opportunity cost (biaya peluang) adalah kerugian potensial yang muncul ketika seseorang harus memilih antara dua atau lebih opsi. Dalam pengambilan keputusan, selalu ada konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil, termasuk ketika tidak memilih salah satu dari opsi yang tersedia.

Saat seseorang membuat keputusan, mereka cenderung memilih opsi yang mereka yakini akan memberikan hasil yang lebih baik, tanpa memperhitungkan konsekuensi atau kerugian yang mungkin terjadi. Di dunia investasi, biaya peluang sangat relevan karena setiap pilihan investasi memiliki potensi keuntungan dan kerugian baik saat ini maupun di masa depan.

Konsep biaya peluang juga terkait dengan teori nilai waktu dari uang, karena menerima uang sekarang memiliki nilai yang berbeda dengan menerima uang di masa depan.

Selain itu, konsep biaya peluang sering dikaitkan dengan sunk cost atau biaya yang sudah terlanjur dikeluarkan. Sunk cost merupakan biaya yang sudah dikeluarkan pada masa lalu dan tidak dapat dikembalikan, sehingga tidak harus mempengaruhi keputusan di masa depan.

Misalnya seorang pengusaha membeli mesin produksi baru sebagai investasi bisnis. Namun kenyataannya sesudah dipakai dalam 2 tahun, mesin itu rusak, meskipun harapannya dapat difungsikan sampai 4 tahun. Anggaran yang dibelanjakan ketika membeli mesin itu dahulu dinamakan sunk cost, tak dapat kembali dan pengusaha mesti memperbaiki atau membeli mesin baru.

Jika dipadukan dengan opportunity cost, perbedaannya dengan sunk cost yaitu dari sisi uang yang sudah dipergunakan dan peluang return yang didapatkan.

Contoh Opportunity Cost

Misalnya, jika Walt Disney tidak pernah memulai karirnya di bidang animasi, hal tersebut akan menghasilkan opportunity cost. Meskipun ia mungkin bisa berhasil di bidang lain, namun mungkin saja anak-anak tidak akan pernah mengenal namanya seperti sekarang.

Dalam kasus ini, opportunity cost dari Walt Disney adalah potensi kesempatan yang hilang karena ia memilih untuk fokus pada karya animasinya. Sehingga ia kehilangan kesempatan untuk mengejar kesuksesan di bidang lain karena waktu dan sumber dayanya terfokus pada satu hal saja.

Fungsi Opportunity Cost

Persoalan mendasar dalam aktivitas perekonomian adalah kelangkaan yang menuntut Anda untuk membuat pilihan.

Misalnya, jika Anda hanya memiliki Rp. 150.000, Anda harus memilih antara membeli buku tips keuangan atau makan di restoran. Keputusan ini menyangkut opportunity cost, di mana Anda harus memilih salah satu opsi yang akan mempengaruhi perubahan di masa depan.

Ketika pemerintah menghabiskan 1,5 triliun dollar untuk keperluan perang, itu berarti uang tersebut tidak dapat dialokasikan untuk kesehatan, pendidikan, atau mengurangi defisit anggaran. Begitu juga ketika negara membangun jalan baru, anggaran tersebut tidak dapat digunakan untuk alternatif pengeluaran lain, seperti kesehatan atau pendidikan.

Ketika negara mengeluarkan kebijakan pengurangan pajak penghasilan, opportunity cost-nya adalah pendapatan pemerintah tidak dapat digunakan untuk mendanai beberapa komponen pengeluaran pemerintah.

Ketika Anda memiliki waktu 12 jam dalam sehari, Anda dapat memilih untuk bekerja atau bersantai. Namun, jika Anda memilih untuk memelototi acara televisi, opportunity cost-nya adalah waktu Anda tidak dapat digunakan untuk melakukan hal lain di hari itu.

Jika Anda mulai bekerja pada usia 16 tahun tanpa memiliki keterampilan atau keahlian khusus, Anda akan memperoleh penghasilan sejak dini. Namun, opportunity cost-nya adalah Anda kehilangan kesempatan untuk memperoleh kualifikasi yang lebih tinggi dan mungkin menghasilkan pendapatan yang lebih besar di masa depan.

Cara Menghitung Opportunity Cost

Investor menentukan opportunity cost dengan membuat perbandingan return dari dua pilihan. Itu bisa dibuat dalam proses penentuan pilihan yaitu memprediksi keuntungan di masa mendatang. Namun biaya peluang pun bisa ditentukan dengan melihat ke belakang.

Rumus Opportunity Cost adalah Opportunity Cost = (Manfaat Investasi Pilihan) – (Manfaat Investasi yang Hilang).

Sebagai contoh, dalam kasus investor yang harus memilih antara saham PT Mandiri atau PT Berdikari, setelah satu tahun berlalu, PT Mandiri memberikan return sebesar 3,5%, sedangkan PT Berdikari memberikan return hingga 9%. Dalam hal ini, opportunity cost dapat dihitung dengan mudah dengan mengurangi return PT Berdikari (9%) dengan return PT Mandiri (3,5%), sehingga opportunity cost-nya adalah 5,5%.

Contoh lainnya adalah ketika seorang pengacara, David, ingin menutup kantornya untuk mengecat sendiri. Namun, untuk mengecat sendiri, ia harus menghabiskan waktu selama 4 jam, yang berarti ia akan kehilangan penghasilan sebesar Rp. 2.800.000 karena biaya jasanya adalah Rp. 700.000 per jam. Sebaliknya, bila ia memilih untuk menyewa tukang cat profesional, ia hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp. 1.200.000. Dalam hal ini, opportunity cost David adalah sebesar Rp. 1.600.000 yang dihitung dengan mengurangi biaya tukang cat profesional dari penghasilannya yang hilang.

Kekurangan Opportunity Cost

Kekurangan mendasar dari opportunity Cost adalah susahnya memprediksi keuntungan yang akan didapatkan di masa mendatang dengan akurat. Anda bisa memeriksa data historis guna membuat gambaran lebih baik mengenai kinerja investasi, namun Anda tak akan pernah bisa memperkirakan kinerja investasi dengan ketepatan sampai 100%.

Meski begitu opportunity cost masih dijadikan sebagai faktor penting ketika pengambilan keputusan. Hanya saja tak akurat sampai pilihan diambil lalu Anda bisa memeriksa lagi guna membandingkan kinerja keduanya.

Kendati metode opportunity cost bisa digunakan untuk pengambilan keputusan apa saja, namun akan cukup sulit untuk ditentukan ketika Anda memperhitungkan juga berbagai faktor yang tak bisa dikonversi dalam bentuk uang.

Taruhlah Anda punya dua kesempatan investasi. Yang pertama memberikan return konservatif namun cuma meminta Anda menanamkan uang tunai dalam dua tahun. Investasi yang kedua tak membolehkan Anda menarik uang Anda dalam waktu 10 tahun, namun akan memberikan bunga lebih besar tetapi juga risiko lebih besar. Untuk kasus tersebut, bagian dari opportunity cost akan meliputi perbedaan likuiditas.

Biaya peluang tertinggi yang berhubungan dengan likuiditas berkenaan dengan kesempatan melewatkan peluang investasi utama di masa mendatang sebab Anda tak akan memperoleh uang Anda yang ditanamkan di investasi lain. Itu merupakan opportunity cost yang nyata, namun susah untuk dikalkulasi dalam bentuk rupiah. Karenanya tak mengikuti formula biaya peluang di atas.

Opportunity cost merupakan keuntungan potensial yang hilang karena memilih opsi tindakan berbeda saat menimbang-nimbang beberapa jenis investasi. Ketika membuat pertimbangan atas dua atau lebih tindakan, biaya peluang merujuk pada nilai pilihan yang harus dikorbankan agar bisa mengejar pilihan yang diambil. Tak peduli opsi mana yang diingini, ada biaya yang ditetapkan pada pilihan yang ditinggalkan dan itulah opportunity cost.

Ketika mengembangkan suatu bisnis umpamanya, Anda mesti selalu memonitor tiap biaya yang dikeluarkan demi kemajuan bisnis termasuk opportunity cost itu. Biaya peluang ketika mengembangkan bisnis laksana membeli peralatan yang lebih canggih, memanfaatkan tenaga ahli dalam menciptakan produk baru, dan banyak lagi.

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *