Lompat ke konten
Daftar Isi

Perbedaan Angel Investor dan Venture Capitalist

perbedaan angel investor dan venture capital

Modal adalah salah satu faktor penting yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan ketika ingin membuka usaha. Modal ini bisa diperoleh dari berbagai sumber mulai dari kantong sang wirausahawan pribadi sampai pinjaman dan investasi dari pihak ketiga seperti bank, angel investor dan venture capitalist. 

Usaha rintisan khususnya UMKM dan usaha rintisan non teknologi umumnya mengambil pendanaan dari sumber pinjaman bank dan institusi keuangan lainnya. Lain halnya dengan startup teknologi yang seringkali mengambil pendanaan dari semua sumber. Maka dari itu, tidak heran jika pendanaan dari angel investor dan venture capitalist. 

Tapi meskipun sama-sama sering diincar oleh startup, nyatanya ada perbedaan antara angel investor dan venture capitalist. Apa perbedaannya? Simak ulasannya berikut ini. 

Pengertian Angel Investor

Angel investor adalah individu dengan kekayaan yang cukup untuk membantu sebuah startup berkembang. Umumnya, angel investor ini berinvestasi pada startup yang masih dalam tahap pembangunan dan pengembangan. Selain itu, tidak jarang mereka berasal dari keluarga atau relasi pendiri startup itu sendiri.

Sebagai ganti dan bukti dari investasi mereka, angel investor akan diberikan sejumlah tertentu dari saham atau obligasi konvertibel perusahaan. Oleh karena investasi pada startup ini boleh dibilang memiliki tingkat risiko tinggi, maka tidak heran jika saham atau obligasi yang diberikan perusahaan kepada investor jenis ini memiliki tingkat suku bunga atau return yang tinggi pula. 

Meskipun disebut sebagai individu, tapi tidak menutup kemungkinan angel investor berinvestasi pada startup menggunakan entitas perusahaan investasi miliknya. Di Indonesia sudah terdapat beberapa angel investor seperti, Shinta Bubu pendiri Angel Eq-Network, Sugiono Wiyono Sugialam CEO Telkomsel Oke dan lain sebagainya (Kompas). 

Pengertian Venture Capitalist

Venture capitalist (VC) adalah perusahaan pihak ketiga (bukan holding company dari startup tersebut) yang memberikan dana investasi ke sebuah perusahaan startup. Biasanya sebuah perusahaan venture capital memberikan pendanaan dalam jumlah besar kepada startup yang baru atau sedang berkembang.

Dana investasi perusahaan VC bisa diperoleh dari berbagai sumber mulai dari pendapatan perusahaan VC itu sendiri, dana yang terkumpul dari investor yang menjadi member, dana pensiun atau dana investasi dari perbankan. 

Dana yang terkumpul dari berbagai sumber tersebut lantas disalurkan kepada startup yang dipilih oleh tim internal perusahaan VC tersebut. Karena investasi pada startup boleh dibilang berisiko, tingkat imbal hasil yang disyaratkan perusahaan VC cukup tinggi. Selain itu, umumnya perusahaan VC memilih startup dengan sangat hati-hati.

Saat ini ada beberapa perusahaan VC internasional dan nasional yang berinvestasi pada startup lokal. Perusahaan venture capital internasional tersebut seperti Sequoia Capital, Tybourne Capital Management dan Falcon Edge Capital. Adapun untuk perusahaan venture capital nasional seperti, Ideosource, East Venture, Emtek Group dan lain sebagainya. 

Investasi dari perusahaan ini bisa jadi berakhir jika perusahaan startup berhasil membeli ulang semua saham dan obligasi yang dia berikan kepada perusahaan ini atau perusahaan ini menjual semua kepemilikan surat berharganya ketika perusahaan startup terkait masuk ke bursa saham (IPO). 

Perbedaan Angel Investor dan Venture Capitalist

Terdapat perbedaan prinsipil antara angel investor dengan venture capitalist. Perbedaan tersebut antara lain:

1. Entitas

Seperti yang telah disebutkan di atas, angel investor umumnya merupakan seorang individu sementara VC adalah sebuah perusahaan atau lembaga.

2. Sumber dan jumlah pendanaan

Seorang angel investor biasanya merogoh kocek pribadi untuk berinvestasi ke sebuah startup. Oleh karena itu, seringkali jumlah uang yang mereka investasikan cukup terbatas. Sebaliknya, venture capital adalah perusahaan yang mengumpulkan dan menyalurkan uang dari beberapa orang dan lembaga sekaligus sehingga jumlah investasi yang mereka tanamkan umumnya juga lebih besar. 

3. Kontrol

Karena jumlah pendanaan yang diberikan cukup besar, biasanya perusahaan venture capital juga meminta kontrol yang lebih besar terhadap sebuah perusahaan startup. Kontrol ini bisa berupa memiliki mayoritas saham perusahaan, memiliki hak veto atas keputusan operasional perusahaan atau memiliki tambahan return dibandingkan pemilik saham yang lainnya. 

4. Fokus pendanaan

Beberapa sumber menyebutkan bahwa fokus pendanaan seorang angel investor umumnya adalah sebuah perusahaan startup yang benar-benar masih dalam tahap awal pengembangan. Oleh karena itu, tidak heran kalau investasi yang dilakukan investor jenis ini umumnya tidak bisa segera mendapatkan keuntungan. 

Lain halnya dengan venture capitalist. Fokus pendanaan perusahaan ini bisa startup dengan berbagai level tahap pengembangan. Tapi tentunya, dengan nilai dan perjanjian investasi yang berbeda-beda. Berikut ini beberapa tahapan pendanaan dari perusahaan venture capital:

  • Seed capital untuk investasi ke startup yang benar-benar masih dalam tahap awal pengembangan ide bisnis perusahaan.
  • Startup capital untuk investasi ke startup yang baru akan membuka perusahaan.
  • Early stage capital adalah investasi yang diberikan oleh perusahaan VC untuk operasi dasar perusahaan. 
  • Expansion capital adalah dana yang disediakan oleh perusahaan venture capital untuk membantu startup yang sedang dalam tahap ekspansi. 
  • Late Stage Capital adalah investasi yang membantu perusahaan startup untuk keluar dari zona rintisan dan menjadi perusahaan yang lebih matang.

Apa Saja Persamaannya?

Setelah menyoroti perbedaan, mari kita fokus pada persamaan antara angel investor dan venture capital. Persamaan yang pertama adalah keduanya merupakan investor yang berinvestasi di perusahaan startup dengan imbal balik berupa saham atau obligasi serta hak untuk mengontrol keputusan perusahaan dalam level tertentu. 

Persamaan yang kedua adalah umumnya angel investor dan venture capital terdiri dari orang-orang yang memiliki kapabilitas di bidang industri, kewirausahaan dan kepemimpinan. Dengan demikian, pendiri startup bisa mengambil pelajaran dari pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki. 

Bagaimana Cara Menggaet Investor?

Langkah pertama untuk menggaet calon investor tentu saja adalah dengan membuat ide bisnis yang kreatif dan inovatif serta mengumpulkan tim yang solid. Setelah ide dan tim terbaik ada, Anda bisa mengikuti program pengembangan startup seperti program inkubator atau akselerator.

Sembari mengikuti program ini, jangan lupa untuk menyiapkan presentasi dan usaha terbaik Anda untuk menggaet investor. Sebab, pada event-event seperti inilah biasanya investor dari angel investor maupun venture capital berkumpul dan mencari calon startup potensial.

Selanjutnya pilih investor yang sekiranya cocok dengan visi dan misi perusahaan Anda. Setelah Anda menemukan investor yang cocok, presentasikan usaha Anda dan berikan penawaran menarik kepada mereka. 

Cara menggaet investor yang terakhir adalah dengan menumbuhkembangkan bisnis Anda sebaik mungkin. Sebab, sebuah startup yang berkembang dengan baik tentunya akan menarik investasi dari investor-investor yang lain. Nah, itu tadi perbedaan dan persamaan angel investor dan venture capitalist. Bagaimana? Sudahkah Anda menentukan investor yang cocok dengan perusahaan Anda? Tulis jawaban Anda di bawah ya.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *