Salah satu masalah ekonomi yang saat ini banyak dihadapi oleh masyarakat-masyarakat dunia adalah ketimpangan ekonomi, yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Masalah ketimpangan ini bukan hal yang baru.
Karl Marx dan Friedrich Engels pada tahun 1848 mengarang buku yang berjudul The Communist Manifesto. Dalam buku tersebut, Marx dan Engels mengkritik ketimpangan sosial dan ekonomi yang timbul akibat revolusi industri industri yang terjadi puluhan tahun sebelumnya.
Buku ini kemudian secara tidak langsung mendorong kelahiran dua paham ekonomi yang mirip tapi berbeda, yaitu komunisme dan sosialisme. Apa perbedaan diantara keduanya? Simak selengkapnya berikut ini:
Pengertian Sosialisme
Sederhananya, sosialisme adalah paham ekonomi yang menyebutkan bahwa sumber produksi utama harus dikelola oleh masyarakat dan hasilnya dibagi rata kepada masyarakat juga. Namun, pada paham ini, masyarakat masih memiliki hak kepemilikan individu.
Meskipun lebih mengemuka setelah Marx dan Engels menulis bukunya, namun paham sosialisme ini pada dasarnya sudah ada sejak sebelum itu. Pada paruh awal abad ke-19, ekonom seperti Henri de Saint-Simon, Robert Owen dan Charles Fourier telah mengemukakan konsep ini.
Jika komunisme runtuh pasca runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, sosialisme terbilang berhasil bertahan karena kemampuannya untuk beradaptasi dengan kapitalisme. Contohnya adalah sistem asuransi kesehatan umum yang menyeluruh untuk masyarakat, seperti BPJS. BPJS dikelola oleh pemerintah dan bukan perusahaan swasta, meskipun masyarakat menikmati layanan BPJS dengan tingkat layanan yang berbeda-beda, namun setiap masyarakat bertanggung jawab untuk terlibat dalam iuran premi sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing.
Contoh lain di Indonesia adalah koperasi dan BUMN. Koperasi adalah lembaga yang didesain untuk mengelola sumber daya bersama dalam suatu komunitas sembari tetap menjaga hak kepemilikan anggota koperasi tersebut.
Baik koperasi maupun BUMN adalah ejawantah dari Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 meskipun dengan tingkatan yang berbeda, koperasi pada level komunitas dan masyarakat, sementara BUMN pada level negara. Sesuai amanat Undang-Undang, BUMN bertugas untuk mengelola sumber daya strategis yang mana keuntungannya nanti masuk ke dalam pendapatan negara bukan pajak.
Meskipun Marx dan Engels tidak secara jelas menyebutkan perbedaan antara sosialisme dan komunisme, namun banyak pengikut mereka yang menganggap bahwa sosialisme adalah langkah yang dibutuhkan untuk mengubah negara kapitalis menjadi komunis.
Pengertian Komunisme
Komunisme adalah paham ekonomi dan politik yang menekankan kepemilikan sumber daya produksi dikuasai oleh negara seluruhnya dan hak kepemilikan individu sangat dibatasi. Sama seperti sosialisme, komunisme adalah paham yang bertujuan untuk menghilangkan ketimpangan ekonomi dan sosial, hanya saja lebih ekstrim dibandingkan dengan sosialisme. Maka dari itu, tidak heran jika banyak ahli yang menyebut komunisme sebagai “revolutionary socialism”.
Meskipun idenya bagus, namun dalam prakteknya, paham komunisme memiliki berbagai tantangan, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme di kalangan pemerintahan, terbatasnya hak dan kebebasan individu dan pers, kebutuhan terhadap figur kuat dalam negara, hingga kemiskinan. Dalam banyak kasus, negara-negara komunis menggunakan sumber daya yang seharusnya digunakan untuk kemaslahatan bersama justru digunakan untuk kepentingan politik. Akibatnya, masyarakat negara tersebut mengalami wabah kelaparan yang ekstrim.
Menurut berbagai sumber, setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, kini tidak ada negara yang benar-benar menerapkan komunisme seutuhnya. Negara-negara di dunia, seperti China, Laos, Vietnam bahkan Korea Utara dan Kuba menerapkan gabungan sosialisme komunisme dengan tingkat yang berbeda-beda.
Perbedaan Komunisme dan Sosialisme
Dari pembahasan di atas, tentunya Anda sudah sedikit memahami mengenai perbedaan antara kedua paham ini. Singkatnya, sosialisme adalah versi lebih halus dari komunisme dalam hal menangani masalah ketimpangan ekonomi dan sosial. Namun apabila dirinci lagi, berikut ini perbedaan antara komunisme dan sosialisme:
1. Definisi
Sosialisme adalah paham ekonomi yang menyebutkan bahwa sumber daya produksi harus dimiliki secara kolektif dengan tanpa menghilangkan hak-hak individu. Di sisi lain, komunisme adalah paham ekonomi dan politik yang menyebutkan bahwa sumber daya produksi seluruhnya harus dikuasai oleh negara dengan hak-hak individu yang sangat terbatas.
2. Hak Individu
Seperti yang telah dibahas dalam sub bab definisi di atas, paham sosialisme masih mengakui hak kepemilikan properti oleh individu, sementara komunis tidak. Contoh kasus hak individu dalam negara komunis ini adalah kasus game tetris. Pada masa Uni Soviet, seorang individu tidak memiliki hak untuk melakukan ekspor dan impor produk yang memiliki copyright, seperti game. Akibatnya untuk mendapatkan lisensi dari game tetris, importer dari luar negeri harus bernegosiasi dengan agen pemerintah, sementara penemu produk itu sendiri belum tentu mendapatkan remunerasi atas penjualan karyanya.
3. Cara merubah masyarakat
Menurut laman Investopedia, salah satu perbedaan utama antara komunisme dan sosialisme adalah cara pemilik paham ini untuk menerapkan pahamnya di negaranya. Pada paham komunisme, perubahan cenderung dilakukan dengan revolusi, seperti revolusi bolshevik di Rusia tahun 1917, revolusi kuba dan lain sebagainya, sementara penerapan sosialisme cenderung pelan-pelan dan bertahap dari internal masyarakat itu sendiri.
4. Struktur sosial
Perlu dipahami bahwasanya pada zaman revolusi industri, struktur sosial terdiri dari kalangan atas atau borjuis, kalangan menengah, dan kalangan bawah, seperti buruh yang disebut dengan masyarakat proletar. Dalam komunisme, harapannya adalah struktur sosial ini dihapuskan sama sekali. Adapun dalam sosialisme perbedaan kelas sosial ini hanya dikurangi.
5. Sistem politik
Dalam paham komunisme, pemerintahan bersifat sentralistik atau terpusat, dimana umumnya masyarakat tidak memiliki hak untuk memilih dan tidak menghendaki adanya lawan politik. Adapun pada sosialisme, masyarakat masih memiliki hak untuk memilih meskipun dalam tingkatan tertentu. Dalam banyak kasus, negara-negara yang saat ini masih memegang sosialisme komunisme sebagai paham negara, hanya ada satu partai politik dan seringkali satu presiden atau pimpinan negara bisa menjabat dalam waktu yang cukup lama.
6. Pemahaman terhadap agama
Karl Marx dalam bukunya yang berjudul Critique of Hegel’s Philosophy of Right menyebutkan bahwa agama mirip opium yang membantu mengurangi rasa sakit masyarakat tapi juga menghalangi masyarakat tersebut untuk memahami rasa sakit yang sebenarnya. Dari sini dan beberapa kutipan Marx yang lain, banyak orang yang percaya bahwa marxisme dan komunisme tidak menyetujui praktek beragama.
Namun demikian, banyak juga yang berpendapat berbeda. Beberapa ahli menganggap Marx bukan tidak percaya pada agama atau tuhan (god), melainkan tidak percaya dengan teori the invisible hand dalam paham kapitalisme ala Adam Smith yang percaya bahwa pasar akan “memperbaiki” dirinya sendiri.
Pada paham sosialisme di sisi lain, individu dapat percaya dengan tuhan dan agama, hanya saja prakteknya cukup dibatasi dan seringkali urusan agama tidak dimasukkan dalam masalah kenegaraan.