Lompat ke konten
Daftar Isi

Perbedaan Perusahaan Jasa dan Dagang

Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur

Secara garis besar, perusahaan di Indonesia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu perusahaan jasa, perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Meskipun terdengar mirip, namun ketiga jenis perusahaan ini adalah hal yang berbeda. Apa saja perbedaannya? Simak selengkapnya berikut ini:

Pengertian Perusahaan Jasa

Perusahaan jasa adalah perusahaan yang tidak memproduksi barang fisik untuk kemudian dijual, melainkan memproduksi layanan dan jasa. Biasanya, layanan dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan ini berdasarkan keahlian atau spesialisasi tertentu. Pendapatan perusahaan ini bisa berasal dari pendapatan langganan (recurring revenue), biaya layanan atau biaya dasar dan biaya sewwa tergantung dengan model bisnisnya. 

Contoh perusahaan jenis ini adalah bisnis over the top, seperti Netflix, Klik Film dan lain sebagainya. Beberapa perusahaan OTT menawarkan layanan dengan skema berlangganan per bulan atau per tahun. Akan tetapi ada juga perusahaan OTT yang menerapkan biaya layanan per film, jadi pengguna aplikasi ini tidak perlu berlangganan namun harus membayar sejumlah biaya tertentu untuk menyaksikan film di aplikasi tersebut.

Model bisnis jasa lainnya juga bisa menerapkan kedua metode pendapatan ini sekaligus. Jika menerapkan strategi penetapan harga seperti ini, biasanya perusahaan jasa cenderung menawarkan biaya langganan yang relatif lebih murah dibandingkan dengan biaya pembelian jasa per unit. 

Pengertian Perusahaan Dagang

Perusahaan dagang adalah perusahaan yang menjual barang yang tidak mereka produksi sendiri. Perusahaan ini membeli barang jadi, setengah jadi atau bahan baku dari perusahaan lain kemudian dijual ulang. 

Pendapatan dan laba perusahaan ini tergantung pada harga pokok penjualan (HPP atau harga kulakan) produk tersebut, harga jualnya di pasaran dan biaya lain-lain. Misalnya, harga pokok penjualan produk A adalah sebesar Rp150.000, biaya lain-lain sebesar Rp20.000 dan harga jual per unit sebesar Rp190.000. Maka, laba yang diperoleh untuk produk tersebut adalah Rp190.000 dikurangi dengan Rp150.000 dan Rp20.000. 

Ada banyak contoh perusahaan dagang yang beroperasi di Indonesia. Contoh paling mudahnya adalah toko kelontong yang beroperasi di dekat tempat tinggal Anda. Toko ini membeli supply produk dari perusahaan produsen pembuat produk itu secara langsung dan menjualnya ke masyarakat sekitar. 

Contoh lainnya adalah perusahan pengimpor barang. Perusahaan ini membeli barang-barang dari luar negeri untuk dijual kembali di Indonesia dengan harga yang lebih tinggi. 

Pengertian Perusahaan Manufaktur

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah bahan baku atau bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. Tidak jarang perusahaan ini juga memasarkan produk mereka sendiri dengan tanpa bantuan pedagang atau distributor. 

Contoh perusahaan manufaktur adalah produsen kain batik. Produsen kain batik membeli kain mori untuk kemudian dilukis atau dicap (tergantung jenis batik) menjadi kain yang siap dijual di pasaran baik dalam bentuk kain atau sudah menjadi pakaian. Produsen batik bisa menjual hasil karyanya ke toko-toko di pasar, dipasarkan dengan membuka toko sendiri atau langsung dijual ke pembeli yang berlangganan. 

Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur

Jenis Perusahaan/ Kategori PerbedaaanJasaDagangManufaktur
ProdukLayanan atau jasa, seperti jasa taksiBarang, namun tidak diproduksi sendiriBarang yang diproduksi sendiri dari bahan baku atau bahan setengah jadi
Sumber pendapatanPendapatan langganan, Pendapatan sewa, Pendapatan layananHasil penjualan barangHasil penjualan barang
StokTidak ada stokAda stok barangAda stok barang
Harga Pokok Penjualan (HPP)Tidak ada HPPHPP hanya menghitung stok yang ada di gudang (beginning inventory dan ending inventory)Tidak hanya jumlah stok di gudang, HPP dalam perusahaan manufaktur juga mencatat cost of good manufacturing (COGM), termasuk barang-barang yang masih dalam proses produksi (work in progress). Akibatnya, perhitungan HPP untuk perusahaan ini juga lebih rumit.
ReturTidak ada retur dalam bisnis jasa karena konsumen baru tahu kualitas layanan setelah membeli layanan tersebut. Hanya saja, pelanggan tetap bisa memberikan komplain jika ada layanan yang kurang memuaskan dan kualitas layanan tetap harus diperhatikan demi keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang.Terdapat returTerdapat retur
Perbedaan Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur

Efisiensi Perusahaan Jasa, Dagang dan Manufaktur

Meskipun berbeda dalam hal model bisnis, namun tidak jarang ada bisnis yang menggabungkan perusahaan jasa dan dagang sekaligus karena memiliki banyak kesamaan dan akan meningkatkan efisiensi. 

Misalnya, bisnis sewa motor dan mobil (jasa) yang digabung dengan bisnis jual beli kendaraan bekas. Dengan demikian, kendaraan bekas yang sudah tidak bisa disewa lagi bisa dijual kepada konsumen dengan harga yang lebih murah. Hasil penjualan ini kemudian bisa digunakan untuk membeli kendaraan bekas lain yang lebih layak untuk operasional sewa kendaraan.

Contoh lainnya adalah salon. Perusahaan penyedia jasa salon kecantikan (jasa) tidak jarang juga memiliki lini produk yang bisa dibeli oleh pelanggan. Produk ini bisa dibuat oleh perusahaan itu sendiri maupun membeli dari perusahaan lain. Larissa Aesthetic Center misalnya, menyediakan berbagai jasa kecantikan mulai dari facial hingga konsultasi dokter kecantikan dan juga menyediakan produk skin care dengan merk sama untuk bisa dibeli oleh pelanggan.

Beberapa perusahaan besar juga menggabungkan ketiga bisnis ini demi efisiensi. Astra Group misalnya, memproduksi komponen kendaraan bermotor (manufaktur), sekaligus memiliki toko spare part kendaraan bermotor (perdagangan) yang digabung dengan bengkel (jasa). Dengan demikian, konsumen bisa memperbaiki motor di Astra dan membeli produk spare part dari Astra juga.

Memilih Jenis Perusahaan yang Sesuai

Terdapat satu hal yang perlu Anda pertimbangkan saat memilih jenis perusahaan yang sesuai untuk bisnis Anda kedepannya, yaitu sumber daya. Sumber daya ini termasuk sumber daya manusia, sumber daya modal dan sumber daya bahan baku. Sebab umumnya perusahaan manufaktur membutuhkan jumlah sumber daya yang lebih besar dibandingkan dengan dua jenis lainnya. 

Misalnya, Anda ingin membuka bisnis salon kecantikan. Jika sumber daya manusia yang tersedia hanya Anda saja atau satu atau dua karyawan, dan sumber daya modal hanya cukup untuk membeli alat dan perlengkapan, maka bisnis jasa salon saja sudah cukup. 

Namun seiring dengan bertambahnya pendapatan dan laba, Anda bisa berekspansi dengan menyediakan shampo atau sabun yang dibutuhkan konsumen (dagang). Baru jika Anda bisa membuat formulasi produk sendiri, memiliki modal dan tenaga kerja yang cukup Anda bisa membuat produk yang dijual di salon Anda berasal dari merek yang Anda buat sendiri.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *