Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Plafon Kredit?

Plafon Kredit

Jika Anda sudah pernah mengajukan pinjaman dari lembaga keuangan, Anda pasti tahu istilah plafon kredit. Hal ini dikarenakan limit kredit menjadi hal utama yang tercantum dalam pengajuan kredit.

Memahami Istilah Plafon Kredit

Plafon kredit adalah jumlah maksimal pinjaman yang diberikan oleh perusahaan keuangan seperti bank. Istilah limit atau plafon kredit sering ditemukan dalam sistem Kredit Pemilikan Rumah.

Jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI versi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Plafon diartikan sebagai batasan biaya atau SKS yang ditawarkan oleh pihak mana pun.

Dalam dunia keuangan, plafon disebut juga caps atau batas tertinggi pada jalur kredit yang diterima debitur atau peminjam sesuai dengan kontrak pinjaman atau kontrak yang disepakati.

Jika calon peminjam mengajukan pinjaman dari bank, maka harus menghadapi batas kredit berjangka. Misalnya, mengajukan pinjaman dari bank untuk melunasi rumah Anda menggunakan program Kredit Pemilikan Rumah atau KPR. Kedua, bank juga biasanya memiliki batas pinjaman atau limit yang dapat diberikan kepada peminjam atau nasabah.

Berdasarkan pihak-pihak yang terlibat, batas kredit dibagi menjadi dua bagian. Batas kredit yang diajukan oleh calon peminjam dan juga batas kredit yang disetujui oleh lembaga keuangan atau bank. Anda perlu mengetahui berbagai jenis syarat dan ketentuan yang diberlakukan dari lembaga keuangan atau bank yang akan dituju untuk melakukan pinjaman.

Contoh dari Plafon Kredit

Perhitungan batas hipotek dilakukan dengan harga rumah dikurangi uang muka yang dibayarkan ke bank. Oleh karena itu, uang muka memiliki dampak yang signifikan terhadap jumlah batas kredit yang Anda ajukan.

Uang muka tersebut nantinya yang pada gilirannya mempengaruhi pembayaran hipotek bulanan Anda. Singkatnya, plafon kredit menunjukkan jumlah rincian utang yang harus Anda bayarkan ke bank. Untuk kalkulator hipotek, jumlah pinjaman maksimum adalah faktor utama yang harus Anda masukkan. Berikut contoh untuk mempermudah pemahaman Anda.

Sebagai contoh sederhana, misalnya Anda ingin membeli rumah seharga Rp 500 juta dengan hipotek 15 tahun. Jika setoran yang diperlukan untuk menyediakan rumah adalah 30%, berarti setoran atau uang muka yang diserahkan pada bank adalah Rp 150 juta. Dengan demikian, maka diketahui plafon kredit yang diperoleh dari bank adalah Rp 350 juta.

Faktor yang Menjadi Penentu Plafon Kredit

1. NPWP

Faktor pertama yang menjadi faktor penentu limit kredit bisa dilihat dari NPWP. Nomor wajib pajak ini juga menjadi acuan bagi perbankan untuk menawarkan KTA. Namun, banyak pelanggan masih meremehkan integritas dokumen ini. Jika Anda tidak menyerahkan atau tidak bisa menunjukkan dokumen NPWP, banyak pengajuan yang akhirnya ditolak oleh Bank.

Dengan adanya NPWP sangat nyaman bagi bank karena memungkinkan untuk bisa melihat dan memeriksa riwayat pembayaran pajak masa lalu. Nah, rekam jejak ini membantu menentukan nilai KPR terbesar yang bisa Anda dapatkan dari bank. Anda harus mengetahui faktor lain yang menjadi patokan bank membangun kepercayaan pada nasabah.

2. Penghasilan

Pendapatan atau penghasilan bulanan Anda merupakan faktor penting yang menjadi patokan bagi bank untuk mengajukan atau menyetujui plafon kredit. Setiap bank memiliki kriteria berbeda untuk nasabah yang bisa mendapatkan limit KPR. Namun, rata-rata bank menerapkan gaji minimal Rp 3 juta per bulan untuk pendapatan minimal nasabah.

Tentu saja bagi pengusaha, pelaporan keuangan sangat penting dalam hal pendapatan. Bentuknya bisa apa saja mulai dari laporan bank selama tiga bulan terakhir hingga buku akhir tahun sederhana yang digunakan bank sebagai referensi untuk memeriksa posisi keuangan seseorang untuk akhirnya memutuskan apakah pengajuan diterima atau ditolak.

3. Rekening Bank

Bank juga mengharuskan Anda untuk menyiapkan buku tabungan sebagai prospek. Pastikan identitas pengajuan sesuai dengan identitas yang ada di rekening tabungan Anda. Hal ini sangat diperlukan untuk bisa mengajukan permintaan peminjaman dan bagaimana bank bisa menentukan batasan limit kredit yang bisa Anda dapatkan.

4. Skor Kredit dan Kartu Kredit

Dalam setahun, bank akan memverifikasi bahwa pola penggunaan kartu kredit Anda sudah benar. Jika Anda masih sering mengalami keterlambatan pembayaran kartu kredit, jangan harap pengajuan KPR Anda berjalan lancar. Ingatlah untuk membayar tagihan kartu kredit Anda secara rutin dan juga sebelum melewati tanggal jatuh tempo di setiap bulannya.

Pembatasan kartu kredit yang digunakan juga dimanfaatkan secara optimal dan jangan melebihi batas. Karena ternyata hal tersebut dapat mempengaruhi penilaian dari pengajuan KPR yang diberikan. Sementara itu, bank perkreditan juga melakukan pengecekan kelayakan kredit dan OJK SLIK sebelum memproses permohonan cap hipotek atau KPR Anda.

Sistem Layanan Informasi Keuangan atau SLIK OJK adalah sistem informasi yang menjadi tanggung jawab OJK dan memuat informasi keuangan debitur. Riwayat kredit ini dievaluasi berdasarkan pembayaran yang sebenarnya. Jika Anda terlambat mencicil, bisa jadi karena kredit macet. Jika kredit Anda buruk, Anda akan kesulitan membuat atau menerima KPR

Tips Menentukan Plafon Kredit

1. Tetapkan Biaya Uang Muka

Bagi para pemberi pinjaman pastinya tidak hanya menginginkan Anda memahami syarat untuk mendapatkan pinjaman yang besar tetapi juga perlu uang muka. Jumlah deposit yang ingin Anda bayarkan harus sebesar yang mampu. Dengan uang muka kecil, Anda dapat menaikkan batas kredit Anda dan mendapatkan rumah yang lebih murah dari hutang Anda.

2. Cari Batasan Kemampuan Anda

Karena Anda melakukan pembelian dalam jumlah yang besar, maka perlu mengetahui dan menentukan berapa batas jangkauan finansial yang bisa dikeluarkan. Jangan mengambil plafon kredit yang terlalu tinggi dan berada di luar kemampuan Anda. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko peminjaman.

Pemberi pinjaman dapat lebih optimis menyetujui batas hipotek jika Anda memiliki kredit yang layak. Hal tersebut bisa dibandingkan antara pengajuan yang akan diberikan dan pendapatan yang bisa didapatkan dalam jangka waktu satu bulan. Tugas ini dilakukan dengan tujuan untuk Anda agar bisa membayarkan biaya yang sudah dipinjam melalui bank.

3. Pertimbangkan Tenor

Tentunya jika Anda ingin mengajukan pinjaman jangka panjang yang mencapai 25 tahun pastinya akan memerlukan komitmen yang tinggi. Jika anggaran yang dimiliki memberikan kemungkinan bagi Anda membayar lebih dari pinjaman jangka pendek, maka bisa dicoba untuk memanfaatkannya agar dapat pengurangan yang signifikan dalam total biaya bunga

Penjelasan tentang plafon kredit di atas perlu diperhatikan dan dipahami dengan baik demi keamanan dan kelancaran peminjaman Anda. Dengan mengetahui bagaimana cara tentang menentukan limit maka akan mempermudah dalam pengajuan peminjaman. Perhatikan juga perhitungan dalam hal kemampuan dan pendapatan sebelum mengajukan pinjaman.

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto

Pratomo Eryanto memiliki motto "Investasi tidak harus membosankan". Sebagai penggiat dunia pasar saham, Pratomo memiliki misi meningkatkan literasi finansial masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *