Lompat ke konten
Daftar Isi

Portofolio Reksa Dana: Pengertian Dan Cara Membangunnya

Portofolio Reksa Dana

Reksa dana (mutual fund) adalah salah satu instrumen investasi yang banyak direkomendasikan untuk investor pemula. Hal ini karena cara kerja instrumen ini yang mudah. Investor tinggal membeli satu atau lebih unit penyertaan, dan investasi dari pembelian unit penyertaan tersebut akan dikelola oleh Manajer Investasi sehingga investor pemula tidak perlu repot. 

Produk investasi ini dapat terbagi menjadi beberapa jenis menurut alokasi investasinya. Ada reksa dana pasar uang (RDPU), reksa dana saham (RDS), reksa dana indeks (RD Indeks) dan reksa dana pendapatan tetap (RDPT). Bahkan ada juga reksa dana syariah yang dikelola berdasarkan prinsip syariah. 

Masing-masing jenis di atas memiliki profil dan tingkat risiko yang berbeda. Jika dalam satu tujuan investasi Anda memiliki satu atau lebih jenis, maka kumpulan dari beberapa jenis produk tersebut disebut dengan portofolio. 

Pengertian Portofolio Reksa Dana

Portofolio reksa dana adalah kumpulan dari beberapa jenis produk tersebut untuk 1 tujuan investasi atau lebih. Misalnya, untuk mempersiapkan dana pensiun Anda memiliki RDS dan RDPU sekaligus, maka kumpulan dua instrumen tersebut sudah bisa disebut sebagai portofolio. 

Tujuan dari pembentukan portofolio ini adalah untuk meminimalisir adanya risiko pasar. Sebab dengan memiliki dua produk reksa dana yang berbeda, Anda masih berpeluang untuk mendapatkan keuntungan meskipun salah satu diantara dua produk tersebut sedang mengalami kerugian. 

Cara Membangun Portofolio Reksa Dana

Saat ini beberapa aplikasi jual beli instrumen ini sudah dilengkapi dengan expert advisor atau robot khusus yang membantu investor untuk menentukan instrumen pilihan yang sudah disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan investasi investor tersebut. Namun, apabila Anda ingin membuat portofolio Anda sendiri, berikut ini cara membangun portofolio instrumen ini dengan baik.

1. Sesuaikan dengan tujuan investasi dan profil risiko

Saat membangun portofolio efek, hal pertama yang harus Anda pikirkan adalah tujuan investasi dan profil risiko. Jika Anda merupakan investor konservatif dan ingin investasi untuk dana darurat, tentu RDS bukan instrumen yang tepat untuk Anda. 

Sebab, reksa dana saham memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi dibandingkan produk mutual fund lainnya. Selain itu, proses pencairan instrumen ini juga memakan waktu selama 2 hari hingga 7 hari kerja, sehingga tidak cocok untuk kebutuhan mendadak.

2. Pastikan produk yang berbeda

Saat Anda menyusun portofolio produk ini, pastikan Anda memilih produk yang berbeda entah itu jenis nya yang berbeda (gabungan RDS dan RDPU atau RDPT), atau dari Manajer Investasi yang berbeda. Perbedaan ini bertujuan supaya apabila sebuah produk mengalami penurunan harga atau sebuah Manajer Investasi sedang terkena masalah, Anda masih memiliki produk yang lainnya. 

Namun sebelum memilih produk investasi yang berbeda, pastikan Anda telah melakukan analisis yang cukup terhadap produk itu sendiri maupun Manajer Investasi yang mengelolanya. Pastikan Anda telah memilih manajer investasi dengan tepat.

Reksa dana saham, index dan obligasi juga bisa didiversifikasi dengan cara yang berbeda. Misalnya, untuk 1 tujuan investasi Anda memiliki 2 RD Indeks yaitu BNI-AM IDX30 (untuk indeks IDX30) dan BNP Paribas Sri Kehati (untuk indeks Sri Kehati). Jadi ketika rata-rata harga saham perusahaan yang ada di IDX30 turun, Anda masih bisa mendapatkan keuntungan dari saham-saham yang masuk indeks Sri Kehati. 

3. Untuk keuntungan, pilih produk dengan nilai modal berbeda

Saat ini banyak produk instrumen ini yang dijual dengan harga sekitar Rp1.000 untuk satu unit penyertaan dan minimum pembelian Rp10.000. Akan tetapi, ada juga produk mutual fund yang dipatok dengan harga lebih dari Rp2.000 per unit dan bahkan ada juga yang dijual dengan denominasi dolar. 

Jika Anda ingin membangun portofolio investasi yang kuat, penting bagi Anda untuk mengetahui hal ini. Sebab, keuntungan reksa dana tertulis dalam bentuk persentase (%) yang mana ini artinya, semakin mahal harga produk tersebut per unit, maka semakin besar nilai keuntungan yang bisa Anda dapat.

Misalnya, harga RDPU A per unit adalah sebesar Rp1.000 dan harga RDPU B per unit adalah Rp2.500. Jika keduanya naik 5%, maka harga RDPU A per unit akan menjadi Rp1050, sementara harga RDPU B jadi Rp2.625. Satu naik 50 rupiah per unit, sementara lainnya naik 125 rupiah per unit.

4. Diversifikasi reksa dana dengan sistem core-satellite

Core mutual fund adalah produk investasi yang sengaja Anda beli untuk investasi jangka panjang dan menetralisir fluktuasi harga pasar. Instrumen jenis ini perlu Anda top up dengan rutin tapi tidak perlu aksi pasar dalam jangka pendek. 

Sebaliknya, satellite mutual fund adalah produk yang sengaja Anda pilih untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek, sehingga saat harga instrumen ini turun atau naik, Anda bisa bersiap menjualnya. Untuk memilih produk kategori ini, Anda bisa mempertimbangkan beberapa hal, seperti profil risiko dan tujuan investasi Anda, nilai instrumen terkait dan kondisi makroekonomi.

Untuk kategori yang pertama, Anda bisa memilih instrumen dengan tingkat risiko yang lebih rendah dibandingkan reksa dana kategori kedua. Hanya saja, Anda perlu melakukan tindakan pasar aktif untuk mendapatkan keuntungan dan mereduksi kerugian untuk produk kategori yang kedua.

Evaluasi Portofolio Secara Berkala

Sama seperti instrumen investasi lainnya, reksa dana (khususnya RDS) juga memiliki fluktuasi harga, dan apabila Anda tidak pandai mengelola emosi, bisa jadi Anda mengambil keputusan investasi yang tidak logis. Oleh sebab itu, tidak disarankan untuk mengecek portofolio investasi Anda setiap hari. 

Sebaliknya, Anda disarankan untuk mengeceknya secara berkala, entah itu seminggu sekali atau sebulan sekali. Toh, pihak aplikasi jual beli juga secara otomatis akan memberitahukan tingkat ketercapaian investasi Anda untuk setiap target dan tujuan.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *