Lompat ke konten
Daftar Isi

Regresi Linear dalam Trading dan Investasi

Regresi Linear dalam Trading dan Investasi

Tahukah Anda, kalau sistem trading dan investasi yang Anda gunakan saat ini menerapkan tiga ilmu sekaligus? Pertama, ilmu ekonomi sebagai basis teori permintaan dan penawaran. Kedua, ilmu matematik dan statistik sebagai instrumen olah data permintaan dan penawaran. Ketiga, ilmu teknologi informasi dan komunikasi yang berguna untuk menyampaikan hasil olah data permintaan dan penawaran tersebut ke dalam layar kaca Anda. 

Dalam artikel ini, mari kita singkirkan dulu aspek ekonomi dan teknologinya. Mari kita fokus pada aspek statistiknya. Perlu Anda ingat bahwasanya indikator teknis dalam trading itu menggunakan serangkaian rumus matematik dan statistik. Moving average misalnya adalah hasil bagi antara harga rata-rata (mean) dengan periode waktu tertentu. Disebut moving, karena nilainya akan berubah seiring dengan perubahan nilai rata-rata harga pada periode hari yang telah ditentukan. 

Selain moving average, ada banyak lagi konsep statistik yang digunakan dalam trading dan investasi. Salah satunya adalah regresi linear. Apa itu regresi linear dan apa manfaatnya, dalam trading dan investasi? Simak ulasannya berikut ini.

Pengertian Regresi Linear

Regresi linear adalah metode statistik yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel dependen dan independen. Konsep regresi lenar banyak digunakan dalam penelitian di bidang keuangan, ekonomi, investasi atau penelitian lain yang menggunakan analisis data kuantitatif. 

Variabel independen atau variabel bebas adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perubahan nilai variabel dependen. Adapun variabel dependen atau variabel terikat adalah hal-hal yang nilainya dapat dipengaruhi oleh variabel independen. Biasanya, variabel dependen ini adalah hal-hal yang menjadi pokok utama penelitian. 

Sederhananya, hubungan antara variabel dependen dan independen kurang lebih seperti ini: 

“Bagaimana perubahan variabel dependen, apabila variabel independen berubah sebesar beta.”

Jenis-Jenis Regresi

Ada banyak sekali jenis regresi dalam dunia statistik. Namun, terdapat dua jenis regresi dasar yang dapat untuk Anda pahami terlebih dahulu, yaitu:

Gambar 1: Persamaan regresi linier satu variabel (Sumber: Mipa.ugm.ac.id)
Gambar 1: Persamaan regresi linier satu variabel (Sumber: Mipa.ugm.ac.id)

Persamaan di atas disebut dengan regresi linier karena variabel independennya tidak memiliki pangkat (kuadrat atau pangkat 3), sehingga grafik yang ditampilkan berbentuk miring. Regresi linier bisa terdiri dari satu variabel independen saja, atau banyak variabel independen.

Gambar 2: Regresi polynomial (Sumber: jagostat.com)
Gambar 2: Regresi polynomial (Sumber: jagostat.com)

Regresi polinomial adalah regresi yang memiliki variabel independen dalam bentuk pangkat. Umumnya, grafik yang ditampilkan dari hasil olah data menggunakan regresi ini berbentuk lengkungan. Grafik ini bisa diubah bentuk menjadi miring sebagaimana grafik regresi linear biasa, kalau bentuk variabel Y diubah menjadi logaritma (log) atau logaritma natural (ln). Sama seperti regresi linear, regresi polinomial juga bisa terdiri dari satu atau beberapa variabel independen sekaligus. 

Dalam  kedua gambar di atas terdapat beberapa istilah yang perlu Anda pahami. Pertama, beta nol disebut dengan konstanta. Sederhananya, konstanta adalah nilai Yi apabila nilai Xi sama dengan 0. Dalam konsep statistik, nilai ini tidak akan berubah alias konstan. 

Kedua, koefisien (beta 1) adalah nilai perubahan atau pengaruh pada variabel Y apabila ada perubahan pada variabel X. Misalnya, terlihat nilai beta 1 sama dengan 0,5. Hal ini mengindikasikan bahwa perubahan 1 unit satuan pada variabel X akan mengubah nilai Y sebesar 0,5. Dalam beberapa bidang keilmuan, koefisien ini juga disebut dengan gradien. 

Terakhir adalah variabel eror. Dalam konteks statistik, error adalah hal-hal yang diluar kendali peneliti yang dapat mempengaruhi nilai Y. Biasanya, error ini dihitung dengan menggunakan metode penghitungan standar deviasi (simpangan baku). 

Penggunaan Regresi Linear dalam Trading dan Investasi

Menurut laman Investopedia, regresi linier dalam investasi dan trading digunakan untuk mempelajari hubungan antara waktu dan harga dalam analisis chart. Dalam hal ini, waktu berperan sebagai variabel independen sedangkan harga berperan sebagai variabel dependen. Interaksi antara harga dan waktu inilah yang kemudian dikenal dengan trend.

Apabila dihubungkan dengan konsep hubungan variabel dependen dan independen di atas, maka dalam konteks ini tujuan regresi linier dalam analisis chart trading dan investasi adalah untuk menjawab pertanyaan: “Bagaimana perubahan harga sebuah instrumen trading dan investasi, apabila waktu berubah sebesar 1 unit (bisa hari, jam, menit atau bahkan detik)”.

Mengapa waktu digunakan sebagai variabel independen? Sebab, dalam waktu tersebut ada banyak hal terjadi yang bisa mempengaruhi harga, entah itu jumlah permintaan dan penawaran yang masuk, maupun hal-hal yang sifatnya lebih fundamental. 

Dalam analisis fundamental, penggunaan regresi linier dalam investasi dan trading akan lebih luas lagi. Misalnya, untuk menghitung pengaruh suku bunga acuan terhadap harga saham. Secara teoritis, kenaikan suku bunga acuan (variabel independen) akan membuat harga saham turun (variabel dependen). 

Namun, penurunan harga saham  tidak hanya dipengaruhi oleh suku bunga saja, tetapi juga faktor lain, seperti pendapatan perusahaan, prospek bisnis perusahaan tersebut dan lain sebagainya. Faktor-faktor lain ini juga bisa Anda masukkan menjadi variabel independen. 

Cara Menggunakan Regresi Linear Agar Untung dalam Trading

1. Pahami teorinya

Cara pertama untuk menggunakan regresi linier (maupun polynomial) agar untung dalam trading adalah dengan memahami teorinya terlebih dahulu. Teori disini tidak hanya teori bagaimana cara baca pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen di atas, tetapi juga teori ekonominya, supaya Anda tahu faktor-faktor apa saja yang bisa Anda masukkan ke dalam variabel independen. 

Pasalnya, setiap instrumen trading dan investasi memiliki faktor pemengaruh yang berbeda. Forex dan saham misalnya. Meskipun sama-sama dipengaruhi suku bunga acuan dan inflasi, harga saham masih bisa dipengaruhi oleh performa bisnis perusahaan, sedangkan forex tidak. 

2. Membaca penelitian

Teori yang sudah Anda pahami di atas, dapat Anda gunakan untuk:

  • Mengolah data mentah secara langsung dan menafsirkan hasil penelitian Anda sendiri;
  • Membaca penelitian orang lain mengenai topik tersebut. 

Alih-alih menggunakannya untuk 1 cara saja, lebih baik Anda menggunakan pemahaman teori di atas untuk keduanya sekaligus. Alasannya adalah:

  • Topik yang dibahas bisa jadi sama, tetapi lokasinya berbeda. Misalnya, hasil penelitian terhadap pengaruh suku bunga terhadap harga saham di Amerika Serikat bisa jadi akan berbeda dengan hasil penelitian pada topik yang sama di Indonesia. 
  • Topik yang dibahas bisa jadi sama, lokasinya sama tetapi waktu penelitiannya berbeda. Bisa jadi Anda menemukan penelitian mengenai pengaruh suku bunga terhadap harga saham di Indonesia pada tahun 2000-2010, tetapi tidak menemukan penelitian dengan data terkini, sehingga harus melakukannya sendiri. 
  • Topik, lokasi dan tahun sama tapi hasilnya berbeda antara beberapa peneliti. Hal ini bisa terjadi karena perbedaan metode, variabel independen dan dependen yang digunakan, serta nilai error yang masuk. Hal ini menuntut Anda untuk menyimpulkan sendiri bagaimana hasil dari topik tersebut secara keseluruhan. 

3. Menggunakan hasil regresi linear untuk mengambil keputusan

Setelah memahami teori, menganalisis sendiri dan membaca penelitian, kini Anda dapat menerapkan hasil pemahaman Anda tersebut untuk membuat trading plan dan keputusan investasi. 

Contohnya, hasil analisis Anda dan penelitian yang Anda baca membuktikan bahwa dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia akan membuat harga saham di Bursa Efek Indonesia turun. Dari kesimpulan ini, Anda dapat bersiap untuk menjual saham yang Anda miliki dan beralih ke instrumen investasi lain yang sekiranya akan mendapatkan keuntungan seiring dengan kenaikan suku bunga. 

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *