Lompat ke konten
Daftar Isi

9 Saham Luar Negeri Terbaik (2023)

Saham Luar Negeri Terbaik

Kondisi ekonomi masyarakat dunia pada paruh awal tahun 2023 ini masih perlu dipertanyakan. Masih banyak isu yang membuat para ahli skeptis kalau pada tahun ini ekonomi dunia bisa pulih kembali seperti sebelum covid. Termasuk diantaranya adalah peningkatan suku bunga The Fed akibat tingginya inflasi. 

Biasanya, peningkatan suku bunga The Fed akan berdampak pada bank sentral di negara lain, termasuk Indonesia juga meningkatkan suku bunga. Banyak peneliti yang menganggap bahwa dampak inflasi terhadap harga saham adalah negatif. Artinya, peningkatan inflasi akan berakibat pada penurunan harga saham luar negeri khususnya pada bursa saham Amerika Serikat.

Bagi investor lama, hal ini bisa bermakna negatif karena adanya potensi penurunan capital gain. Bagi investor baru, ini bisa bermakna positif sebab Anda bisa membeli saham luar negeri terbaik dengan harga diskon. 

Jika Anda belum pernah membeli saham luar negeri sebelumnya, berikut ini rekomendasi 9 saham luar negeri terbaik menurut laman Investbro.id. Perlu diingat bahwa daftar berikut ini hanya berupa rekomendasi saja dan bukan ajakan untuk membeli saham tertentu, keputusan pembelian saham tetap ada di tangan Anda sendiri sebagai investor:

1. Berkshire Hathaway Class A

Rekomendasi pertama datang dari Berkshire Hathaway Class A. Nama perusahaan ini mungkin tidak seterkenal Amazon atau Apple. Akan tetapi, Berkshire Hathaway adalah perusahaan yang dipimipin oleh duo value investing terkenal, Warren Buffet dan Charlie Munger.

Sumber uang perusahaan yang diambil alih oleh Buffet pada tahun 1965 ini berasal dari asuransi. Dana asuransi tersebut kemudian dikembangkan ke dalam berbagai instrumen investasi yang menguntungkan, termasuk diantaranya di berbagai perusahaan ternama, seperti Apple, Kraft Heinz, Coca Cola dan masih banyak lagi.

Berkshire Hathaway merupakan salah satu perusahaan anggota S&P 500, yaitu indeks saham yang berisi saham-saham di Bursa Efek Amerika Serikat dengan kapitalisasi pasar besar dengan tingkat likuiditas yang baik. Sempat turun dan sideways pada paruh akhir tahun 2022 lalu, harga saham perusahaan milik Warren Buffett ini terus menanjak naik. Terakhir per 2 Agustus 2023, harga saham BRK. A berada pada level $534.400 per lembar atau naik 21,68% dibandingkan tahun lalu. Kenaikan harga saham ini melebihi kenaikan nilai indeks S&P yang “hanya naik” 11,8% pada periode yang sama.

Dari segi kinerja, kinerja perusahaan ini tampak membaik setelah selama 2 kuartal berturut-turut mengalami kerugian. Pendapatan BRK.A per Maret 2023 mencapai 85,39 triliun dolar sementara laba bersihnya mencapai 35,5 miliar dolar. Secara YoY, nilai pendapatan perusahaan ini naik 20,5%, sementara labanya naik lebih dari 536%.

2. Apple Inc

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya Apple Inc merupakan salah satu saham yang terpukul akibat adanya perlambatan ekonomi pada paruh kedua tahun 2022 lalu. Maka dari itu, tidak heran jika harga saham perusahaan ini naik cukup tajam dalam 7 bulan terakhir. Pada Januari 2023, saham berkode AAPL ini dijual dengan harga $125, namun per 2 Agustus 2023 harga saham Apple sudah dijual dengan harga $195 per lembar atau naik $70 atau 29,69%.

Kenaikan harga saham ini bukan berarti tidak memiliki dasar. Meskipun menghadapi perlambatan ekonomi global, namun kinerja perusahaan yang dipimpin oleh Tim Cook ini tercatat masih cukup apik. Menurut catatan dari laman Statista, perusahaan market leader dari industri smartphone ini berhasil membukukan pendapatan senilai 205,489 juta USD dan penjualan iPhone sebesar lebih dari 150.000 unit pada tahun 2022 saja. Hal ini belum termasuk penjualan gawai lainnya dan layanan berlangganan dari produk-produk Apple yang notabene memiliki margin yang lebih besar.

Namun demikian, paruh awal tahun 2023 terbukti merupakan waktu perlambatan kinerja Apple. Meskipun perusahaan ini mencatatkan pendapatan dan laba masing-masing sebesar 94,84 miliar USD dan 24,16 miliar USD, namun secara tahunan pendapatan dan laba perusahaan ini mengalami penurunan sebesar 2,5% dan 3,4%. Para analis juga memperkirakan bahwa penurunan pendapatan dan laba Apple ini tidak akan berhenti di bulan Juni melainkan setidaknya hingga triwulan 3 tahun ini.

3. Microsoft

Microsoft adalah perusahaan terbesar kedua menurut nilai kapitalisasi pasarnya di indeks S&P 500. Perusahaan yang didirikan oleh Bill Gates ini kini memiliki nilai sebesar 2,5 triliun dolar dari segi kapitalisasi pasar dan sahamnya dijual dengan harga 336 USD per lembar.

Apabila dibandingkan dengan harga saham ini pada awal tahun, nilai 336 USD per lembar sudah termasuk tinggi. Memang, dalam 6 bulan terakhir, harga saham dengan kode MSFT ini naik hingga 27,1%. Namun demikian, nilai tertinggi harga saham Microsoft adalah 342 USD per lembar pada pertengahan tahun 2021 lalu sebelum akhirnya mengalami bearish trend yang cukup berkepanjangan dan rebound.

Dari segi keuangan sendiri, baik pendapatan maupun laba Microsoft mengalami kenaikan yang cukup stabil secara tahunan. Pendapatan perusahaan ini per Juni 2023 mencapai 56, 19 miliar USD atau naik 8,34% dibandingkan Juni tahun lalu, sedangkan labanya naik sekitar 20% dari 16 miliar per Juni 2022 menjadi 20 miliar dolar pada Juni 2023.

4. Tesla (TSLA)

Terlepas dari semua kontroversi yang melatarbelakanginya selama beberapa bulan ini, Tesla merupakan salah satu saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di indeks S&P 500. Sempat mengalami penurunan hingga 64% sepanjang Januari 2022 hingga Januari 2023, saham Tesla kini sedang dalam masa rebound. Pada awal tahun 2023 ini, harga saham Tesla mencapai level 108 USD per lembar, sementara per 2 Agustus 2023, saham Tesla dijual dengan harga $260 per lembar atau naik lebih dari 2 kali lipat.

Meskipun bukan nilai tertinggi harga saham ini dalam 1 tahun terakhir, tapi kenaikan yang cukup tajam ini terbilang beralasan. Pendapatan perusahaan ini secara YoY naik 47,2% dari Juni 2022 hingga Juni 2023. Walaupun tidak sebesar tingkat pendapatannya, namun laba perusahaan juga naik hingga 19,65%.

Para analis dari laman Investor.com juga memperkirakan kalau tahun ini akan menjadi tahun yang baik untuk Tesla. Menurut perkiraan mereka, harga saham tesla akan naik hingga 118% dalam satu tahun dan pada saat yang sama keuntungannya juga akan naik hingga 80%. Namun terlepas dari perkiraan para analis tersebut, naik turunnya pendapatan dan laba perusahaan ini masih tetap bergantung pada kemampuan manajemen perusahaan untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi yang berlangsung.

5. Amazon

Perusahaan lain yang harga sahamnya mengalami penurunan tajam pada tahun 2022 namun diperkirakan akan bernasib baik pada tahun 2023 adalah Amazon. Saham perusahaan yang dipimpin oleh Andy Jazzy pasca ditinggal oleh Jeff Bezos ini kini dijual dengan harga 131 USD per lembar setelah sempat dijual dengan harga di bawah 100 USD per lembar pada awal tahun 2023.

Kenaikan harga saham ini seiring dengan perbaikan kinerja perusahaan. Kinerja Amazon sempat mengalami kerugian pada paruh kedua tahun 2022 lalu, namun kondisi keuangan perusahaan ini mulai membaik pada triwulan pertama tahun ini. Pendapatan perusahaan ini secara YoY naik hingga 9,37% dari 116 miliar ke 127 miliar. Pada Maret 2022, perusahaan ini merugi hingga lebih dari 3 miliar USD, namun pada Maret 2023 laba Amazon mencapai 3,17 miliar. Meskipun secara nilai tidak sebesar kerugian yang harus ditanggung tahun lalu, namun tentunya perubahan dari rugi ke laba merupakan suatu hal yang positif.

Menurut analis dari Investor.com, dalam beberapa bulan ke depan harga saham perusahaan ini akan mulai rebound dan menyentuh level harga 140$ per lembar. Akan tetapi, tetap saja Anda disarankan untuk tetap mengamati kondisi industri e-commerce secara keseluruhan dalam menghadapi potensi resesi saat membeli surat berharga yang satu ini.

6. Warner Bros. Discovery, Inc

Nama Warner Bros tentu sudah tidak asing di telinga pecinta film dan komik di Indonesia. Yup! Perusahaan ini merupakan jaringan konglomerasi besar asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang industri hiburan, termasuk diantaranya memiliki DC Comics, layanan berita CNN, hingga aplikasi streaming film dan series, HBO. Pada Aperil tahun 2022 lalu, Warner Bros melakukan merger dengan Discovery, Inc, perusahaan konglomerasi media lain yang bermarkas di New York.

Selama paruh kedua tahun 2022, harga saham Warner Bross terus mengalami penurunan hingga “puncaknya” sempat dijual dengan harga di bawah $9 USD pada Januari lalu. Sempat mengalami rebound selama beberapa bulan, harga saham perusahaan ini menurun kembali. Saat ini saham dengan kode WBD ini dijual dengan harga $12,87 per lembar.

Kondisi saham yang sedemikian rupa ini bukan tanpa dasar. Pendapatan WBD memang mengalami peningkatan secara YoY dari 9,8 miliar per Maret 2022 menjadi $10,7 miliar per Maret 2023. Namun, pada triwulan pertama tahun ini, WBD masih mengalami kerugian sebesar 1 miiar lebih. Memang apabila dibandingkan dengan kondisi beberapa kuartal sebelumnya, nominal kerugian ini lebih baik, namun untuk perusahaan sebesar WBD, tentu investor tidak mengharapkan kerugian, bukan?

7. EQT Corp

Peneliti memperkirakan bahwa saham terbaik selanjutnya datang dari sekto energi. EQT Corp merupakan salah satu perusahaan tambang gas bumi terbesar di Amerika Serikat. Perusahaan ini diperkirakan memiliki 19.802 triliun kubik cadangan gas bumi di perut Amerika Serikat, tepatnya di Pittsburgh, Philadelphia.

Tahun 2022 adalah salah satu waktu di mana saham EQT Corp dijual dengan harga paling tinggi. Sejak awal pandemi covid19, harga saham perusahaan ini terus menunjukkan peningkatan. Puncaknya adalah ketika per lembar saham EQT dijual dengan harga 50,6 USD per lembar pada pertengahan tahun lalu. Kini saham perusahaan ini dijual dengan harga 41,67 USD per lembar.

Sempat mengalami peningkatan laba pada triwulan ketiga dan keempat tahun 2022, EQT corp mengalami penurunan laba pada Maret 2023 dan mengalami kerugian sebesar 66 juta USD pada triwulan kedua tahun 2023 ini. Hal ini karena adanya penurunan signifikan dari pendapatan. Pendapatan perusahaan ini turun dari 3,3 miliar USD menjadi 834 juta USD hanya dalam waktu satu tahun.

8. Merck & Co Inc (MRK)

Ketika mendengar nama perusahaan ini, mungkin yang ada di dalam benak Anda adalah perusahaan farmasi dan alat-alat kesehatan asal Indonesia. Memang, Merck & Co Inc dulunya memang anak usaha dari Merck Group, perusahaan life science yang kini juga menaungi PT Merck Tbk di Indonesia. Hanya saja, kini Merck & Co Inc sudah berdiri sendiri dan tidak berafiliasi dengan perusahaan asal Jerman tersebut.

Tahun 2022 hingga paruh pertama tahun 2023 merupakan tahun bagus bagi pemilik saham berkode MRK ini. Sepanjang tahun, harga saham perusahaan obat-obatan dan life science dari Amerika Serikat ini terus merangkak naik. Puncaknya, saham ini dijual dengan harga 118,3 USD per lembar pada Mei 2023. Per 2 Agustus 2023, harga saham ini turun lagi hingga mencapai titik 105 USD per lembar.

Penurunan harga saham per triwulan 2 tahun 2023 ini adalah hal yang wajar, mengingat pendapatan dan laba perusahaan ini juga mengalami penurunan. Pendapatan perusahaan yang semula mencapai 15,9 miliar USD pada Maret 2022 turun hingga mencapai 14,5 miliar USD pada Maret 2023. Akibatnya, laba perusahaan juga menurun dari 4,3 miliar menjadi 2,8 miliar USD.

9. Alphabet Inc

Rekomendasi saham terbaik dunia yang ke-9 adalah Alphabet Inc atau perusahaan yang menaungi Google dan YouTube. Pada dasarnya, harga saham perusahaan ini juga terus menurun sebagaimana saham perusahaan teknologi lainnya sepanjang tahun 2022 hingga triwulan pertama tahun 2023. Sejak Maret 2023 lalu, harga saham perusahaan ini mengalami rebound hingga saat ini dijual dengan harga $131,55 per lembar.

Peningkatan harga saham ini diperkirakan karena adanya peningkatan laba perusahaan ini pada triwulan pertama tahun 2023. Laba Google naik dari 13,6 miliar pada Desember 2022 menjadi 15,05 miliar pada triwulan pertama tahun ini. Trend kenaikan laba ini terus berlanjut hingga pada Juni 2023 laba Google 18,37 miliar dolar. Nilai ini merupakan nilai laba kuartalan tertinggi dari perusahaan ini selama 1,5 tahun terakhir.

Boleh dibilang bahwa prospek saham Google dalam satu tahun ke depan terletak pada fakta bahwa perusahaan ini masih memegang 92,5% pangsa pasar (market share) aplikasi search engine. Belum lagi pangsa pasar YouTube dan berbagai produk Google lainnya yang juga tidak kalah besar. Meskipun dikenal sebagai perusahaan paling dominan di bidang ini, namun Google juga terus melakukan inovasi, khususnya inovasi pada artificial intelligence.

Nah, itu tadi 9 saham terbaik di dunia pada tahun 2023 versi Investbro.id. Anda dapat membeli saham di atas dengan menggunakan aplikasi jual beli saham luar negeri terbaik. Perlu diingat bahwasanya label sebagai saham terbaik tidak berarti bahwa saham tersebut cocok untuk Anda beli, karena setiap investor pasti memiliki kriteria-kriteria yang berbeda. Jadi, pastikan Anda memilih saham yang sesuai dengan modal dan kriteria yang Anda miliki.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *