Lompat ke konten
Daftar Isi

7 Saham Potensial di 2023

Saham potensial

Tahun 2023 menjadi awal baru bagi perekonomian Indonesia. Pasalnya, status darurat covid19 sudah resmi dicabut oleh pemerintah pada akhir tahun 2022 lalu dan tampaknya, inflasi akibat kenaikan suku bunga the Fed dan kenaikan harga BBM masih bisa terkendali.

Di tengah ketidak pastian ekonomi makro seperti ini, membeli saham memang merupakan langkah yang cukup berisiko. Namun hal ini bukan berarti tidak harus Anda coba. Sebab, berinvestasi saham berguna untuk mempersiapkan berbagai kebutuhan di masa depan. Berikut ini rekomendasi saham potensial yang patut Anda beli di tahun 2023 ini:

1. Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya sektor keuangan masih menjadi tumpuan pasar modal Indonesia. Pasalnya, sebagian emiten di sektor ini merupakan perusahaan dengan kapitalisasi pasar besar, likuiditas yang baik dan dikenal luas di masyarakat. Seiring dengan perbaikan ekonomi, kondisi bisnis perusahaan di sektor ini juga diperkirakan akan membaik. Hal ini karena, daya beli masyarakat yang membaik akan mendorong mereka untuk mengajukan kredit dan meskipun kini kredit sudah bisa diakses melalui sumber lain, tidak dapat dipungkiri bahwa bank masih menjadi sumber terpercaya.

Dengan nilai aset lebih dari 1.800 triliun rupiah dan kapitalisasi pasar lebih dari 765 triliun rupiah, bank pelat merah yang satu ini masih menjadi salah satu bank kepercayaan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pergerakan harga saham perusahaan ini yang cenderung naik dari Rp4.200 per lembar menjadi Rp5.600 per lembar dalam satu tahun terakhir. Bank BRI juga membuktikan kinerjanya dengan kenaikan pendapatan dan laba masing-masing sebesar 39 triliun rupiah dan 16 triliun rupiah pada maret 2023 dari yang awalnya sebesar 35 triliun dan 9,7 triliun.

2. Bank BCA (BBCA)

Hingga April 2023 Bank Central Asia (BCA) masih menjadi perusahaan dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. Market capitalization perusahaan ini per Juli 2023 tercatat lebih dari 1.111 triliun rupiah. Perlu diingat bahwasanya kapitalisasi pasar adalah hasil kali antara jumlah saham yang beredar dengan harga saham itu sendiri. Ini artinya, jika harga saham BBCA naik, maka nilai kapitalisasi pasarnya juga akan naik.

Hal ini terjadi pada perusahaan perbankan yang satu ini. Sepanjang Juli 2022-Juli 2023, harga saham BBCA meningkat dari Rp7.500 menjadi sekitar Rp9.200. Peningkatan harga saham ini tidak hanya karena banyak investor dan trader yang menganggap investasi di BBCA menguntungkan, tetapi karena bisnis perusahaan ini memang sudah mapan. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan pendapatan dan laba perusahaan ini dari yang awalnya sebesar 16 triliun menjadi 20 triliun secara YoY (pendapatan Maret 2022 ke Maret 2023) dan dari 8 triliun rupiah menjadi 11 triliun rupiah (laba dari Maret 2022 ke Maret 2023).

3. Bank Mandiri (BMRI)

Dengan aset lebih dari 1,9 triliun, Bank Mandiri merupakan salah satu bank dengan jumlah aset terbesar di Indonesia per tahun 2023. Kinerja apik perusahaan yang satu ini tidak hanya bisa dilihat dari perubahan jumlah aset, tetapi juga dilihat dari kenaikan laba dan pendapatannya. Pendapatan perusahaan ini per Maret 2023 secara YoY naik sebesar 21,5% dari 22 triliun menjadi 26 triliun, sementara labanya naik 27,2% dari 10 triliun menjadi 13 triliun rupiah.

Kenaikan pendapatan dan laba ini pada akhirnya juga diikuti dengan kenaikan harga saham. Pada April tahun 2023 lalu, Bank Mandiri melakukan stock split atau memecah sahamnya dengan rasio 1:2, sehingga harga saham tersebut menjadi lebih terjangkau untuk investor ritel. Ketika itu, harga saham ini menjadi Rp5.250 per lembar atau Rp525.000 per lot. Per Juli 2023, harga saham ini sudah naik menjadi Rp5.550 atau naik 300 rupiah per lembar. Meskipun tampak kecil, namun jika Anda memiliki 1 lot saham ini saja, keuntungan investasi Anda sudah mencapai Rp30.000 dalam 3 bulan.

4. Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)

PT. Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) adalah perusahaan yang menyediakan layanan penyewaan menara dan infrastruktur digital di Indonesia. Menurut laporan tahunan perusahaan ini pada tahun 2022, perusahaan ini memiliki lokasi penyewaan menara di 29.794 titik di seluruh Indonesia yang mana lokasi tersebut disewa oleh puluhan ribu pelanggan. Selain penyewaan lokasi tower, perusahaan ini juga mengelola ribuan tower sendiri, dan menyediakan layanan internet fiber optik di tempat-tempat umum, di rumah maupun di tempat terpencil menggunakan VSAT.

Kondisi keuangan perusahaan ini terbilang baik meskipun terdapat penurunan laba triwulanan pada Maret 2023 apabila dibandingkan dengan Maret 2022. Pada Maret 2022, laba perusahaan ini mencapai 863 miliar, sementara pada triwulan pertama tahun ini, laba TOWR menurun menjadi 783 miliar rupiah. Alih-alih oleh penurunan pendapatan, penurunan laba ini disebabkan karena adanya peningkatan beban depresiasi (perusahaan ini menyediakan infrastruktur, sehingga wajar jika memiliki depresiasi besar), beban pendapatan lain dan beban pajak penghasilan.

Meskipun bukan titik tertinggi, namun sejak pertengahan Maret lalu, saham perusahaan ini secara konsisten mengalami kenaikan dari 900 rupiah per lembar menjadi Rp1.055 per lembar. Para analis memperkirakan kalau harga saham ini akan menembus Rp1.100 per lembar dalam beberapa waktu kedepan. Nilai ini menurun dibandingkan dengan perkiraan yang sebelumnya karena minimnya faktor fundamental yang bisa mendorong pertumbuhan bisnis perusahaan.

5. Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)

Selain sektor perbankan, sektor lain yang diperkirakan akan diuntungkan dengan perbaikan ekonomi Indonesia adalah sektor ritel. Sederhanya, ketika kondisi perekonomian masyarakat sudah pulih, mereka akan lebih percaya diri menggunakan uangnya untuk membeli barang dan jasa yang mereka inginkan. Maka dari itu, tidak heran jika rekomendasi saham potensial selanjutnya adalah PT. Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

MAPI adalah perusahaan yang memegang lisensi untuk mengelola operasional berbagai brand retail terkemuka dunia di Indonesia. Beberapa brand yang dikelola oleh perusahaan ini antara lain, Starbucks, Domino Pizza, PUMA, Adidas, Sulwahsoo, Innisfree dan masih banyak lainnya.

Pada tahun 2022 lalu, perusahaan ini mencatatkan kinerja positif dengan membalikkan kerugian sebesar 114 miliar rupiah pada September 2021 menjadi laba bersih sebesar 1,7 triliun pada September 2022. Pada triwulan pertama tahun ini, MAPI sebenarnya juga mendapatkan keuntungan. Namun apabila dibandingkan dengan keuntungan pada Maret tahun 2022 lalu, nilainya berkurang. Maret 2022 lalu, laba perusahaan ini mencapai 631 miliar rupiah, sementara Maret tahun 2023 ini nilainya turun menjadi 417 miliar.

Sama seperti perusahaan sebelumnya, pendapatan perusahaan ini sebenarnya mengalami peningkatan. Akan tetapi, rasio peningkatan pendapatan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan rasio beban yang harus dibayarkan perusahaan.

6. Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)

Emiten ritel lainnya yang patut Anda pertimbangkan sahamnya adalah PT. Sumber Alfaria Trijaya atau yang lebih dikenal dengan “Alfamart”. Sepanjang tahun 2022, perusahaan ini mencatatkan kinerja keuangan yang positif. Perusahaan berhasil membuka tambahan gerai sebanyak 1.321 gerai, sementara anak bisnisnya membuka 600 gerai pada periode yang sama. Dengan demikian, saat ini Alfamart mengelola 20.798 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia dengan rincian 27,5% di Jabodetabek, 40,8% di daerah Pulau Jawa lainnya, sementara 31,7% lainnya di luar Pulau Jawa.

Tidak hanya dari segi pertumbuhan gerai, kondisi keuangan perusahaan ini juga menunjukkan kinerja yang apik. Pendapatan perusahaan pada triwulan pertama tahun 2023 26,1 triliun rupiah atau naik 3,2 triliun rupiah apabila dibandingkan dengan triwulan pertama tahun lalu. Laba juga mengalami peningkatan dari 688 miliar emnjadi 791 miliar rupiah.

Maka dari itu, tidak heran jika harga saham perusahaan ini pada Juli 2022-Juli 2023 naik hingga Rp1.000 per lembar dari Rp1.800-an menjadi Rp2.800-an per lembar. Ini artinya, jika Anda memiliki 1 lot saham perusahaan ini tahun lalu, maka Anda bisa membukukan keuntungan hingga Rp100.000.

7. Pam Mineral Tbk (NICL)

Anda ingin membeli saham bagus namun dengan biaya yang lebih terjangkau? Maka, Anda bisa membeli saham PT. Pam Mineral ini. Sesuai dengan nama dan kodenya, perusahaan ini bergerak di bidang pertambangan bijih nikel di Morowali, Sulawesi Tengah dan Konawe, Sulawesi Tenggara. Oleh sebab itu, seiring dengan meningkatnya permintaan nikel di pasar dunia, maka meningkat pula potensi bisnis perusahaan yang satu ini.

Menurut data di laporan tahunan perusahaan ini, PT PAM Mineral Tbk sepanjang 3 tahun berturut-turut terus mengalami peningkatan pendapatan dan laba. Pendapatan yang awalnya sebesar 188 miliar di tahun 2020 menjadi 419 miliar rupiah pada tahun 2021 dan menembus 1000 miliar di tahun 2022. Laba perusahaan ini juga demikian, naik dari 31 miliar pada tahun 2020 dan per tahun 2022 mencapai 150 miliar rupiah. Kesuksesan ini juga berlangsung selama triwulan pertama tahun 2023. Pendapatan naik dari 222 miliar menjadi 254 miliar, sementara laba naik dari 24 miliar menjadi 58 miliar secara YoY.

Maka dari itu, tidak heran jika sepanjang paruh awal tahun 2023, harga saham perusahaan ini cenderung mengalami kenaikan. Pada awal tahun, saham perusahaan ini dijual dengan harga Rp269 per lembar, sementara per Juli 2023 saham ini dijual dengan harga Rp460 per lembar. Ini artinya, Anda bisa membeli 10 lot saham perusahaan ini hanya dengan Rp270.000 di Januari 2023 dan jika Anda menjualnya saat ini, Anda akan mendapatkan keuntungan hingga Rp190.000.

Perlu Anda ingat bahwasanya membeli saham yang memiliki nilai kapitalisasi pasar rendah memang cenderung murah. Namun, saham-saham seperti ini umumnya memiliki tingkat volatilitas yang lebih tinggi dan lebih rawan terhadap praktik-praktik seperti pump and dump atau insider trading. Oleh sebab itu, pastikan sebelum membeli saham ini, Anda sudah melakukan berbagai analisis yang dibutuhkan.

Nah, itu tadi 7 saham potensial di tahun 2023. Tapi Anda perlu ingat bahwasanya 7 saham potensial di atas hanyalah rekomendasi dan bukan kewajiban untuk membeli. Sebaiknya analisislah terlebih dahulu kinerja keuangan dan aspek teknis saham-saham di atas, periksa juga sentimen analisisnya supaya tahun 2023 tidak berubah jadi tahun boncos dan menjadi tahun berkah.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *