Lompat ke konten
Daftar Isi

9 Saham Properti Terbaik di Indonesia (2023)

10 saham properti terbaik 2021

Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak dan negara terluas ke-14 di dunia. Oleh sebab itu, tidak heran jika kebutuhan properti seperti perumahan, apartemen, perkantoran dan pertokoan di Indonesia terus diminati oleh konsumen dan investor.

Hal ini secara tidak langsung menyiratkan bahwa investasi pada sektor properti di Indonesia memiliki peluang keuntungan dan keberlanjutan yang tinggi. Dengan tujuan membantu investor dalam memilih perusahaan terbaik di setiap sektor, Bursa Efek Indonesia menerbitkan indeks saham IDX sectors property & real estate pada tahun 2018.

Jika Anda tertarik untuk berinvestasi di sektor ini, berikut 10 saham properti terbaik pada tahun 2023:

1. Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI)

Tentunya Anda pernah mendengar nama perumahan elit di Jakarta Selatan yang bernama Rumah Pondok Indah atau sebuah Mall bernama yang sama. Yup! Kedua aset tersebut dikembangkan oleh PT Metropolitan Kentjana Tbk atau MKPI. Keduanya merupakan icon perumahan mewah sejak orde baru.

Hingga kini, perusahaan yang berdiri pada tahun 1972 tersebut masih aktif mengelola dua aset utama tersebut dan beberapa aset properti lainnya. Oleh sebab itu, tidak heran jika pada awal tahun ini, perusahaan ini berhasil mencatatkan nilai kapitalisasi pasar sebesar 25,51 triliun rupiah.

Sempat dijual dengan harga di atas Rp38.000 per lembar pada Agustus 2022 lalu, saham MKPI sejak Maret 2023 terbilang mengalami sideways di level Rp27.000-an. Saat ini saham tersebut dijual dengan harga Rp26.900 per lembar. Pergerakan harga saham ini terbilang berbeda dengan kondisi kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan ini belum melaporkan laporan keuangan tengah tahun mereka, namun berdasarkan laporan keuangan triwulan pertama tahun 2023, laba MKPI naik dari 134 miliar rupiah menjadi 174 miliar rupiah.

2. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

Selain pondok indah, tentu Anda pernah mendengar lokasi bernama BSD city di Serpong. Ya, BSD adalah komplek perumahan dan perkantoran yang dikembangkan oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk. Saat ini Bumi Serpong Damai tidak hanya mengembangkan properti hunian tetapi juga perkantoran, kawasan komersial dan bahkan kawasan industri.

Sepanjang tahun 2023, harga saham perusahaan pengelola Kota Manidiri ini mengalami bullish trend yang cukup kuat dari 900 rupiah per lembar menjadi sekitar Rp1.200-an per lembar. Hal ini tidak lepas dari kinerja apik perseroan dalam paruh awal tahun 2023 ini. BSDE mencatatkan peningkatan laba 4,5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan laba perusahaan ini pada Juni 2022 lalu. Laba BSDE per Juni 2023 tercatat mencapai 1,5 triliun rupiah.

3. Pakuwon Jati Tbk (PWON)

Pakuwon Jati adalah salah satu perusahaan developer dari Surabaya yang terkenal sebagai raja Mall karena banyak mendirikan dan mengelola mall-mall di Surabaya dan Jakarta. Akan tetapi, sebenarnya perusahaan ini tidak hanya beroperasi di bidang properti komersial saja tapi juga properti residensial, perkantoran, perhotelan dan lain-lain.

Sama seperti BSDE, trend positif juga menghinggapi harga saham perusahaan asal Surabaya ini sejak April 2023. Harga saham PWON merangkak naik dari 427 rupiah per lembar menjadi Rp472 rupiah per lembar. Meskipun harganya relatif terjangkau, namun Anda tidak boleh menafikan kinerja apik perusahaan ini, setidaknya selama 6 bulan terakhir.

Baik pendapatan maupun laba perusahaan ini mengalami peningkatan. Pendapatan PWON naik sebesar 5,3% dari 2,7 triliun rupiah menjadi 2,8 triliun rupiah. Di sisi lain, laba perusahaan ini justru naik lebih tajam sebesar 46,75% dari 860 miliar rupiah menjadi 1,2 triliun rupiah pada periode yang sama.

4. Ciputra Development Tbk (CTRA)

Ciputra Development Tbk adalah perusahaan properti yang lahir dari tangan dingin Ir Ciputra, seorang konglomerat asal Sulawesi Tengah pada tahun 1981. Kini sepeninggal beliau, perusahaan ini dikelola oleh anak-anak Ir Ciputra sendiri secara langsung.

Per Agustus 2023, nilai kapitalisasi perusahaan ini mencapai 21 triliun rupiah. Nilai ini tergolong tinggi mengingat dalam beberapa bulan terakhir, harga saham CTRA terus menanjak naik. Pada 16 Agustus 2023, saham perusahaan holding Ciputra Group ini dijual dengan harga Rp1.135 per lembar atau lebih tinggi 240 rupiah dibandingkan harganya pada awal tahun lalu.

Meskipun terjadi penurunan laba pada triwulan kedua, namun pada dasarnya kinerja CTRA selama tahun 2023 ini terbilang stabil. Hal ini dibuktikan dengan hasil laporan keuangan yang menunjukkan bahwa pendapatan perusahaan ini tidak berubah banyak dari tahun ke tahun (Juni 2023-2022 dan Maret 2023-2022).

5. Maha Properti Indonesia Tbk (MPRO)

Saham properti lain yang mengalami bullish trend selama tahun 2023 adalah saham milik PT Maha Properti Indonesia. Perusahaan yang didirikan pada tahun 2004 dan listing di bursa sejak tahun 2018 ini memiliki beberapa proyek utama seperti The Kahyangan di Solo, Simprug Signature di Jakarta Selatan dan lain-lain.

Trend bullish pada saham MPRO sudah terjadi sejak paruh kedua tahun 2022 dan berlanjut hingga kini. Bahkan, per 16 Agustus 2023, saham ini dijual dengan harga Rp4.380 per lembar atau harga tertinggi saham ini dalam 5 tahun terakhir. Hanya saja, sayangnya peningkatan harga saham ini bukan karena kinerja perusahaan yang membaik.

Menurut laporan keuangan MPRO pada Maret 2023 lalu, perusahaan masih membukukan kerugian sebesar 9,8 miliar rupiah atau nyaris 3 kali lipat kerugian yang diderita oleh perusahaan ini pada Maret 2022 silam. Tidak hanya laba, pendapatan juga menurun drastis dari 11,9 miliar rupiah menjadi 744 juta saja pada periode yang sama.

6. Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

Lippo Karawaci Tbk adalah perusahaan developer properti yang membangun dan mengembangkan banyak mall, hotel, rumah sakit dan apartemen di Indonesia seperti, Lippo Malls, Lippo Cikarang, Taman Bunga residence di Makassar dan lain-lain.

Berbeda dengan saham MPRO yang mengalami kenaikan harga tapi tidak diiringi dengan kondisi keuangan, kinerja saham dan keuangan LPKR pada paruh awal tahun 2023 ini terbilang membaik. Pendapatan perusahaan ini naik dari 6,8 triliun menjadi 8 triliun rupiah. Adapun laba LPKR yang sempat minus pada Juni 2022 kini telah menjadi positif di level 1,3 triliun rupiah. Maka dari itu, tidak heran jika harga saham perusahaan ini naik dari 89 rupiah pada Bulan Juni menjadi 105 rupiah di Bulan Agustus ini.

7. Puradelta Lestari Tbk (DMAS)

Puradelta lestari adalah perusahaan hasil kerja sama antara PT Sinarmas Land dengan Sojitz Corporation, sebuah perusahaan properti asal Jepang. Puradelta lestari secara khusus mengelola Kota Deltamas, sebuah kawasan yang berisi perumahan, perkantoran dan kawasan industri di Cikarang, Bekasi.

Setelah bearish berkepanjangan selama periode Januari 2022-Januari 2023, saham DMAS tercatat mengalami fluktuasi harga. Saat ini saham ini dijual dengan harga Rp175 per lembar atau lebih tinggi sekitar 20 rupiah dibandingkan dengan harganya pada Januari 2023 lalu. Meskipun bukan nilai tertinggi, namun 176 merupakan salah satu harga tertinggi saham ini dalam 1 tahun terakhir.

DMAS mencatatkan laba sebesar 600 miliar rupiah pada Juni 2023. Nilai ini turun 10% apabila dibandingkan dengan laba perseroan pada Juni 2022 lalu. Sama seperti laba, pendapatan perusahaan ini juga turun dari 1,067 triliun rupiah menjadi 968 rupiah pada periode yang sama.

8. Summarecon Agung Tbk (SMRA)

Boleh dibilang Summarecon Agung Tbk (SMRA) adalah salah satu pionir pembangunan Jakarta. Didirikan oleh Soetjipto Nagaria pada tahun 1975, perusahaan ini mengembangkan kawasan Kelapa Gading hingga seperti saat ini.

Setelah mengalami trend bearish yang cukup kuat pada 3 bulan pertama tahun 2023, saham SMRA kembali naik dari 526 rupiah per lembar pada April 2023 menjadi 672 rupiah per lembar pada 16 Agustus 2023. Hal ini sejalan dengan kenaikan kinerja perusahaan ini dalam 6 bulan pertama tahun 2023.

Baik pada triwulan pertama maupun triwulan ketiga, SMRA mengalami peningkatan top line dan bottom line. Terakhir, perusahaan ini mencatat pendapatan dan laba masing-masing sebesar 2,9 triliun rupiah dan 534 miliar rupiah. Perlu diketahui bahawasanya pada Juni 2022, perusahaan ini mendapatkan pendapatan sebesar 2,7 triliun dan laba sebesar 307 miliar rupiah.

9. Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN)

Plaza Indonesia Realty Tbk adalah perusahaan yang membangun dan mengembangkan kompleks Plaza Indonesia yang terdiri dari Plaza Indonesia Shopping Center dan Hotel Grand Hyatt Jakarta.

Sama seperti beberapa saham sebelumnya, saham PLIN juga sempat mengalami trend bearish yang cukup kuat hingga triwulan pertama tahun 2023, sebelum akhirnya rebound. Saat ini saham PLIN dijual dengan harga Rp2.560 per lembar atau lebih tinggi sekitar Rp330 rupiah dibandingkan harganya pada Januari lalu.

Hal ini tentunya tidak lepas dari kinerja apik perusahaan ini pada trwiulan pertama. Per Maret 2023, PLIN mencetak laba sebesar 141 miliar rupiah atau nyaris 2 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan laba perusahaan ini pada Juni tahun lalu yang mencapai 79 miliar rupiah.

Kesimpulan

Apabila dilihat dari 9 saham di atas, tampak bahwasanya sektor properti di tahun 2023 ini tampak bangkit. Namun terlihat juga bahwasanya kenaikan harga beberapa saham tidak dibarengi dengan perbaikan kondisi keuangannya. Sebaliknya, ada saham dengan kondisi keuangan yang membaik tapi harga saham tidak ikut naik. Oleh sebab itu, Anda perlu melakukan analisis dengan lebih hati-hati untuk memilih saham terbaik.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *