Lompat ke konten
Daftar Isi

10 Indeks Saham di Indonesia, IHSG Hingga Syariah

Daftar Indeks Saham

Indeks saham adalah suatu metrik yang berguna untuk menggambarkan fluktuasi harga kelompok saham tertentu, sesuai dengan kriteria dan metode yang digunakan. Fungsinya sangat penting sebagai indikator pergerakan harga saham, yang dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi.

Di Indonesia, terdapat berbagai jenis indeks saham selain IHSG, yang harus diketahui oleh investor. Berikut adalah sepuluh jenis indeks saham yang penting untuk dipahami oleh investor.

1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

IHSG berfungsi sebagai penilaian kinerja harga saham emiten yang tercatat pada papan utama dan papan pengembangan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metrik ini pertama kali digunakan pada 1 April 1983 untuk mengukur fluktuasi harga saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

Biasanya, setiap saham akan mengalami pergerakan harga yang berubah-ubah dalam satu hari bursa. Beberapa saham naik, sementara yang lain turun atau stagnan. Dengan menggabungkan seluruh saham, IHSG mampu menggambarkan rata-rata fluktuasi harga saham di BEI.

Ketika IHSG naik, dapat disimpulkan bahwa mayoritas saham yang terdaftar di BEI mengalami kenaikan harga, dan sebaliknya jika terjadi penurunan.

2. Jakarta Islamic Index 70 (JII70)

JII70 adalah indeks saham syariah yang menilai kinerja harga dari 70 saham syariah dengan kinerja terbaik ditambah likuiditas transaksi besar. Jakarta Islamic Index 70 diluncurkan pertama kali pada awal Juli 2000.

Target dari indeks JII adalah memperkuat keyakinan investor dalam berinvestasi di saham berlandaskan syariah serta menawarkan manfaat kepada investor dalam menerapkan prinsip Islam ketika berinvestasi di bursa efek. JII pun dimaksudkan agar bisa menyukseskan mekanisme transparansi dan akuntabilitas saham syariah di tanah air.

JII adalah solusi dari harapan pemilik modal yang menghendaki investasi sesuai prinsip syariah. Indeks JII akan memandu pemodal yang hendak menginvestasikan dananya secara syariah tanpa khawatir bercampur dengan praktik riba. Di samping itu, indeks saham ini pun merupakan benchmark untuk menentukan portofolio halal.

3. LQ45

LQ45 adalah indeks yang memantau kinerja harga komposit dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi besar, dengan persyaratan bahwa emiten tersebut harus memiliki fundamental yang baik.

Indeks LQ45 pertama kali diluncurkan pada bulan Februari 1997.

Beberapa faktor yang digunakan sebagai kriteria pada saham di indeks LQ45 adalah: listing di BEI minimal selama 3 bulan, posisi keuangan dan prospek pertumbuhan yang baik, dengan nilai transaksi besar, masuk ke dalam daftar 60 saham dengan nilai transaksi di pasar reguler selama setahun terakhir, serta masuk ke dalam 60 emiten dengan kapitalisasi terbesar dalam 1 atau 2 bulan terakhir.

Dari 60 saham tersebut, 30 saham teratas akan langsung masuk ke dalam indeks LQ45. Sementara 15 saham lainnya akan ditentukan berdasarkan parameter hari transaksi di pasar reguler, frekuensi transaksi di pasar reguler, serta kapitalisasi pasar.

Daftar saham pendukung LQ45 akan diperbarui setiap 6 bulan sekali. Namun, indeks LQ45 selalu didominasi oleh perusahaan blue chip.

4. IDX80

IDX80 merupakan indeks yang memonitor kinerja harga dari 80 saham yang mempunyai likuiditas serta kapitalisasi pasar terbesar. Indeks saham ini dikenalkan pertama kali bulan Februari 2019 lalu. Valuasi yang dilakukan pun ditunjang fundamental emiten yang bagus.

IDX80 direvisi tiap 6 bulan sekali yaitu di bulan Januari dan Juli. Prosesnya dari 150 emiten yang mempunyai free float dengan nilai tertinggi kemudian diambil 80 saham terlikuid. Dengan begitu akan ditemukan saham yang dibuang dan ada yang dimasukkan.

Berpatokan pada IDX80 ini investor akan lebih mudah memilih saham mana saja yang akan dimasukkan di portofolio investasi mereka.

5. IDX30

IDX30 merupakan indeks yang menilai kinerja harga dari 30 saham yang juga punya likuiditas dan kapitalisasi pasar besar. Emiten yang ikut dalam IDX30 diambil dari daftar saham LQ45.

Penilaian atas saham yang tergabung dalam IDX30 dijalankan setiap 6 bulan sekali dimana akan ada perusahaan yang dikeluarkan dan ada yang masuk. Maksud IDX30 diantaranya makin mempermudah investor menentukan saham berdasarkan tujuan investasinya. IDX30 pun merupakan indeks yang terbanyak diaplikasikan untuk Reksa Dana Indeks dan Exchange Traded Fund (ETF).

6. IDX Quality30

Meskipun menggunakan istilah yang hampir sama dengan IDX30, namun indeks IDX Quality30 memiliki perbedaan yang signifikan. Indeks ini memantau kinerja harga dari 30 saham dengan profitabilitas besar, solvabilitas yang baik, pertumbuhan laba yang stabil, likuiditas transaksi yang tinggi, dan kinerja keuangan yang baik.

Indeks IDX Quality30 diluncurkan pada bulan Agustus 2020 lalu. Beberapa kriteria yang digunakan untuk memasukkan sebuah saham ke dalam indeks IDX Quality30 adalah rasio profitabilitas, return on equity (ROE), rasio solvabilitas, debt to equity ratio (DER), variabilitas laba, dan volatilitas peningkatan Earning per Share (EPS).

Setiap saham memiliki bobot maksimal 15%, dan hanya saham dengan skor kualitas tertinggi yang akan dimasukkan ke dalam indeks IDX Quality30. Penilaian perusahaan yang masuk ke dalam indeks ini juga akan dilakukan setiap 6 bulan.

7. IDX Value30

IDX Value30 merupakan indeks dengan menghitung kinerja harga dari 30 saham yang mempunyai valuasi harga rendah, namun memiliki likuiditas transaksi ditambah performa keuangan bagus.

Barometer saham yang diikutkan di indeks ini seperti: saham yang mempunyai pembukuan laba bersih serta ekuitas positif, rasio price to earnings (PER) dan price to book value (PBV) skornya tidak ekstrem. Akan ada evaluasi mayor (tiap 6 bulan), evaluasi minor (tiap 3 bulan) dan evaluasi insidental (perubahan jumlah saham yang mencolok, delisting atau mengalami suspensi).

8. IDX High Dividend 20

Merupakan indeks saham yang memonitor harga dari kumpulan 20 saham emiten yang mampu memberikan dividen tunai dalam waktu 3 tahun terakhir serta menawarkan dividend yield besar.

IDX High Dividend 20 dikenalkan pertama kali Mei 2018 lalu. Dividen yield merupakan perbandingan nominal dividend yang diberikan seharga saham emiten itu. Kalkulasi indeks IDX High Dividend 20 dilakukan dengan konsep Capped Dividend Yield Adjusted Free-Float Market Capitalization Weighted, dan nilai bobot saham dibatasi hanya sampai 15 %.

Emiten yang menjadi anggotanya akan dilakukan penilaian setiap 6 bulan sekali.

9. IDX BUMN20

Indeks saham IDX BUMN 20 baru diperkenalkan pada Februari 2021 lalu dan berfungsi memantau kinerja harga saham dari emiten BUMN, Badan Usaha Milik Daerah, dan anak perusahaannya selama 6 bulan.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan barometer likuiditas, akumulasi hari diperdagangkan, dan kapitalisasi pasar, serta menggunakan metode Capped Market Capitalization Weighted dengan batasan bobot tertinggi 15% untuk setiap saham.

Evaluasi besar dilakukan setiap akhir Januari dan Juli, sementara penilaian minor dilakukan pada akhir April dan Oktober.

10. Kompas100

Indeks yang menilai performa harga dari 100 saham dengan likuiditas bagus disertai kapitalisasi pasar besar. KOMPAS100 dikenalkan dan dijalankan berkolaborasi dengan Kompas Gramedia Group.

Indeks tersebut terdiri dari 100 saham di mana kriterianya yaitu emiten sudah tercatat di BEI setidaknya 3 bulan, serta emiten itu masuk dalam perhitungan IHSG. Aspek berikutnya yaitu ikut dalam 150 saham yang mempunyai nilai transaksi serta frekuensi transaksi maupun kapitalisasi pasar terbesar dalam Pasar Reguler, untuk 12 bulan belakangan.

Melvern Pradana

Melvern Pradana

Melvern Pradana adalah seorang investor yang aktif menanam modal di pasar saham, cryptocurrency, P2P lending, dan reksa dana. Idolanya adalah Warren Buffett dan Peter Thiel.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *