Lompat ke konten
Daftar Isi

Target Price (TP) Dalam Trading dan Investasi

Target price

Pernahkah Anda membaca sebuah berita saham yang kurang lebih berbunyi “analis dari perusahaan investasi A memperkirakan kalau harga saham Y akan mencapai Rpxxx pada tahun depan?”. Berita seperti ini cukup jamak didapati di pasar modal Indonesia. 

Berita-berita seperti ini bertujuan untuk membantu investor menemukan saham terbaik untuk investasi mereka. Meskipun bukan ramalan, angka-angka yang disampaikan dalam berita tersebut juga bukan tebakan saja. Angka-angka dalam denominasi rupiah yang disampaikan dalam berita seperti ini disebut dengan target price, atau price target juga boleh. 

Apa Itu Target Price (TP) Dalam Trading dan Investasi?

Target price adalah estimasi harga saham atau instrumen investasi lainnya di masa depan yang dikemukakan oleh ahli keuangan untuk aset tertentu. Estimasi target price tidak hanya berasal dari tebakan saja, tetapi juga dihasilkan dari data historis pendapatan emiten terkait dan perkiraan valuasi asetnya. 

Selain dipublikasikan di laman berita, estimasi ini umumnya juga disampaikan dalam bentuk laporan analisis. Analisis yang dilaporkan dalam laporan ini tentunya akan lebih lengkap dibandingkan dengan yang disampaikan dalam berita. 

Perlu diingat bahwasanya estimasi dari para ahli tersebut belum tentu akurat meskipun pasti sudah dianalisis menggunakan berbagai macam metode. Maka dari itu, umumnya trader dan investor berpengalaman menggunakan yang namanya konsensus price target atau rata-rata target harga yang dikemukakan oleh beberapa analis sekaligus. Tujuannya adalah untuk meningkatkan akurasi perkiraan harga ini karena tentunya setiap analis menggunakan metode penghitungan yang berbeda dan mereka tidak bekerja sama satu sama lain.

Cara Menggunakan Target Price

Target price hanya berupa estimasi harga yang dikemukakan oleh tim ahli dan tidak menyuruh trader atau investor untuk membeli saham atau instrumen-instrumen tertentu. Walaupun begitu, target price bisa dijadikan perkiraan apakah saham tertentu akan naik di masa depan atau malah turun. 

Misalnya, analis A memperkirakan kalau target price saham AA lebih tinggi dibandingkan harga saham tersebut tahun ini. Ini artinya menurut analis tersebut, trend harga saham AA kemungkinan besar akan naik (bullish), begitupun sebaliknya. 

Selain dapat digunakan untuk dijadikan satu bahan pertimbangan untuk membeli aset, target price juga dapat dijadikan bahan evaluasi investasi Anda atau kinerja analis keuangan yang Anda sewa jasanya. 

Contohnya, diperkirakan harga saham AA akan mencapai level Rp5.000 per lembar tahun depan. Nyatanya meskipun kondisi ekonomi normal-normal saja, harga saham perusahaan tersebut mentok di Rp4.750 per lembar. Perbedaan harga ini dapat Anda jadikan tolok ukur untuk mengetahui kredibilitas ahli keuangan Anda. 

Bagaimana Target Price Ditentukan

Sederhananya, bahan untuk membuat target price adalah berbagai variabel ekonomi dan keuangan perusahaan, seperti earning per share (EPS), price to earning ratio (PER), price to growth ratio (PEG) dan faktor fundamental lainnya. Analis dapat menggunakan 3 jenis data variabel berdasarkan waktunya, yaitu data historis, data saat ini dan data estimasi. 

Adapun alat untuk mengolah bahan-bahan tersebut adalah berbagai metode penghitungan statistik, asumsi-asumsi dasar dan (tentunya) komputer dan aplikasi statistik. Asumsi diperlukan dalam setiap perkiraan kejadian di masa depan karena dua hal. 

Pertama, walaupun komputer saat ini sudah maju, namun tetap saja hasil analisis komputer tidak bisa memastikan kehendak tuhan (ketidakpastian). Kedua, adanya asumsi dalam analisis ekonomi dan keuangan akan memudahkan penghitungan dan menjadi pertanda kalau tidak ada analisis yang sempurna. 

Meskipun demikian, asumsi tidak boleh dibuat secara asal. Berbagai asumsi yang mendasari analisis ekonomi harus berlandaskan logika dan teori yang pas. Misalnya, asumsi bahwa pendapatan perusahaan AA akan naik karena kenaikan harga komoditas di dunia, atau pendapatan tersebut diasumsikan akan meningkat karena perbaikan ekonomi Indonesia pasca covid19. 

Data-data mengenai alat dan bahan analisis di atas tidak akan Anda dapati jika Anda membaca target price dari berita saja. Data-data analisis tersebut kemungkinan besar baru bisa Anda akses kalau Anda menjadi anggota premium aplikasi investasi dan trading saham tertentu atau menggunakan jasa analis keuangan profesional. 

Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Target Price

Seperti berbagai indikator lain untuk memperkirakan kinerja investasi, target price juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Berikut ini diantaranya:

Kelebihan

  1. Diolah berdasarkan data. Analis umumnya memperkirakan price target berdasarkan data-data yang tersedia. Bahkan asumsi pun harus berdasarkan teori dan data. Data-data ini kemudian diolah menggunakan berbagai metode statistik dengan alat canggih yang bisa jadi tidak dimiliki oleh semua investor. 
  2. Dikerjakan oleh tim ahli. Anda investor pemula? Atau investor berpengalaman tapi tidak memiliki waktu dan skill yang cukup untuk menganalisis pasar? Maka membaca laporan analisis target harga dari para ahli keuangan dan investasi adalah salah satu solusi investasi yang patut Anda coba. Meskipun tidak selalu akurat, namun setidaknya orang-orang yang mengerjakan laporan ini adalah orang yang ahli di bidangnya.
  3. Praktis. Tidak hanya praktis dari segi skill dan manajemen waktu di atas, laporan estimasi target harga yang disusun oleh para analis umumnya tidak hanya membahas satu saham atau satu produk saja, melainkan pasar modal secara keseluruhan. Bahkan, analis juga akan memberikan ranking saham-saham terbaik menurut mereka kepada Anda. 
  4. High risk high return. Analisis target price dapat digunakan untuk memperkirakan risiko juga, sehingga dengan laporan ini Anda bisa memperkirakan tingkat risiko berinvestasi di saham terkait berdasarkan estimasi tingkat perubahan harga yang dihasilkan. 

Kekurangan

  1. Tidak akurat dan tidak konsisten. Meskipun sudah diolah dan diteliti sedemikian rupa, namun tetap saja ada kemungkinan kalau target price tidak akurat dan tidak konsisten. Pasalnya, siklus bisnis dan ekonomi secara keseluruhan seringkali susah diprediksi, bahkan oleh orang yang ahli dibidangnya sekalipun. 
  2. Hanya bisa dijadikan bahan pertimbangan. Karena adanya risiko ketidakpastian, risiko pasar dan keterbatasan modal, Anda hanya bisa menggunakan target price sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam memilih saham atau instrumen lainnya. Selain itu, sebagai investor (apalagi trader), keputusan investasi Anda dituntut untuk fleksibel sesuai dengan kondisi pasar yang sedang berlaku saat itu. 
  3. Adanya bias analisis. Bias analisis ini terjadi karena adanya tuntutan kepada analis untuk membuat estimasi harga seakurat mungkin dengan kenyataan. Akibatnya, acap kali analis menyebarkan berita tentang estimasi harga yang sebenarnya sudah disesuaikan dengan harga terbaru dari saham terkait. Tentunya bias seperti ini akan mengurangi kredibilitas hasil analisis tim ahli terkait. 

Salah satu cara untuk meminimalisir risiko investasi adalah dengan membaca analisis target price dari ahli keuangan dan investasi. Selain berpengaruh dalam jangka pendek, membaca laporan seperti ini akan meningkatkan pengetahuan investasi dan keuangan Anda, sehingga mempengaruhi keputusan investasi Anda dalam jangka panjang juga.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *