Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu The Law of Diminishing Return?

The Law of Diminishing Return

The law of diminishing return adalah hukum dasar yang harus dipelajari dalam setiap transaksi ekonomi dan bisnis. Sebab, dalam hukum atau prinsip ini terdapat kaidah dasar yang berkaitan dengan efisiensi bisnis. Berikut ini pembahasannya:

Pengertian The Law of Diminishing Return

The Law of Diminishing Return adalah prinsip ekonomi yang berbunyi bahwa penambahan 1 unit suatu faktor produksi (input) secara terus menerus akan menurunkan produktivitas perusahaan kalau faktor produksi (inpot) yang lain tidak ditambah juga. Dalam Bahasa Indonesia, istilah ini juga seringkali disebut dengan hukum kenaikan hasil berkurang.

Untuk mempermudah pemahaman, mari kita lihat gambar kurva berikut:

The-Law of Diminishing Return
Gambar 1: The-Law of Diminishing Return

Dalam gambar di atas faktor produksi disederhanakan menjadi dua, yaitu tenaga kerja (labour), dan modal (capital). Sederhananya, apabila jumlah tenaga kerja ditambah 1 orang, sementara jumlah capital (modal, baik itu tanah, bangunan maupun uang) tetap, maka awalnya hasil produksi (output) akan naik. Namun, pada titik tertentu, jumlah output yang dihasilkan akan mendatar. Apabila Anda memaksa harus menambah tenaga kerja lagi dan tidak menambah modal, maka yang terjadi nilai output justru akan menurun. 

Sejarah mengenai prinsip ekonomi ini dapat ditelusuri hingga zaman ilmuwan ekonomi tahap awal, seperti  Adam Smith,James Steuart, Johann Heinrich von Thünen dan Jacques Turgot. Namun teori ini lebih dikenal setelah Thomas Robert Malthus dan David Ricardo mengemukakan idenya pada abad ke 18.

Ketika itu, ilmuwan-ilmuwan di atas melakukan penelitian mengenai korelasi antara harga gandum dan jagung yang dipanen dengan kualitas tanah media tanam. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa peningkatan kualitas tanah sebagai faktor produksi akan naik seiring dengan kenaikan biaya produksi. Akibatnya, tingkat pengaruh kualitas tanah terhadap output (marginal return) akan semakin kecil, sehingga pada suatu titik tertentu, peningkatan kualitas tanah justru akan membuat nilai output menurun. 

Fase-fase dalam The Law of Diminishing Return

Terhadap 3 fase dalam Law of Diminishing Return, yaitu:

1. Fase pertama

Pada fase ini, total produksi akan bertambah seiring dengan kenaikan jumlah faktor produksi. Fase ini terjadi karena ketika ada pertumbuhan bisnis, pengusaha berusaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya dengan menambah modal atau tenaga kerja. 

Pada fase ini, pertambahan tenaga kerja maupun modal berhasil menghasilkan pertumbuhan jumlah produk yang dibuat. Pada gambar di atas, fase ini ditunjukkan ketika kurva mulai merangkak naik dan miring (pada tahap awal penggambaran kurva). 

2. Fase kedua

Pada fase kedua, jumlah tambahan produk yang dihasilkan (produk marginal)  mulai tidak seimbang dengan jumlah tambahan tenaga kerja dan modal yang dimasukkan oleh pengusaha. Oleh sebab itu, pada fase ini, kemiringan kurva akan mulai mendatar. Pada gambar di atas, hal ini ditunjukkan setelah poin ke-9. 

3. Fase ketiga

Pada fase ketiga, penambahan 1 modal atau tenaga kerja tambahan justru akan menurunkan produktivitas tenaga kerja. Hal ini bisa terjadi karena ada beberapa sumber daya produksi yang sifatnya terbatas. Misalnya, tanah dan bangunan kantor, yang mana jika Anda mempekerjakan terlalu banyak orang di dalam kantor tersebut dan luasnya tidak bertambah, maka produktivitas karyawan justru akan turun. 

Contoh The Law of Diminishing Return

Misalnya, Anda memiliki usaha sewa dan desain hantaran pernikahan. Ketika Anda bekerja sendiri, dalam 1 hari Anda bisa menyelesaikan 7 box hantaran. Karena pesanan sudah mulai banyak, Anda lalu merekrut 2 karyawan baru, sehingga saat ini jumlah tenaga kerja (labor) di jasa seserahan Anda ada 3 orang. Dengan jumlah pekerja 3 orang, bisnis Anda bisa menyelesaikan 15 box hantaran setiap hari. 

Karena permintaan terus bertambah, lantas Anda mulai menambah tenaga kerja lagi. Berikut ini data hasil penambahan tenaga kerja tersebut dan total produk atau output harian yang bisa Anda produksi:

Sumber daya produksi (Labor/Capital)Total OutputProduk marginal
177
3158
6249
10328
15408
21488
28524
3650-2
Contoh Law of Diminishing return

Dari contoh di atas terlihat kalau meskipun ada penambahan tenaga kerja sebanyak 8 orang dari 28 menjadi 36 orang, jumlah hantaran yang diproduksi seharinya justru mengalami penurunan dari 52 box menjadi 50 box saja. Hal ini bisa terjadi karena bisa jadi rumah Anda kurang besar untuk menampung 36 karyawan dan semua box yang tersedia, sehingga membutuhkan rumah yang lebih besar. 

Dari data di tabel diatas dapat tergambar grafik berikut ini:

Law of Diminishing return

Dari gambar chart di atas, dapat terlihat bahwasannya, supaya menghasilkan bisnis yang efektif dan efisien sesuai dengan jumlah sumber daya produksi yang digunakan, sebaiknya Anda menghentikan proses rekrutmen tenaga kerja ketika jumlah tenaga kerja sekitar 25-30 orang dan kapasitas produksi sekitar 52 box setiap hari.

Limitasi The Law of Diminishing Return

1. Asumsi yang kurang praktikal

Teori ekonomi ini bersifat umum (general). Dalam teori ini, faktor produksi hanya dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu labour dan capital. Selain itu, the law of diminishing return berlaku apabila sumber daya produksi dianggap identik dan pada saat yang bersamaan hanya ada satu sumber daya produksi yang diubah (ceteris paribus). Dalam contoh diatas misalnya, hanya jumlah tenaga kerja yang naik, sementara kapital tetap sama.

Artinya, semua tenaga kerja dalam satu usaha mengerjakan hal yang sama dan tidak memiliki spesialisasi. Padahal spesialisasi tenaga kerja terbukti dapat meningkatkan kapasitas produksi.

Begitu pula dengan variabel capital yang sering diasosiasikan dengan tanah atau bangunan. Padahal, capital atau modal bisa terdiri dari berbagai macam, mulai dari uang, tanah, bangunan, hingga mesin dan teknologi. Sama seperti spesialisasi, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia (human capital), terbukti dapat meningkatkan kapasitas produksi. 

2. Tidak cocok untuk semua industri

Hukum the Law of Diminishing Return lebih cocok untuk diterapkan pada industri yang sifatnya konvensional, seperti pertanian dan kurang cocok untuk industri yang menggunakan teknologi lebih baik. Sebab, penggunaan teknologi yang lebih baik bisa mendatangkan unfair advantage (keunggulan yang tidak adil) sehingga bisa meningkatkan total produksi. Belum lagi biasanya perusahaan teknologi cenderung terus berinovasi.

Misalnya, pada industri ojek online. Adanya internet dan aplikasi ojek online membuat total produksi (jumlah penumpang per hari) bisnis ojek online pada awalnya meningkat lebih tajam dibandingkan dengan ojek pangkalan. Sebab, supir ojek online tidak perlu menunggu penumpang, dan penumpang dapat mencari kendaraan dengan lebih mudah, dan bisa dipantau harganya. 

Namun demikian teori dan pemahaman mengenai hukum law diminishing return ini tetap penting untuk menentukan keputusan strategi perusahaan dan untuk pembelajaran pada teori-teori bisnis dan ekonomi yang lebih advance.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *