Mempersiapkan dana pendidikan adalah salah satu kewajiban orang tua. Sebagai orang tua yang baik, tentu Anda ingin memberikan pendidikan yang lebih baik untuk anak Anda bukan? Tapi, tidak dapat dipungkiri bahwasanya biaya pendidikan anak terus naik setiap tahunnya. Bahkan menurut BPS (2024), inflasi dana pendidikan anak mencapai 0.65% per bulan atau sekitar 7,8% per tahun.
Ini artinya, jika Anda memiliki 2 orang anak yang berjarak 1 tahun saja, biaya pendidikan anak ke-2 akan lebih tinggi sebesar 7.8% per tahun dibandingkan anak pertama. Misalnya, dalam satu tahun Anda membutuhkan dana sebesar Rp12.000.000 untuk biaya pendidikan si kakak, maka untuk biaya pendidikan si adek tahun depan, Anda membutuhkan uang sekitar Rp13.000.000 per tahun.
Pentingnya Menyiapkan Dana Pendidikan Anak
Berbeda dengan budaya dari negara-negara barat, orang tua di Indonesia umumnya membiayai pendidikan anak mereka hingga usia di atas 18 tahun. Maka dari itu, tidak heran jika biaya ini cukup besar bahkan untuk keluarga dari kalangan menengah atas sekalipun.
Selain karena nilainya cukup besar dan harganya yang terus naik, mempersiapkan dana pendidikan anak sejak dini juga penting, karena sekolah adalah lingkungan sosial kedua bagi anak setelah keluarga. Apalagi bagi banyak keluarga di Indonesia, anak akan menghabiskan 6 sampai 8 jam (bahkan 24 jam jika sekolah asrama), di sekolah. Ini artinya, apapun yang diajarkan guru maupun teman-teman di sekolah tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan perilaku anak kedepannya.
Memasukkan anak pada jenis sekolah tertentu tidak jarang juga akan mempengaruhi lingkungan pergaulan mereka. Misalnya, jika Anda menyekolahkan anak di sekolah internasional, bukan tidak mungkin ia akan lebih sering menggunakan Bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari karena bergaul dengan kalangan yang menggunakan bahasa tersebut.
Tips Mengumpulkan Dana Pendidikan Anak
1. Rencanakan pendidikan anak sejak dini
Saat ini, ada banyak kegiatan pendidikan yang bisa dilakukan oleh anak. Selain pendidikan formal, seperti TK, SD, SMP, tidak jarang anak zaman sekarang juga menempuh pendidikan informal, seperti mengaji, sekolah balet, les piano hingga les Bahasa Inggris.
Oleh karena itu, sebelum anak lahir ke dunia, rencanakan terlebih dahulu jenis pendidikan apa saja yang akan ditempuh oleh si kecil, kapan dan dimana. Hal ini karena setiap jenis pendidikan memiliki rincian biayanya masing-masing dan mempersiapkan hal ini sejak ia dalam kandungan tentu akan memperingan jumlah uang yang harus ditabung setiap bulannya.
2. Survey sekolah
Tidak hanya sekolah negeri, saat ini sudah banyak sekolah swasta dengan kualitas baik yang bisa Anda pilih untuk si kecil. Sekolah swasta tersebut tentu memiliki biaya yang berbeda tergantung dengan fasilitas dan kualitas yang ditawarkan.
Misalnya, di satu sisi Anda bisa memilih sekolah swasta di lingkungan Pesantren dengan biaya bulanan Rp700.000 per bulan sudah termasuk makan, tapi di sisi lain, Anda juga bisa memilih sekolah keagamaan dengan taraf internasional dengan biaya mencapai jutaan rupiah per bulan.
Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk melakukan survey sekolah. Jangan hanya lihat fasilitasnya, tetapi lihat juga lingkungan dan kurikulum pendidikan yang ditawarkan. Perkiraan biaya bulanan dan uang pangkal (jika ada) inilah yang nantinya bisa Anda jadikan target untuk mempersiapkan dana pendidikan ini.
Tapi ingat, jangan paksakan untuk masuk ke sekolah atau lembaga tertentu jika kemampuan finansial Anda kurang mencukupi atau si kecil tidak menginginkannya. Tugas orang tua adalah untuk membantu anak mereka mencapai hal-hal yang mereka inginkan dan bukan memaksakan keinginan tertentu.
3. Menentukan nominal anggaran yang disimpan
Setelah menentukan sekolah, kini saatnya Anda menentukan nominal yang perlu disimpan untuk biaya sekolah anak. Nominal anggaran ini bisa terdiri dari jumlah uang pangkal, SPP per bulan, potensi uang saku, potensi kebutuhan belajar dan potensi biaya sosial (biaya yang menyangkut hal-hal sosial, seperti iuran perpisahan dan lain-lain). Lalu, setelah itu, tentukan nominal tabungan yang harus disetorkan setiap bulannya.
Misalnya, Bu Ani masih memiliki 1 orang anak yang masih di dalam kandungan. Rencananya, anak tersebut akan sekolah SD di sebuah SD Swasta dengan biaya SPP sebesar Rp1.000.000 per bulan dengan uang pangkal Rp5.000.000. Ditambah dengan uang saku dan sosial sebesar Rp15.000 per hari konstan selama 6 tahun, maka uang yang perlu disiapkan oleh Bu Ani adalah sebesar:
Dana Pendidikan Anak Bu Ani = (1.000.000 x 72) + 5.000.000 + (15.000 x 365 x 6) = Rp109.850.000
Dengan uang tersebut, maka nominal yang perlu ditabung oleh Bu Ani setiap bulannya adalah kira-kira sebesar Rp1.308.000 per bulan. Ingat, jumlah diatas belum termasuk inflasi dan dapat lebih ringan jika Anda berinvestasi. Jika Anda ingin menghitung inflasi dan keuntungan investasi, maka Anda bisa menggunakan link kalkulator ini.
4. Gunakan “angpao” sebagai dana tambahan
Salah satu trik untuk mempersiapkan dana pendidikan anak adalah menggunakan uang “angpao” yang mereka peroleh saat imlek atau lebaran sebagai tambahan dana pendidikan. Misalnya, si kecil mendapatkan “angpao” senilai Rp1.000.000 saat lebaran. Sementara Rp300.000 bisa digunakan untuk membeli barang-barang yang ia inginkan, Rp700.000 sisanya ditabung di berbagai produk tabungan anak untuk biaya pendidikan.
Jika anak Anda adalah laki-laki, Anda bisa juga loh menggunakan dana yang ia peroleh dari acara sunat untuk keperluan ini. Tentunya jangan lupa sisihkan untuk membeli barang yang mereka inginkan ya.
Menyisihkan sebagian angpao untuk dana pendidikan tidak hanya akan membantu Anda sebagai orang tua memenuhi biaya pendidikan, tetapi juga bisa membantu untuk mengajarkan kepada si kecil cara mengelola uang yang baik.
5. Mempersiapkan dana pendidikan anak dengan investasi
Lalu, dana pendidikan anak disimpan di mana? Tempat menyimpan dana pendidikan anak tergantung dengan fokus strategi yang Anda pilih. Misalnya, jika Anda mempersiapkan dana pendidikan untuk SD terlebih dahulu sejak si anak masih dalam kandungan, maka Anda bisa menggunakan produk tabungan di bank, deposito atau reksadana pasar uang (RDPU) yang relatif rendah risiko tapi juga rendah hasil.
Selain itu, Anda juga bisa membuka tabungan khusus anak. Tujuannya adalah supaya uang angpao si kecil bisa diletakkan di rekening terpisah dan sekaligus bisa mengajarkan konsep uang kepada mereka.
Di satu sisi, jika Anda mempersiapkan dana pendidikan anak SD dan kuliah sekaligus sejak ia dalam kandungan (kurang lebih jangka waktu 18 tahun), maka uang kuliah anak bisa disimpan di instrumen yang lebih tinggi return tinggi risiko dan jangka panjang, seperti obligasi pemerintah tenor 20 tahun atau saham.Dana pendidikan anak adalah pos keuangan penting yang harus disiapkan sejak dini. Tapi, sebaiknya dana ini dipersiapkan setelah Anda memiliki dana darurat yang memadai terlebih dahulu. Akan lebih baik lagi, jika dana ini juga disiapkan setelah Anda memiliki asuransi kesehatan dan penyakit keras yang mencukupi. Karena kebutuhan yang terkait untuk survival, seperti kebutuhan sehari-hari dan kesehatan tetap harus diutamakan untuk mencapai kepuasan maksimal.