Lompat ke konten
Daftar Isi

Angel Investor: Pengertian, Contoh, Peran

Angel Investor

Untuk membuka sebuah bisnis, tentu diperlukan modal. Modal usaha ini diperoleh melalui berbagai macam cara, mulai dari menggunakan uang simpanan pendiri, meminjam uang di bank atau kepada sanak saudara dan lain sebagainya. Salah satu diantaranya adalah mencari pendanaan melalui seorang angel investor

Pengertian Angel Investor

Sesuai dengan namanya, angel investor adalah investor yang bersedia membantu permodalan perusahaan rintisan (startup). Berbeda dengan venture capital dan investor pada umumnya, pemodal jenis ini mengambil dana pribadi untuk investasi. Jadi, dapat dikatakan kalau investor jenis ini berasal dari individu dengan kekayaan cukup.

Bahkan menurut The Securities and Exchange Commission (SEC), seseorang bisa dikatakan sebagai angel investor apabila dia memiliki nilai kekayaan bersih sebesar 1 juta dolar Amerika Serikat atau memiliki pendapatan per tahun sebesar $200.000-$300.000 dalam dua tahun kebelakang. 

Istilah ini pertama kali digunakan dalam konteks pendanaan teater broadway, sebelum akhirnya dibawa ke ranah yang lebih luas oleh William Wetzel dari Universitas Hampshire pada tahun 1978. Jumlah dana yang disuntikkan oleh investor jenis ini bervariasi mulai dari $5.000 sampai $100.000 tergantung dengan kualitas startup-nya.

Walaupun merupakan investor individu, namun seorang angel investor bisa berinvestasi menggunakan perusahaannya sebagai kendaraan. Misalnya, Pak A memiliki perusahaan investasi B seluruhnya, maka ketika perusahaan B berinvestasi ke perusahaan C dapat dikatakan kalau Pak A berinvestasi kepada perusahaan C. Perusahaan yang menjadi kendaraan investasi ini bisa bermacam-macam, mulai dari perusahaan investasi biasa hingga hedge fund. 

Pemodal jenis ini bisa berinvestasi sekali saja ke sebuah perusahaan atau berinvestasi berkali-kali sepanjang pertumbuhan perusahaan tersebut untuk membantunya tumbuh. Investor jenis ini juga bisa dari kalangan mana saja, mulai dari keluarga pendiri perusahaan, senior pendiri startup, hingga dari orang-orang kaya. Saat ini angel investor di Indonesia tergabung dalam sebuah organisasi bernama Angel Investment Network Indonesia (ANGIN)

Ciri-Ciri Angel Investor

1. Merupakan individu-individu dengan ekonomi mapan

Seperti yang telah disebutkan di atas, umumnya investor jenis ini adalah orang-orang yang memiliki kondisi ekonomi mapan. Tidak jarang juga mereka merupakan mantan eksekutif sebuah perusahaan atau sebelumnya sudah mendirikan startup yang sukses. 

Selain itu, mereka biasanya juga memiliki pengalaman di bidang investasi. Bahkan laman Investopedia menyebutkan bahwa nilai investasi investor ini untuk perusahaan startup hanya 10% apabila dibandingkan dengan keseluruhan nilai portofolionya. 

2. Tidak hanya mencari keuntungan moneter

Memang umumnya perusahaan startup menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan imbal hasil atau return yang ditawarkan oleh perusahaan yang sudah mapan. Namun, pemodal dari golongan ini tidak hanya mencari keuntungan moneter belaka. 

Investor jenis ini juga memiliki motif sosial, seperti membantu mengembangkan wirausahawan muda, membantu pengembangan di sektor tertentu dan lain sebagainya. Maka dari itu tidak heran jika, mereka banyak membagi ilmu dan pengalamannya di berbagai acara kewirausahaan. 

3. Kurang suka publikasi

Istilah lain dari angel investor adalah private investor. Hal ini karena mereka membeli saham sebuah perusahaan sebelum perusahaan tersebut listing di bursa dan tidak terlalu suka jika tindakannya dipublikasikan. Bahkan, tidak menutup kemungkinan seorang angel investor berinvestasi atas nama pribadi dan bukan dengan atas nama perusahaan investasi yang dimilikinya. 

4. Memiliki profil risiko tinggi

Umumnya, dana investasi seorang angel investor dilakukan untuk memodali perusahaan startup yang memang baru benar-benar merintis. Perusahaan-perusahaan seperti ini bisa jadi gagal di masa depan. Oleh sebab itu, tidak heran jika profil risiko investor jenis ini cukup tinggi. 

Selain dengan memastikan investasi ke startup tidak lebih dari 10% dari portofolio investasi mereka, mereka juga cukup selektif dalam memilih perusahaan startup yang akan didanai. Tujuannya adalah supaya investasi yang mereka lakukan aman dan tepat guna. 

Sebagai “imbalan” dari risiko ini, investor akan meminta tingkat imbal hasil yang lebih tinggi daripada return pada umumnya. Dilansir dari laman The Harford, tidak jarang investor jenis ini menuntut tingkat pengembalian hingga 30% dari nilai investasi mereka. 

Contoh Angel Investor di Indonesia

Investor jenis ini tidak hanya ada di Amerika Serikat saja, di Indonesia juga ada. Sebut saja nama-nama seperti,  Shinta Dhanuwardoyo (Nusantara Venture), Adi Sariaatmadja (KMK Online) atau Erick Thohir (Menteri BUMN dan pendiri Mahaka Group). Selain nama-nama tersebut, tidak jarang pendiri perusahaan startup sukses yang melepaskan jabatannya di perusahaan tersebut untuk menumbuhkan investor-investor baru. 

Manfaat Angel Investor Bagi Startup

1. Mendapatkan modal tambahan

Manfaat utama dari mendapatkan pemodal jenis ini bagi sebuah startup tentu saja adalah mendapatkan modal tambahan. Meskipun nominal modalnya relatif tidak besar jika dibandingkan dana dari venture capital, namun uang tersebut bisa digunakan untuk meningkatkan operasi perusahaan, mulai dari menambah jumlah staf, meningkatkan pemasaran dan lain sebagainya. 

2. Dana investor tidak perlu dikembalikan

Berbeda dengan mendapatkan modal dari pinjaman bank atau menerbitkan obligasi, perusahaan startup tidak perlu mengembalikan pokok modal yang telah disetorkan investor. Hanya saja, perusahaan perlu membagi keuntungan dengan investor tersebut dan memberi mereka hak untuk menyampaikan pendapat atau mengontrol Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). 

3. Mendapatkan saran dan ilmu berdasarkan pengalaman

Tidak ada ilmu yang pasti dalam membangun sebuah bisnis. Maka dari itu, pelajaran dari pengalaman adalah hal yang sangat penting. Dengan mendapatkan angel investor, pendiri sebuah perusahaan startup juga berpeluang untuk mendapatkan saran dan ilmu bisnis yang sesuai dengan pengalaman pribadi mereka. Pengalaman-pengalaman ini tentunya akan berguna untuk pembangunan bisnis mereka kedepannya. 

4. Meningkatkan profesionalitas

Meskipun sumber dananya dari kantong pribadi dan relatif tidak begitu besar, namun mendapatkan pendanaan dari investor jenis ini juga bukan hal yang mudah, sama seperti mendapatkan dana dari venture capital. Maka dari itu dengan adanya dana investor di rekening sebuah perusahaan startup, manajemen perusahaan tersebut dituntut untuk bisa lebih profesional dalam mengelola bisnisnya. 

Bagaimana Cara Mencari Angel Investor?

Berikut ini beberapa langkah untuk mendapatkan angel investor:

  1. Buat presentasi yang meyakinkan. Anda harus bisa meyakinkan angel investor yang Anda inginkan supaya mau mendanai perusahaan Anda. Presentasikan bagaimana produk perusahaan Anda itu inovatif dan mampu membantu menyelesaikan permasalahan generasi masa kini. 
  2. Mengembangkan relasi. Berbeda dengan mencari modal di bank atau dengan menerbitkan efek di Bursa Efek Indonesia, pendanaan dari pemodal jenis ini harus dicari dengan mengembangkan relasi. Dalam hal ini, Anda bisa mengikuti berbagai program inkubator startup atau mengikuti berbagai program-program yang serupa. 
  3. Memilih angel investor yang cocok. Bisa jadi Anda berpikir siapapun boleh menjadi pemodal perusahaan Anda, namun perlu diingat kalau angel investor adalah investor jangka panjang. Oleh sebab itu, pastikan Anda benar-benar yakin dengan investor yang Anda pilih. Cek dulu bagaimana sistem kerjanya dan apa nilai yang ditawarkan. 

Perbedaan Angel Investor dan Venture Capital

Selain dari angel investor, sebuah perusahaan startup juga bisa mencari pendanaan dari perusahaan venture capital (VC). Perbedaan antara kedua jenis investor ini adalah:

  1. VC adalah investor institusi yang menjalin kerjasama dengan investor retail partner untuk memberikan permodalan kepada startup. Oleh sebab itu, VC di Indonesia harus berbadan hukum, sementara angel investor bisa berbentuk badan hukum atau individu. 
  2. VC tidak hanya berfokus pada perusahaan startup yang sedang membangun bisnisnya. Lembaga ini bisa juga memberikan pendanaan kepada perusahaan rintisan yang sudah mapan. 
  3. Karena bentuknya badan hukum, umumnya nominal pendanaan dari VC juga lebih besar dibandingkan angel investor. Akibatnya, kontrol yang diminta VC terhadap sebuah perusahaan juga lebih besar. 

Sumber pendanaan. VC menyalurkan dana dari investor lain, sementara angel investor menggunakan uangnya sendiri.

Farichatul Chusna

Farichatul Chusna

Setelah lulus dari Ilmu Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Farichatul Chusna aktif sebagai penulis artikel ekonomi, investasi, bisnis, dan keuangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *