Lompat ke konten
Daftar Isi

Apa itu Fixed Cost? Pengertian, Cara Menghitung, dan Contohnya

fixed cost

Dalam merintis usaha, Anda perlu tahu bahwa biaya produksi dibagi menjadi beberapa jenis. Yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap biasa disebut dengan fixed cost. Setiap produksi tentu terdapat fixed cost yang harus dibayarkan.

Apa sih itu fixed cost, simak pengertian, cara menghitung dan contohnya pada artikel ini. Kami akan membahas secara lengkap jadi Anda harus membaca artikel ini sampai akhir!

Pengertian Fixed Cost

Mungkin ada beberapa yang masih bingung memahami, apa yang dimaksud dengan  fixed cost? Fixed cost adalah jenis biaya dalam bisnis yang jumlahnya tidak berubah meskipun ada perubahan dalam tingkat produksi atau aktivitas.

Bayangkan jika Anda memiliki sebuah toko dan harus membayar sewa setiap bulannya. Biaya sewa ini tidak akan berubah, baik toko itu ramai dengan pelanggan atau sepi. Bahkan jika Anda tidak menjual banyak barang, Anda masih harus membayar jumlah sewa yang sama setiap bulannya. Begitu juga dengan biaya tetap lainnya seperti gaji karyawan tetap atau biaya asuransi. Mereka harus dibayar terlepas dari seberapa banyak produk atau jasa yang Anda hasilkan atau jual.

Sederhananya, biaya tetap itu seperti tagihan bulanan yang harus dibayar, tidak peduli seberapa banyak Anda jual atau produksi. Mereka tetap sama. Oleh karena itu, dalam mengelola bisnis, penting untuk memperhitungkan biaya tetap ini untuk memastikan bahwa bisnis tetap berjalan lancar dan mendapatkan keuntungan yang cukup untuk menutupi semua biaya termasuk biaya tetap ini.

Perbedaan Fixed Cost dan Variable Cost

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, biaya produksi dibagi menjadi 2 yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Berikut perbedaan fixed cost dan variable cost yang wajib Anda tahu supaya bisa tepat dalam penghitungan biaya produksi. 

1. Fixed cost (biaya tetap)

Biaya tetap adalah biaya operasional yang tidak berubah, terlepas dari volume produksi atau aktivitas bisnis. Artinya, biaya ini harus dibayar secara teratur, terlepas dari apakah perusahaan memproduksi banyak atau sedikit.

2. Variable cost (biaya variabel)

Biaya variabel adalah biaya yang berfluktuasi seiring dengan tingkat produksi atau aktivitas bisnis. Semakin banyak Anda memproduksi atau menjual, semakin tinggi biaya variabel yang harus Anda keluarkan. 

Penting untuk memahami perbedaan antara biaya tetap dan variabel karena hal ini mempengaruhi perhitungan laba rugi dan membantu dalam pengambilan keputusan bisnis. Dengan mempertimbangkan kedua jenis biaya ini, perusahaan dapat merencanakan strategi keuangan dan operasional yang lebih efektif.

Jenis-Jenis Fixed Cost

Biaya tetap (fixed cost) dapat terdiri dari berbagai elemen tergantung pada jenis industri atau bisnis. Berikut adalah beberapa jenis umum dari biaya tetap yang wajib Anda tahu. 

1. Biaya sewa

Biaya yang terkait dengan menyewa atau menyewakan fasilitas atau properti untuk operasi bisnis. Ini termasuk sewa ruang kantor, pabrik, atau toko. Biaya sewa masuk ke dalam biaya tetap sebab Anda tentu membayar tagihan tersebut dengan jumlah yang sama setiap periode tertentu. 

2. Gaji karyawan 

Pembayaran tetap kepada karyawan yang tidak tergantung pada tingkat produksi atau aktivitas bisnis. Mau produksi sedang banyak atau pun hanya sedikit, gaji pokok karyawan tetap dibayarkan sesuai dengan kesepakatan pada kontrak kerja. Ini bisa mencakup gaji manajer atau karyawan administratif.

3. Beban bunga

Biaya bunga yang harus dibayar atas pinjaman atau hutang perusahaan. Jumlahnya tetap terlepas dari volume produksi atau penjualan. Hal ini jika modal usaha berasal dari pinjaman, maka beban bunga masuk ke fixed cost

4. Asuransi tetap 

Sebagai pencegahan, Anda tentu harus memberikan proteksi dengan membuat asuransi, sehingga perusahaan harus membayar premi asuransi. Premi asuransi yang harus dibayar dalam interval waktu tertentu. Ini bisa mencakup asuransi properti, asuransi tanggung jawab publik, atau jenis asuransi lainnya.

5. Biaya depresiasi 

Fixed cost lainnya yang biasanya ada adalah biaya depresiasi. Biaya terkait dengan depresiasi atau penurunan nilai aset fisik seperti mesin, kendaraan, atau bangunan. Meskipun nilai aset ini berkurang dari waktu ke waktu, biaya ini tetap.

6. Biaya perizinan atau lisensi 

Biaya untuk mempertahankan atau memperoleh lisensi atau perizinan bisnis tertentu. Ini termasuk biaya lisensi perdagangan atau biaya perizinan khusus industri. Ini biasa dibayarkan pada periode tertentu sesuai dengan kesepakatan awal. 

Cara Menghitung Fixed Cost

Setelah memahami mengenai pengertian, perbedaan dan jenis fixed costing. Anda mungkin mulai bingung mengenai cara menghitungnya. Berikut cara menghitung biaya tetap yang bisa dijadikan sebagai referensi menghitung milik bisnis Anda. 

  1. Identifikasi biaya tetap: Tentukan komponen biaya yang tidak akan berubah seiring dengan perubahan produksi atau aktivitas dalam jangka pendek. Sebab biasanya setiap industri memiliki perbedaan biaya tetap yang harus dikeluarkan. Contoh termasuk sewa, gaji karyawan tetap, biaya asuransi tetap, dan lain sebagainya.
  2. Kumpulkan informasi: Selanjutnya, Anda bisa dapatkan data atau dokumen keuangan yang mengidentifikasi biaya-biaya ini. Misalnya, periksa laporan keuangan atau catatan pembayaran. Anda bisa melihat rekapan dari tahun ke tahun atau bulan ke bulan untuk meyakinkan biaya yang harus dikeluarkan memiliki nominal tetap. 
  3. Jumlahkan semua biaya tetap: Terakhir, totalkan semua biaya yang telah diidentifikasi sebagai biaya tetap. Jika Anda memiliki beberapa komponen biaya, jumlahkan semua nilainya. 

Contoh:

Misalkan ada sebuah toko pakaian yang memiliki biaya tetap sebagai berikut setiap bulan:

  • Sewa toko: Rp 5.000.000
  • Gaji karyawan tetap: Rp 3.000.000
  • Biaya listrik dan air tetap: Rp 1.000.000

Maka, total biaya tetap adalah:

Rp 5.000.000 (sewa) + Rp 3.000.000 (gaji) + Rp 1.000.000 (listrik dan air) = Rp 9.000.000

Jadi, biaya tetap toko pakaian ini adalah Rp 9.000.000 per bulan. Ini adalah jumlah uang yang harus dibayar setiap bulan, terlepas dari seberapa banyak pakaian yang mereka jual.

Contoh Fixed Cost dalam Usaha

Contoh fixed cost dalam usaha bisa berbeda-beda, tergantung usaha tersebut berada pada industri apa. Berikut contoh fixed cost pada berbagai jenis usaha.

  1. Usaha produksi sarung tangan. Fixed cost yang harus dikeluarkan adalah sewa tempat, biaya penyusutan mesin, biaya listrik dan air dan lain sebagainya.
  2. Usaha salon kecantikan. Berbeda dengan biaya tetap usaha produksi sarung tangan, usaha salon memiliki biaya tetap tambahan seperti biaya asuransi tetap, biaya pengolahan limbah kecantikan dan biaya produk atau perlengkapan salon. 
  3. Usaha pengisian galon isi ulang. Contoh terakhir adalah usaha pengisian galon isi ulang. Usaha ini membutuhkan biaya tetap berupa gaji karyawan, biaya utilitas, biaya perizinan, dan biaya untuk sewa tempat yang digunakan untuk menjalankan usaha.

Nah, berikut di atas merupakan pengertian, jenis, contoh fixed cost yang wajib Anda tahu. Kini Anda tidak lagi bingung untuk menentukan biaya tetap per produk jadi mudah menentukan minimal pembelian. Yuk segera hitung sekarang!

Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota Ayun

Clean Qurrota A'yun adalah mahasiswa Ekonomi di UPN Veteran Yogyakarta yang senang menulis topik-topik seputar literasi finansial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *